Tiiiiiiiin...
BRAK..
kecelakaan tidak bisa terhindar.
gadis kecil itu mengeratkan pelukannya.
airmata mengucur deras tanpa henti, hatinya merasa sakit dan takut secara bersamaan, melihat keluarganya tidak sadarkan diri.
Qiara berteriak namun hanya bisikan yang keluar.
'Tolong.. ayah, bunda, kakak bangun, buka mata kalian, jangan tinggalin Qia.
Qia janji gak nakal, Qia janji gak cengeng, Qia janji gak rewel, Qia janji akan nurut, Qia janji akan jadi anak baik, Qia janji akan jadi anak yang pintar seperti kata kak Al yang selalu manjain Qia tolong usap lagi kepala Qia, tapi Qia mohon bangun.. bangun..'.
"Ini makam Ayah, Bunda dan kakak kamu".
mereka membawa Qiara melihat makam keluarga nya.
'kalian, benar-benar meninggalkanku sendiri'.
keluarga bahagia yang selama ini ia miliki, kini telah pergi, Qiara hidup seorang diri.
"Aris" pemilik hati juga sebagian hidup Qiara.
namun bagaimana dengan Aris sendiri, apakah sama.
sad/romansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @d.midah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
War Dulu Gak Sih
Qiara turun dari tangga dengan setelan santai memakai celana jins dan kaos putih di padukan dengan jaket senada nengan celana, tentu saja Qiara melihat sekilas outfit Yang di pakai Aris meski sekilas, dan ia mengikuti nya.
'cantik, sangan cantik'.
Aris membuang nafas.
Membuka laci ruang televisi lalu mengambil ikat rambut dan sisir di dalam nya.
"kenapa rambutnya gak di rapih hin, berantakan banget". Aris menyuruh Qiara duduk di sofa.
"gak sempet, ini aja gak sempet dandan udah lewat lima menit". Benar, siapa juga yang menyuruhnya cepat coba.
'gak dandan aja tetep cantik'.
Aris menyisir rambutnya dan mengikat satu di belakang, sangat cocok.
Aris salfok melihat tulang rahang dan leher Qiara yang mulus ia coba mendekat semakin dekat dan.
"udah" tanyanya karna tidak ada pergerakan dari Aris.
"Hem". Aris terkejut lalu menjauhkan dirinya dari Qiara.
Qiara memegang kepalanya memeriksa rambut yang telah terikat rapi disisi kiri ada kepang kecil yang di pakai simpul ikat Rambut nya, sangat lucu Qiara suka.
Aris keluar rumah, sudah ada taxi menunggu di depan.
"Aris tunggu".
teriak Qiara, lagi-lagi ia di tinggal.
Qiara pun berlari mengejar, lalu menaiki taxi tanpa banyak tanya.
Melihat jendela, jalanan tidak terlalu padat karna jam kerja.
"kita mau kemana". Tanya Qiara karna mulai bosan.
"Rumah sakit". Jawab nya sambil memainkan ponsel.
"Siapa yang sakit, kamu sakit, yang waktu itu masih sakit". Qiara mulai khawatir.
"Bukan, katanya dia keluar rumahsakit hari ini". Aris tidak mengatakan siapa orangnya pun Qiara pasti sudah tau orangnya yang ia maksud.
Qiara pun mengangguk.
namun tiba-tiba Aris menghentikan taxi itu.
"pak berhenti, kita ikuti motor-motor itu". Qiara merasa heran karna belum sampai rumah sakit. Aris malah mengubah tujuan.
Ia mengubah arah pandang, ia melihat beberapa pengendara motor memakai jaket hitam melaju dengan kecepatan lumayan tinggi.
"mereka siap". sepertinya tidak asing.
"teman-temannya max". Mata Aris masih melihat ke depan.
"mereka berbelok pak". Pak sopir pun mengikuti arahan.
suasana makin sepi hanya terlihat beberapa pohon tanpa bangunan.
"berhenti pak". Mobil pun berhenti.
"Qia sebaiknya kamu pulang". Aris membuka pintu mobil, tapi Qiara menahan tangan nya.
"ikut". Qiara tidak ingin pulang sendiri.
"bahaya Qia". Qiara melihat kedepan, sepertinya bukan hanya teman-teman max yang berada di sana.
'apa mereka akan berkelahi'.
"aku tetep ikut". Tanpa menunggu jawaban dari Aris Qiara langsung menuruni mobil.
Membuat Aris membuang nafas kasar.
'hah jika sudah begini sifat kerasa kepala Qiara tidak akan pernah mau kalah'. Aris pasrah dan membayar ongkos taxi, ia pun mengikuti Qiara.
"hahaha lihatlah kakinya saja pincang, pasti tidak akan lama, kalian bersiap lah". Aris mendengar perkataan itu, melihat kaki max yang masih memakai jangka.
Tidak lama keributan pun terdengar perkelahian tidak bisa di hindari, mereka semua adu tinju, saling menyerang dan memukul.
'sial'. Bahkan Qiara di depan sana sudah mulai menghajar tanpa ampun pihak lawan.
Siapa yang menyangka di tengah perkelahian motor berdatangan, ternyata mereka Radit dan Atala.
tidak tau juga kapan datangnya fajar, ia sudah mulai menghajar saja.
"Apa Lo bilang SMA Rubi lemah". Qiara tidak terima, Kakinya menendang, tangan nya memukul, sikunya menghantam punggung lawan sekaligus.
Qiara pernah bilang kan jika emosi harus di saluran dengan sesuatu yang bermanfaat.
Untunglah rasa kesal dan jengkel nya pada Aris waktu itu bisa ia keluarkan sekarang.
"Sial darimana wanita ini datang". Teriak lawan kewalahan.
Aris malah terkekeh di buatnya. 'jangan remehkan Qiara yang sedang mode serius'
Aris memukul musuh sampai tersungkur lalu ia menghajarnya.
Qiara melompat menumpukan punggungnya dengan punggung Aris menendang orang yang berniat memukul Aris tanpa Aris sadari.
"dia seperti wanita gila". Qiara mendengarnya tapi membiarkan nya Kana tau dia di pihak yang sama.
"Qiara awas". Balok kayu terbang mengarah tepat pada Qiara.
syukurlah max menahannya dengan tongkat jangka milik nya.
Qiara menghajar orang yang melempar balok.
Perkelahian cukup memakan waktu tapi syukurlah mereka di pukul mundur.
mereka lari terbirit-birit mengendarai motor mereka.
"mereka siapa". Qiara mengibaskan tangan nya yang lumayan sakit karna beberapa kali bogem mentah ia layangkan.
Aris langsung melihat tangan Qiara lalu meniup nya berharap rasa sakitnya sedikit menghilang
"mereka dari SMA merdeka, mereka gak terima karna gak juara satu". Qiara melotot mendengar penuturan Atala.
"enak saja, otak mereka aja yang gak mampu kenapa malah nyalahin sekolah kita". Qiara berapi-api.
"bukan hanya karna itu, dari dulu mereka memang memusuhi sekolah kita, merasa tersaingi dan kalah hanya alasan, intinya mereka tidak suka sekolah kita". Terang Radit.
"dan lagi setelah mereka tau max tumbang dan dirawat di rumah sakit, mereka merasa punya kesempatan mengalahkan kita, jadi mereka menantang buat war". tambah Roy.
"mereka Cemen, tau musuh lemah main hajar aja". Mereka malah terkekeh mendengar perkataan Qiara.
"heh cewek gila darimana Lo Dateng". Celetuk salah satu teman max.
Siapa sangka ia langsung mendapat tatapan tajam bahkan kepalanya kena pukul dari teman-temannya yang lain.
Mereka menutup mulut anak itu, ia langsung melihat sekeliling ternyata jika tidak di tahan ia yakin akan babak belur meliat mata bosnya yang berkilat marah dan lihatlah beberapa orang juga menatapnya lebih tajam. Kalian tau kan orangnya.
ia langsung ciut di buatnya.
"maksudnya kamu sangat hebat". Ia mengangkat dua jempol nya yang bergetar.
"gak sangka ternyata kamu jago juga". Radit mendekati tangannya terulur menuju kepala Qiara, namun langsung di tepos Aris.
"kita kumpul di markas dulu, obatin luka kalian". Ajak max yang di angguki Mereka semua.
Qiara di bonceng Aris memakai motor fajar, fajar sendiri numpang motor orang.
"wah, beneran ini markas kalian". Qiara terlihat antusias mengelilingi setiap sudut ruangan.
Yang lain tengah saling mengobati.
"Mau lihat-lihat yang lain disini juga ada kamarnya loh". Ajak teman-teman max tanpa canggung.
"JANGAN". Teriakan itu berasal dari, Max - Aris - Radit - Atala dan fajar.
setelahnya mereka saling lempar pandang.
Qiara mengambil minuman dari chiller "ini boleh kan". Tanya-nya di angguki max ia mengambil satu botol lalu meminumnya, ia duduk di samping Aris.
Aris mengambil minuman Qiara lalu meminumnya.
"tapi darimana dia tau Lo lagi di rawat". Tanya Radit .
"padahal waktu itu yang tau cuma kita-kita". Kata Atala.
"gak mungkin juga anak sekolah kita berani bocorin". Tambah fajar.
Qiara mengangkat tangan.
"katanya mereka tau dari aku deh". Qiara mengingat pembicaraan nya dengan Viola waktu di hotel.
mau revisi malah gak mut, jadi di biarin dulu aja🙈🙈🤭