NovelToon NovelToon
Transmigrasi Menuju Kemanusiaan

Transmigrasi Menuju Kemanusiaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi / Psikopat / Cinta pada Pandangan Pertama / Reinkarnasi / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: AgviRa

Seorang psikopat yang ber transmigrasi ke tubuh seorang gadis, dan apesnya dia merasakan jatuh cinta pada seorang wanita. Ketika dia merasakan cemburu, dia harus mengalami kecelakaan dan merenggut nyawanya. Bagaimana kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8

"Aku tidak peduli dengan rencana kalian," jawab Alice, suaranya tetap dingin dan menakutkan. "Aku tidak akan menikah dengan Bagas, dan itu sudah keputusan akhir." Dengan itu, Alice menatap Anton dengan mata yang tajam dan dingin, seolah-olah menantang siapa pun yang berani melawan keputusannya. Dia juga tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengubah pendiriannya.

"Gila, dia berani-beraninya menyuruhku menikah dengan Bagas? Aku tidak mungkin menikah dengan laki-laki, apalagi dengan Bagas itu. Meskipun aku terkurung dalam tubuh gadis ini, aku tidak akan pernah mau, ogah lah jijay," gerutu Alexander dalam hati dengan penuh kemarahan dan jijik.

Brak!

Anton yang tersulut emosi menggebrak meja makan dengan keras, membuat suara dentuman keras terdengar. Lucy maupun Marina terkejut dengan tindakan Anton, tapi tidak dengan Alice.

"Kamu jangan bersikap kurang ajar, Alice! Berani-beraninya kamu berbicara seperti itu kepada Papa!" bentak Anton dengan nada tinggi dan wajah yang memerah.

"Apa jawabanku kurang jelas? Daripada sibuk menghakimi dan menuntutku, lebih baik atur dulu emosi Anda ini, Papa. Lagi pula bagaimana bisa aku menikah dengan pria yang tidak setia?" tanya Alice dengan tegas dan tetap tenang.

"Alice, apa yang kamu bicarakan?" Anton bertanya dengan suara yang sedikit keras. "Bagas tidak seperti itu, dia adalah pria yang baik dan setia."

Alice menggelengkan kepala, "Aku tahu apa yang aku lihat. Aku tidak bisa dipaksa untuk menikah dengan seseorang yang tidak aku percayai. Aku tahu apa yang terjadi di antara Bagas dan Marina, dan aku tidak bisa memaafkannya."

Anton dan Lucy saling bertukar pandang, tampak terkejut dengan pernyataan Alice.

"Kamu jangan memfitnah Marina, Alice. Pasti ini semua hanya akal-akalanmu saja agar bisa menghindar," sambung Lucy dengan nada yang meninggi dan penuh dengan kemarahan, matanya memancarkan kebencian.

"Kamu tidak punya niat baik, Alice. Kamu hanya ingin membuat kekacauan dan menghancurkan rencana kami." Lucy semakin emosi, suaranya semakin keras dan menuduh, seolah-olah Alice adalah musuh yang harus dihancurkan.

Marina memandang Alice dengan mata yang sedikit gugup, wajahnya memerah karena merasa terkejut dan tidak nyaman dengan pernyataan Alice. Suaranya terdengar sedikit keras dan defensif saat dia bertanya, "Apa yang kamu katakan, Alice? Kenapa kamu membawa-bawa namaku?" Marina mencoba mempertahankan dirinya, namun suaranya terdengar sedikit bergetar, menunjukkan bahwa dia merasa tidak tenang.

Alice memandang Marina dengan mata yang dingin dan tajam, tidak menunjukkan tanda-tanda akan mundur dari pernyataannya. "Aku hanya mengatakan apa yang aku lihat," kata Alice dengan nada yang tegas. "Aku beri saran, sebelum melakukan hal menjijikkan itu, sebaiknya kalian menutup pintu kamar dengan rapat, bagaimana jika orang lain yang melihatnya? Untung saja hanya aku yang melihatnya, bagaimana jika Bi Jumi juga melihatnya?"

Marina memandang Alice dengan mata yang penuh kemarahan dan ketakutan, wajahnya semakin pias karena merasa terancam. Dia tidak tahu bahwa Alice telah melihat kegiatannya dengan Bagas dan mengetahui tentang hubungan gelap mereka.

Dengan suara yang bergetar, Marina mencoba membela diri, "Kamu bicara apa sih, Al?" tanya Marina seolah-olah tidak paham dengan maksud Alice. "Pa, Ma, jangan dengarkan Alice. Itu semua bohong," katanya dengan nada yang memohon dan panik.

Marina duduk dengan tidak nyaman, tangan-tangannya menggenggam erat taplak meja seperti orang yang sedang berusaha menahan diri. "

Aku tidak tahu apa yang Alice maksudkan, tapi aku yakin dia salah paham," lanjut Marina, mencoba mempertahankan dirinya dengan suara yang sedikit lebih keras dan defensif.

Anton memandang Marina dengan mata yang penuh curiga, seolah-olah tidak yakin dengan apa yang dikatakan Marina. Berbeda dengan Lucy, ketika melihat Marina tersudut, dia berusaha menurunkan egonya dan mencoba menengahi, "Mungkin kita bisa membahas ini lebih lanjut nanti. Saat ini, mari kita fokus pada makan malam."

Namun Alice sudah berdiri dari kursinya. "Aku tidak lapar lagi. Aku akan pergi ke kamar," dengan itu, Alice meninggalkan meja makan, meninggalkan suasana yang tegang dan tidak nyaman.

**

Setelah makan malam yang menegangkan, Lucy menyusul Marina ke kamar, dia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Marina dan Bagas. Ketika Lucy memasuki kamar, dia melihat Marina duduk di tempat tidur, wajahnya masih terlihat pucat dan tegang.

"Marina, apa yang terjadi?" Lucy bertanya dengan suara yang lembut, sambil duduk di sebelah Marina. "Apa yang Alice maksudkan dengan perkataannya tadi?"

"Aku tidak tahu, Ma," Marina menjawab dengan suara yang lirih. "Aku tidak tahu apa yang Alice ketahui."

"Marina, kamu harus jujur dengan mama, kamu tidak bisa berbohong dengan mama," kata Lucy dengan suara yang lembut. "Apa yang terjadi antara kamu dan Bagas?"

Marina menundukkan kepala, dia tidak tahu bagaimana cara untuk mengakui perbuatannya. Dia memandang Lucy dengan mata yang berlinang air mata, suaranya terdengar penuh ketakutan. "Ma, aku takut jika Papa tahu, aku harus bagaimana?"

Lucy memandang Marina dengan mata yang penuh kasih sayang, dia ingin membantu Marina mengatasi masalah ini.

"Marina, mama ada di sini untukmu," kata Lucy dengan suara yang lembut. "Mama akan membantu kamu, tapi kamu harus jujur dengan mama."

Marina menarik napas dalam-dalam, dia merasa seperti sedang berada di persimpangan jalan.

"Sebenarnya aku suka dengan Bagas, Ma," Marina mengakui dengan suara yang lirih. "Tapi, Papa sudah menjodohkannya dengan Alice."

Lucy memandang Marina dengan mata yang penuh keterkejutan, dia tidak menyangka bahwa Marina memiliki perasaan seperti itu terhadap Bagas.

"Marina, apa yang kamu lakukan?" Lucy bertanya dengan suara yang lembut, tapi juga penuh kekhawatiran. "Kamu tahu bahwa Bagas akan menikah dengan Alice, kan?"

Marina mengangguk, dia tahu bahwa perbuatannya bisa berdampak besar pada hubungan keluarga mereka.

"Aku tahu, Ma," Marina menjawab dengan suara yang lirih. "Tapi aku tidak bisa menahan perasaanku. Aku cinta dengan Bagas, dan Bagas juga sebenarnya suka denganku."

"Mama akan mencoba berbicara dengan Papa, sayang. Kamu tenang saja." Lucy tidak akan membiarkan anak kesayangannya mengalah karena cinta. Dia akan memperjuangkan apa yang anaknya harapkan.

Marina memandang Lucy dengan mata yang berlinang air mata, dia merasa sedikit lega karena Lucy ada di pihaknya.

"Aku percaya padamu, Ma," kata Marina dengan suara yang lembut. "Aku tahu Mama akan melakukan apa yang terbaik untukku."

Lucy memeluk Marina dengan erat, dia ingin memberikan kekuatan dan dukungan kepada anaknya. "Mama ada di sini untukmu, sayang," kata Lucy dengan suara yang lembut. "Mama tidak akan meninggalkanmu sendirian."

Dengan tekad yang kuat, Lucy siap menghadapi Anton dan memperjuangkan hak-hak Marina, demi kebahagiaan anaknya.

1
Apis
knp aku ngebayanginya peran alex/alice kaya lucinta Luna ya thor 🤣🤣🤣🤣
LOLLIPOP: Hihi...iyakah?🤭
total 1 replies
Apis
jd critanya alex transgender trs transmigrasi ke tubuh alice yg beneran cewe, baru x ini nemu novel peran utamanya lain dari yg lain 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!