Kisah gadis ekstrover bertemu dengan dokter introvert..
Awal pertemuan mereka, sang gadis tidak sengaja melukai dokter itu. Namun siapa sangka, dari insiden itu keduanya semakin dekat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
********
Di kediaman Edo, pria itu tiba di rumahnya sekitar pukul 9 malam.
Setelah membersihkan tubuhnya, ia langsung menuju dapur untuk membuat segelas minuman hangat.
Ketika sedang serius menyiapkan minumannya, tiba tiba ponselnya berdering.
Pria itu langsung tersenyum, karena melihat nama Suina yang muncul di layar ponselnya.
" Hallo! " jawab Edo menuju ruang tengah sambil membawa minumannya.
" Halo dok. " ucap Suina yang tak kalah senang mendengar suara pria itu.
" Kamu di mana? ayah bilang hari ini kalian pulang. " tanya Edo penasaran.
" Aku di rumah kakek. " jawab Suina.
" Terus, kapan kamu akan datang menemui saya? " goda Edo.
" Mm.. aku nggak tau dok, kayaknya untuk sekarang aku belum bisa pulang kerumah. " jawab Suina.
" Memangnya kenapa? " tanya Edo kaget.
" Kakek jatuh, terus pinggangnya sakit. kata dokter kakek belum bisa banyak gerak dulu, makanya aku harus di sini untuk bantuin nenek ngerawat kakek. " jelas Suina.
" Apa kakek sudah pergi kerumah sakit? " tanya Edo kaget.
" Nggak, kakek cuma keklinik yang ada di ujung jalan dekat toko. dia nggak mau kerumah sakit, aku dan nenek udah paksa, tetap aja nggak mau. " jawab Suina.
" Terus, apa ada yang bisa saya bantu? " tanya Edo.
" Mm.. sepertinya nggak ada, kakek juga udah lebih baik. " jawab Suina.
" Baiklah. " ucap Edo mengangguk faham.
" Oh ya, dokter udah pulang belum? takutnya aku ganggu. " tanya Suina tidak enak.
" Udah kok, baru aja. " jawab Edo.
" Terus makan malamnya? " tanya Suina lagi.
" Udah, tadi saya makan di rumah sakit sebelum pulang. " jawab Edo tersenyum senang, karena mendapatkan perhatian dari istrinya itu.
" Oh iya, tadi aku belajar masak bareng nenek. terus minta kakek buat cobain, eh tenyata kakek makan semuanya sampai habis. sepertinya kakek suka dengan masakan aku. " ucap Suina yang mulai bercerita.
" Oh ya? " ucap Edo ikut senang mendengarnya.
" Em! lain kali aku coba masak buat dokter deh. " ucap Suina.
" Baiklah. " jawab Edo senang.
Mendengar jawaban pria itu, langsung membuat Suina kaget.
" Memangnya dokter nggak takut? " tanya Suina penasaran.
" Nggak! saya punya teman dokter yang ahli di bidang pencernaan. " jawab Edo.
Mendengar itu, seketika Suina tertawa lepas.
" Dokter ada ada aja. " ucap Suina.
" Ya udah deh, aku mau lihat kakek dulu. dokter istirahat aja. " ucap Suina yang ingin mengakhiri panggilan mereka.
" Suina! " panggil Edo dengan cepat sebelum gadis itu menutup telponya.
" Hm? " jawab Suina.
" Apa kamu tidak merindukan suamimu? " tanya Edo penasaran.
Suina langsung tersenyum mendengarnya.
" Tentu saja rindu. " jawab Suina malu.
Senyum lebar langsung terlihat di wajah Edo begitu mendengar jawaban istrinya itu.
" Ya udah deh, aku mau lihat kakek dulu. bye! bye! " ucap Suina yang kembali ingin mengakhiri panggilannya.
" Em! bye! bye! " jawab Edo.
Pria itu benar benar terlihat sangat bahagia, jauh dari kehidupanya yang sebelumnya.
Di kediaman kakeknya, Suina tengah bersiap siap untuk tidur. gadis itu memilih tidur di ruang tengah, karena ingin tetap mengawasi sang kakek ketika ia membutuhkan sesuatu.
" Kamu yakin mau tidur di sofa Suina? " tanya neneknya heran.
" Iya nek, Suina udah biasa kok tidur di sofa. lagian ukuran tubuh Suina kan kecil, jadi pas di sofa ini. asal nenek tau, Suina tukang tidur loh, jadi di mana aja bisa tidur. " jawab Suina.
" Sebaiknya di kamar aja, di sini banyak nyambuk. " ucap neneknya.
" Nggak apa apa kok nek, nenek tidur aja. Suina nggak apa apa tidur di sini. " jawab Suina sambil merapikan sofa yang akan menjadi tempat tidurnya.
" Ya udah, tapi kalau kamu merasa tidak nyaman. pindah kekamar aja. " pesan neneknya.
" Iyaa.. nenek tidur aja. " jawab Suina.
Neneknya pun langsung masuk kedalam kamar.
Larut malam sekitar pukul 1 dini hari, sang kakek keluar dari kamarnya untuk melihat keadaan gadis itu.
Sesampainya di ruang tengah, ia melihat Suina sudah tertidur sangat lelap sambil memeluk sebuah buku yang ia baca sebelum tidur.
Kakeknya memperhatikan cucunya itu sejenak, sambil tersenyum.
Kemudian perhalan lahan ia mengambil buku yang ada di pelukan Suina, dan memperbaiki selimut gadis itu.
" Dasar gadis geras kepala. " gumam kakeknya tersenyum.
Kemudian ia berlalu menuju dapur mengambil segelas air.
Pagi menjelang, neneknya kaget karena melihat sudah ada makanan yang tertata rapi di meja makan.
" Kamu yang buat semua ini? " tanya neneknya heran.
" Nggak kok nek, Suina beli. nenek kan tau, Suina nggak bisa masak. " jawab Suina terkekeh.
" Oohh.. " ucap neneknya tertawa.
" Ayo kakek cobain. " ucap Suina sambil meletakan semangkuk bubur di depan sang kakek.
Begitu ingin memakannya, sang kakek kaget karena melihat ada daging lobster di dalam buburnya.
" Bukanya ini lobster? kamu dapat dari mana? " tanya kakeknya kaget.
" Suina beli. " jawab Suina.
" Beli di mana? setau kakek di sini nggak ada yang jualan lobster seperti ini. kalau pun ada, harganya pasti sangat mahal. " ucap kakeknya tidak percaya.
" Nggak apa apa, sekali sekali. " jawab Suina tersenyum.
" Kamu memang boros banget, ngapain beli makanan semahal ini? " ucap kakeknya menggeleng.
" Ya kan biar kakek cepat sehat, jadi harus makan makanan bergizi. " jawab Suina.
" Lebih baik uangnya di tabung untuk keperluanmu, kenapa menghabiskan uang untuk barang semahal ini, memangnya gajimu banyak? " ucap kakeknya heran.
" Iih.. kakek! kakek nggak usah mikirin hal itu, Suina punya seseorang yang bisa membiayai kebutuhan Suina kok. " jawab Suina.
" Siapa? ayahmu? " tanya kakeknya penasaran.
" Atau jangan jangan dokter yang kau katakan sebagai pacarmu itu? " lanjutnya menebak.
" Kok kakek tau? " jawab Suina tertawa.
" Itu lebih buruk dari yang kakek duga, kalian bahkan belum menikah tapi kamu sudah menghabiskan uang pria itu. " ucap kakeknya heran.
" Memangnya kenapa? lagian dia nggak keberatan, uangnya Suina habiskan. " jawab Suina menahan tawanya.
" Udah.. kakek nggak usah cemasin hal itu, yang penting sekarang kakek harus sehat dulu dan makan makanan yang bergizi. " lanjut Suina.
" Huuff.. dasar anak nakal. " ucap kakeknya menggeleng heran.
" Oh ya, Suina ambil obat kakek dulu. biar setelah makan bisa langsung minum obatnya. " ucap Suina yang langsung beranjak menuju kamar kakeknya.
Tidak berselang lama, Edo datang karena ingin melihat istrinya itu.
" Pak! ada yang datang nih. " ucap sang istri yang datang bersama Edo.
" Selamat pagi kek! " sapa Edo sopan.
" Eh! pagi dok, silahkan duduk. " jawab kakeknya yang senang melihat pria itu datang.
" Kau pasti belum sarapan kan? " tanya kakeknya.
" Belum kek. " jawab Edo tersenyum.
" Ya udah sarapan barang aja. " ajak kakeknya.
" Sebenarnya Edo kesini mau ketemu Suina. " ucap Edo.
" Dia lagi di kamar, pergi ambil obat kakek. " jawab sang nenek.
Dan benar saja, tidak berselang lama gadis itu datang.
" Eh! dok! " ucap Suina kaget melihat pria itu sudah berada di sini.
Edo langsung tersenyum senang melihatnya.
" Ambilkan sarapan untuk pacarmu. " ucap kakeknya.
" Em! " jawab Suina tersenyum kemudian langsung menuju dapur mengambil semangkuk bubur untu Edo.
" Oh ya dok, kakek benar benar minta maaf. karena anak nakal itu sering menghabiskan uangmu. pasti kamu merasa kesulitan kan mengatasinya? " ucap kakeknya tiba tiba.
" Hah? " ucap Edo yang langsung kaget mendengarnya.
Medengar itu, dengan cepat Suina menatap Edo sambil memberikan isyarat.
Pri itu pun langsung mengerti maksud Suina.
" Oh! nggak kok kek, Edo nggak merasa kesulitan sama sekali. " jawab Edo.
" Terima kasih dok, oh ya ini buburnya. dokter harus sarapan, biar punya tenaga untuk kerja. " ucap Suina sambil meletakan mangkuk bubur itu di depan Edo.
" Sekalian omelin kakek yang tidak mau berobat kerumah sakit. " lanjut Suina sambil menatap kakeknya.
" Apa? omelin siapa? " ucap kakeknya kesal.
" Lihat tuh dok, kakek ini benar benar sangat keras kepala. " ucap Suina tersenyum jahil.
" Nggak! kakek nggak bakalan kerumah sakit, lagian pinggang kakek juga sudah lebih baik. " jawabnya kekeh.
Sementara Edo hanya bisa tersenyum melihat perdebatan mereka yang tidak ada habis habisnya setiap kali bertemu.
Setelah sarapan, Suina langsung memaksa kakeknya untuk kerumah sakit.
Dengan di bantu Edo, ia terus memaksanya agar masuk kedalam mobil.
" Ayo dong kek, kakek jangan keras kepala. ini kan demi kesehatan kakek juga. " ucap Suina memohon.
" Kakek baik baik saja, ngapain harus kerumah sakit. " jawabnya keras kepala.
" Dok! coba dokter lihat, kondisi kakek sudah lebih baik dari sebelumnya, jadi untuk apa kerumah sakit. " ucapnya pada Edo.
" Edo tau kek, tapi setidanya kakek harus melakukan rontgen untuk memastikannya secara langsung. " jawab Edo yang memberi penjelasan.
" Tuh kek, dengerin! ini dokter langsung loh yang ngomong, jadi kita kerumah sakit sekarang. " ajak Suina lagi.
" Nggak sia sia cucu kakek ini punya pacar dokter kan, jadi sekalian Suina bisa pamer. " ucap Suina tersenyum bangga.
" Sstt.. dasar! " ucap kakeknya kesal.
" Edo akan dampingin kakek selama di rumah sakit, jadi kakek tenang aja. " ucap Edo.
" Yuk! yuk! kelamaan mikir keburu subuh. " ajak Suina yang langsung menarik tangan kakeknya untuk masuk kedalam mobil.
Setelah berhasil membuat kakeknya itu masu kedalam mobil, Edo pun langsung melaju menuju rumah sakit.
###NEXT###
Salam Hangat Dari Penuliss...