NovelToon NovelToon
Diantara Cinta Dan Dosa

Diantara Cinta Dan Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:16.2k
Nilai: 5
Nama Author: Jesslyn Kim

Masih saling sayang, masih saling cinta, namun terpaksa harus berpisah karena ego dan desakan dari orang tua. Ternyata, kata cinta yang sering terucap menjadi sia-sia, tak mampu menahan badai perceraian yang menghantam keras.

‎Apalagi kehadiran Elana, buah hati mereka seolah menjadi pengikat hati yang kuat, membuat mereka tidak bisa saling melepaskan.

‎Dan di tengah badai itu, Elvano harus menghadapi perjodohan yang diatur oleh orang tuanya, ancaman bagi cinta mereka yang masih membara.

‎Akankah cinta Lavanya dan Elvano bersatu kembali? Ataukah ego dan desakan orang tua akan memisahkan mereka dan merelakan perasaan cinta mereka terkubur selamanya?


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jesslyn Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyesalan

Rasa kehilangannya juga di rasakan oleh Bella, wanita itu begitu merindukan Vano. Dua minggu sudah Vano menghilang tanpa kabar. Membuat dirinya sedih dan kesehatannya menurun.

"Bella, kamu tidak mau periksa ke dokter? Bukannya hari ini jadwal kontrol?" Ucap mama Citra yang khawatir pada Bella, setelah kepergian Vano, wanita itu menemani Bella di rumah.

"Bella hampir lupa Ma, Bella bersiap dulu," Bella pun beranjak, hendak berganti pakaian.

"Mama hubungi mama Erika ya?"

Bella hanya mengangguk, menyetujui apa yang di usulkan mama Citra.

Mereka pun pergi ke rumah sakit.

"Bagaimana Dok?" Mama Erika dan Mama Citra seolah tak sabar mendengarkan penjelasan dokter.

"Selamat ya Bu, sekarang janinnya sudah terlihat jelas. Anda bisa melihat di sini," Dokter itu menunjuk monitor di depannya.

Mama Erika dan Mama Citra nampak terharu, Sementara Bella hanya diam tanpa ekspresi.

"Bella apa ada masalah?" tanya mama Erika yang khawatir melihat Bella.

"Bella hanya merindukan kak Vano, Ma." Ucap Bella sendu.

"Mama mewakili Vano meminta maaf sama kamu, Mama janji akan segera menemukan Vano." Mama Erika meyakinkan.

-

-

Setelah merasa dirinya sedikit lebih tenang, Vano memutuskan untuk pulang. Ia tak bisa terus menghindar. Masalah tidak akan selesai jika ia terus bersembunyi.

"Vano kemana saja kamu?" bagaimanapun mama Erika tetap khawatir pada Vano. Ia merasa lega melihat Vano pulang ke rumah utama.

Vano hanya diam, ia begitu malas menjawab pertanyaan mama Erika.

"Vano, Bella begitu mencemaskanmu, Dia sudah melakukan pemeriksaan ulang, dan hasilnya Bella benar-benar hamil." Mama Erika antusias menceritakan kehamilan Bella.

"Sudah Ma, jangan terburu-buru," Pak Dharma mencoba menegur, tak ingin istrinya melakukan lagi kesalahan.

"Mama tenang saja, Vano akan bertanggung jawab dengan kehamilan Bella." Ucap Vano kemudian.

"Mama percaya, kamu pasti akan berubah setelah Bella hamil. Anak itu memang membawa keberuntungan." Mama Erika senang mendengar jawaban Vano.

"Tapi dengan syarat,"

"Apa itu?"

"Mama tidak boleh ikut campur apapun urusan Vano dan Bella. Terutama mengenai Elana. Sekali saja mama sentuh Elana, Vano juga tidak akan segan-segan lagi menceraikan Bella saat ini juga." Ucap Vano tegas.

Meski sempat ingin menolak, akhirnya mama Erika menyetujui. Ia yakin Vano juga akan menyayangi janin yang ada di dalam perut Bella, sama seperti menyayangi Elana.

"Baiklah.. Ya sudah sekarang kamu lebih baik pulang ke rumah Bella,"

Sebelum menemui Bella, tentu saja orang yang ingin Vano temui ialah Elana dan juga Vanya. Vano beberapa kali menekan bell apartemen, namun tidak ada jawaban dari dalam. Padahal ini hari libur, apa mereka sedang pergi ke luar?

Vano pun mencoba menghubungi Vanya, namun tidak ada jawaban. Cukup lama Vano menunggu di depan Apartemen.

"Papi...." Elana yang baru keluar dari lift segera berlari menghampiri Vano. Gadis itu seolah mencurahkan rindu setelah sekian lama tidak bertemu.

"Vano, kau membuat semua orang khawatir," ucap Vanya dengan nada sedikit kesal.

"Apa kamu juga khawatir?"

"Tidak," jawab Vanya acuh kemudian masuk ke dalam unit.

"Elana sama Mami dari mana?" tanya Vano kemudian.

"Dari supermarket, beli buah dan sayur,"

Mereka pun masuk ke dalam unit. Vano dan Elana berbincang-bincang melepas rindu, sedangkan Vanya lebih memilih membereskan belanjaannya di dapur.

Tak berselang lama Vano menyusul Vanya ke dapur. "Aku minta maaf soal kemarin," ucapnya tulus.

"Aku harap kedepannya tidak ada lagi kejadian seperti ini," Vanya seolah kecewa dengan sikap Vano.

"Aku janji,"

"Elana mengalami trauma, dan sekarang sedang menjalani terapi dengan psikolog anak."

"Apa?! Separah itu?" Kini Vano merasa bersalah karena telah pergi dan bahkan tidak menemani Elana saat masa sulitnya

"Kamu tidak seperti Vano yang ku kenal. Dulu, sebesar apapun masalahnya kamu hadapi, kamu tak pernah pergi ataupun menghindar. Tapi kini mengapa kamu berbeda?" Vanya sedikit kecewa dengan keputusan Vano.

"Itu semua karena ada kamu di sisiku, Vanya. Kamu yang selalu menguatkanku. Aku selalu punya keberanian saat kamu di sisiku, tapi sekarang aku sendiri Vanya, kepercayaan diriku telah hilang," ucapan Vano terdengar putus asa.

"Tidak, bukan karena aku. Itu karena dirimu sendiri," Vanya meyakinkan.

"Apa benar-benar tidak ada kesempatan lagi untukku?"

Vanya hanya menggeleng, "Perbaikilah hubunganmu dengan Bella, mungkin Bella berbuat seperti itu karena kurang perhatian darimu, apalagi sekarang dia sedang hamil, dia butuh kamu, Vano." Meski hatinya sakit dan sedikit tidak rela tapi Vanya harus mengatakan semua itu demi kebaikan Vano. Apalagi Vanya pernah merasakan sendiri bagaimana sulitnya mejalani masa kehamilan.

"Suatu saat aku akan buktikan, kalau aku memang tak pernah melakukan apapun terhadap Bella. Kamu mau 'kan menerima aku lagi?" Vano bertanya dengan penuh harap.

Vanya hanya diam.

-

-

"Sayang..." Bella memeluk Vano ketika pria itu datang.

"Kamu kemana saja?" tanya Bella khawatir.

"Aku tidak kemana-mana."

"Sayang.. aku sudah melakukan pemeriksaan ulang. Dan sekarang dokter bilang kalau aku benar-benar hamil." Bella meraih tangan Vano dan menempelkan di perutnya.

Tapi entahlah, kenapa seolah tidak ada perasaan senang dalam hati Vano. berbeda saat Vanya hamil dulu.

"Bella, tenang saja aku akan bertanggungjawab atas anak ini."

"Sungguh?"

Vano mengangguk, "Setidaknya sampai anak ini lahir, sambil mengumpulkan bukti-bukti. Setelah itu aku akan tetap menceraikanmu," gumam Vano dalam hati, tapi pria itu tak mengungkapkannya, karena takut mengganggu kesehatan Bella, Bagaimana ia laki-laki yang bertanggungjawab.

"Oh iya dan satu hal lagi, Jangan pernah kamu ganggu Elana lagi,"

"Aku minta maaf soal itu. Sayang... aku khilaf. Aku hanya kesal karena kamu lebih perhatian terhadap Elana juga Vanya. Mulai sekarang kamu harus lebih perhatian sama aku dan juga calon anak kita,"

"Sudahlah kamu lebih baik istirahat, aku akan pergi ke tempat Andre untuk mengurus sesuatu." tak ingin berlama-lama bersama Bella, Vano pun memilih mengurus sesuatu.

-

-

"Apa kau sudah gila, Vano?!" Andre marah sekaligus kesal, setelah sekian lama menghilang, tiba-tiba kini Vano datang untuk memberikan surat pengunduran diri. Andre menarik kerah baju Vano, kemudian melayangkan tinju di wajah pria itu.

"Anggap saja begitu," Vano malah terlihat santai, bahkan tanpa perlawanan.

Andre menghela napas panjang. "Apa Pak Dharmawan sudah tahu?"

"Sebentar lagi beliau akan tahu,"

"Tapi belum tentu setuju 'kan?"

"Aku tidak butuh persetujuan darinya."

Andre mengacak rambut kasar. "Kau benar-benar sudah gila!! Lalu setelah pengangguran apa rencanamu?"

"Tentu saja aku akan merintis kembali karirku, dengan pengalaman yang aku miliki sepertinya tidak sulit untuk mencari pekerjaan."

"Bajingan! kau terlalu percaya diri," umpat Andre kesal.

"Apapun keputusanmu, aku hanya bisa mendoakan yang terbaik," akhirnya Andre pasrah. Ia pun tak bisa terus memaksa.

"Kalau butuh sesuatu, kamu bisa menghubungiku." walau bagaimanapun Andre tak tega membiarkan Vano kesusahan. Apalagi Vano sudah banyak membantunya di masa lalu.

Pak Dharma sangat terkejut dengan keputusan sepihak Vano. Padahal belum lama ia menyerahkan hotel itu pada Vano. pak Dharma pun memanggil Vano untuk bernegosiasi.

"Coba pikiran lagi Vano, papa sudah tua. Tidak bisa lagi berkegiatan seperti dulu. Apalagi dengan penyakit papa ini,"

"Vano sudah memikirkannya Pa.. Vano tidak bisa lagi melanjutkan hotel itu, ada Andre yang bisa papa percaya,"

"Vano, Papa minta maaf selama ini selalu memaksamu. Kini papa menyesal, keluarga kita menjadi kacau seperti ini."

"Sudahlah Pa.. Tidak ada yang perlu di sesali, semua sudah terjadi. Kedepannya, Vano harap Papa lebih bijak dalam menyikapi sesuatu."

Kini Pak Dharma merasa bersalah pada putra sulungnya itu. Dulu ia terlalu keras dan selalu memaksakan kehendak pada Vano. Vano selalu patuh apapun yang di katakan kedua orangtua, walaupun bertentangan dengan hatinya. Ia juga tak segan-segan menghukum bahkan menghajar Vano jika putranya itu tidak menurut.

Vano menjadi pribadi dingin dan tertutup. Namun, semenjak menikah dengan Vanya, hidup Vano perlahan berubah. Vano terlihat lebih banyak tersenyum, ia juga juga terlihat lebih hangat pada orang sekitarnya.

Tapi ternyata, kebahagiaan Vano tak bertahan lama, karena mama Erika terus mendesak Vanya untuk menggugat cerai Vano.

Tak terasa Pak Dharmawan meneteskan airmata nya, mengingat perlakuan buruknya pada Vano di masa lalu.

***

Jangan lupa like dan komen yaaa.....

1
Author.N.
tuh kan bayi itu nungguin lu vanoooooooooooo
Author.N.
kok kesel ya sama vano 😒 baru juga kelar acara dah kabur ke rumah mantan. terlepas dia sayang apa engga sama bella. tapi kan bayi kecil itu anaknya (sebelum DNA keluar) itu adalah anaknya. ga ngehargai bgt dihhh. emosi gw ma vano
Author.N.
eh kenapa kok tanya papi ini 😅
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
lama² stres tuh si Vano karena perbuatannya sendiri.wkwkwk
Author abal-abal: tutorial mempersulit hidup 🤭
total 1 replies
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
syukurlah kalo elana udah mulai lupa tentang celakanya vanya
Q⃟ui𝐧🦋
Kalau itu ternyata anak kandung, kamu mau apa vano 😭
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
buat apa Vano melakukan itu apakah untuk tes DNA
Author.N.
mau tes DNA kah?
Author.N.
bagusss 😍 Welkam baby ganteng
Q⃟ui𝐧🦋
Bisa juga ryuji bikin bertingkah gemes 🤭
Q⃟ui𝐧🦋
Emang udh salah paham 😭
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
biarkan aja si Bella melakukan apapun nanti juga dia akan menyesali perbuatannya
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ini cocoknya dipanggil nenek sihir sii 😂
Alana syafa
Gengsi amat 😋
Author.N.
diihh bahaya ternyata nih cewek. masa mo nyingkirin elana. takutnya malah kebalik, semacam karma dibayar tunai. bukan elana yang tersingkir tapi malah dia
Author.N.
kok kamu kayak kurang semangat gitu sih bang
Q⃟ui𝐧🦋
Sm ryuji lebih fresh rasanya. Soalnya vano darinya awal ga tegas. Punya kesempatan dia sndiri yang buang.
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
mobil lebih terlihat waawww
🏘⃝Aⁿᵘ Yu
si Vanya bodoh... itu si Ryuji faham ada yg tidak rebesssss...
akankah Karina kapur jadi kunci??? nantikan kelanjutannya.........
🏘⃝Aⁿᵘ Yu
apaaaaaah.... kamu meluk Rindu..... lebih baik melul Ryuji..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!