NovelToon NovelToon
Kasih Terlarang Sang Hostess

Kasih Terlarang Sang Hostess

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Single Mom / Crazy Rich/Konglomerat / Nikah Kontrak / Balas Dendam / Playboy
Popularitas:871
Nilai: 5
Nama Author: Wulan_Author

Alma Seravina, seorang ibu tunggal yang bekerja sebagai Hostess di sebuah klub malam, harus menghadapi pandangan merendahkan dari masyarakat sekitarnya. Pekerjaannya yang unik, yang memerlukan dia untuk bekerja di malam hari, sering kali disalahpahami sebagai pekerjaan yang tidak pantas. Namun, Alma tetap mempertahankan pekerjaannya untuk membesarkan anak satu-satunya. Meskipun pandangan masyarakat membebani dirinya, Alma tidak pernah menyerah sedikitpun apalagi setelah mengetahui kondisi anaknya yang sedang sakit parah.

Di tengah kebingungan, tiba-tiba saja seorang pemuda yang usianya jauh di bawah Alma memasuki kehidupannya untuk balas dendam atas kematian tunangannya yang berkaitan dengannya. Namun, bukannya berhasil membalaskan dendam, Gevan justru malah terjebak nikah dengan Alma.

"Ayo menikah dan tandatangani kontrak ini!"

Alma tersenyum remeh, "Apa kamu bercanda? Aku tidak pantas jadi istri kamu, aku lebih pantas jadi kakak atau Tante kamu!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulan_Author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernikahan berujung Dicampakkan

Dekorasi mewah dengan taburan bunga menghiasi sebuah gedung yang akan menjadi tempat berlangsungnya pernikahan yang hanya ingin dilakukan sekali seumur hidup oleh setiap pasangan. Namun, momen sakral yang seharusnya menjadi momen bahagia itu, justru terasa hampa untuk Alma yang hendak melangsungkan pernikahannya hari ini.

Di dalam kamar yang dipenuhi bunga-bunga segar, Alma mematut dirinya di depan cermin dengan balutan gaun berwarna putih yang ketat membentuk lekuk tubuhnya yang indah membuat wanita itu terlihat anggun dan menawan.

Alma mengatur nafasnya mencoba untuk menenangkan dirinya yang kini sangat tegang.

Terdengar suara derit pintu yang terbuka dari luar.

"Al, apa kamu sudah siap?" tanya Pak Bayu.

Alma menatap Pak Bayu dengan tatapan sendu, "Sebenarnya Alma takut, Pak," ucapnya.

Pak Bayu mendekat lalu mengusap pundak Alma dengan lembut.

"Momen ini sudah lama Bapak tunggu, Al. Ini adalah keputusan kamu, jika kamu masih ragu dan ingin berhenti saja, bapak akan mendukung apa pun keputusan kamu," ucap Pak Bayu.

Melihat senyuman yang tulus dan hangat dari sang ayah yang selalu mendukungnya, membuat Alma tidak tega jika ingin mundur begitu saja dari pernikahannya ini. Apalagi saat ini Alma tidak mempunyai pilihan lain selain menerima tawaran Gevan.

"Jangan khawatir Pak, Alma hanya sedikit tegang, Alma tidak akan mundur," sahut Alma sambil tersenyum.

Suasana mulai mencair, hati Alma yang sejak tadi berdebar kencang perlahan-lahan mulai tenang. Terdengar suara pintu di ketuk dari luar, membuat Alma dan Pak Bayu menoleh ke arah pintu secara bersamaan.

Laki-laki yang berdiri di depan sana membuat jantung Alma kembali berdebar kencang padahal beberapa menit yang lalu mulai tenang.

"Sedang apa kamu disini? Kamu seharusnya tidak boleh berada disini sebelum acaranya berlangsung," tegur Pak Bayu.

"Maaf jika saya mengganggu, tapi apa boleh saya bicara sebentar dengan Alma?" tanya Gevan yang sudah siap dengan pakaian rapinya.

Alma mengusap lengan Pak Bayu dengan lembut, "Tidak apa-apa Pak, kita akan bicara sebentar. Bapak tunggu di luar sebentar, ya."

Sebenarnya Pak Bayu sangat keberatan, tetapi jika Alma memaksa apa boleh buat.

"Baiklah, tetapi hanya sebentar. Kalian tidak boleh berbincang terlalu lama sebelum akad dimulai atau pernikahan kalian akan selalu dalam bahaya!" tegas Pak Bayu.

Alma dan Gevan mengangguk setuju.

Pak Bayu keluar dari dalam ruangan, begitu pun dengan beberapa mua yang masih memoles wajah Alma yang belum selesai.

"Ini perjanjian yang akan kita sepakati," ucap Gevan sambil memberikan map berwarna hitam kepada Alma.

Alma mengambil map itu lalu membacanya dengan seksama. Semua perjanjian yang Alma minta juga sudah tertulis di sana, namun ada satu persyaratan yang Alma tidak mengerti.

"Bukankah pernikahan ini hanya satu tahun?" tanya Alma.

Gevan mengangguk, "Iya, lalu?"

"Tapi kenapa di sini tidak tercantum berapa lama pernikahan ini akan berlangsung dan persyaratan macam apa ini?"

Gevan mengintip map yang disodorkan Alma, "Oh itu, sesuai permintaan yang sudah kamu ajukan bahwa kamu tidak akan mendapatkan kekangan dari ku tapi satu hal yang harus kamu taati, yaitu kamu tidak boleh meminta keadilan dariku!" ucap Gevan.

Alma mengerutkan keningnya karena tidak mengerti dengan ucapan Gevan.

"Maksud kamu apa? Apa aku akan diperlakukan buruk sehingga aku tidak boleh meminta keadilan? Lucu sekali!" gerutu Alma sambil tersenyum.

"Tandatangani saja perjanjian itu lalu kita akan memulainya setelah pernikahan ini!"

Alma menatap wajah Gevan yang terlihat sangat menakutkan, sisi lain dari Gevan yang baru Alma lihat hari ini membuatnya merasa aneh.

Alma menjentikan pulpennya, "Alma Seravina."

Kemudian wanita itu memberikan pensil dan map kepada Gevan. Namun, Gevan masih menatapnya dengan tatapan tajam.

"Ada hal yang tidak tercantum di sana, kenapa kamu tidak penasaran?"

"Apa itu?"

"Aku tidak menulis bahwa kita tidak boleh bersentuhan atau pun semacamnya, apa kamu berharap aku akan melakukan hal lebih kepadamu?"

Alma tersenyum geli, "Apa kamu berharap kita bermain drama seperti yang ada di film romantis? Membuat perjanjian agar tidak bersentuhan lalu kita melanggar dan jatuh cinta?" guraunya sambil tertawa terbahak-bahak.

"Kamu terlalu yakin kamu tidak akan jatuh cinta kepadaku!" cetus Gevan.

"Ini bukan drama, dan kita juga sudah dewasa. Jika kita ingin melakukannya kenapa tidak? setelah ini kita adalah pasangan yang sah, dan aku akan memperlakukan kamu seperti sugar baby ku," ucap Alma sambil mencengkram dasi Gevan dengan kuat.

Wajah Gevan memerah, nafasnya pun tak beraturan.

"Benar! Ini bukan drama," ucapnya.

Pandangan Alma berubah, entah mengapa wajah Gevan terlihat seperti familiar untuknya. Mengapa Alma baru sadar saat ini?

"Apa sebelumnya kita pernah bertemu?"

Pertanyaan Alma membuat jantung Gevan berdegup dengan kencang. Apa mungkin Alma mengenalinya?

"Maksud kamu apa?"

"Wajah kamu .... sangat tidak asing bagiku," lirih Alma.

Gevan langsung menepis lengan Alma dan langsung pergi dari ruangan itu setelah menandatangani perjanjian yang sudah mereka sepakati itu. Entah mengapa, perasaan Alma kini semakin tak nyaman, apa langkahnya mengambil keputusan ini sudah benar?

"Pengantin pria memasuki ruangan"

Suara MC terdengar jelas dari luar, kini tibalah saatnya untuk Alma memasuki ruangan.

Perlahan-lahan Alma dan Pak Bayu berjalan menyusuri lorong menuju altar lalu disambut hangat oleh tepukan dari para tamu.

SATU MINGGU KEMUDIAN...

"Bersihkan meja ini dan cuci semuanya! Pastikan kamu membersihkan makanan itu dengan tanganmu sendiri!"

Alma masih terpaku ditempatnya sambil sesekali melirik ke arah sekitarnya. Di sana banyak sekali pelayan yang sedang berdiri mengelilingi setiap meja, mereka hanya menunduk tanpa berkedip sama sekali. Lalu, di depan sana ada Nyonya Wisma bersama tamu yang setiap hari menemaninya pagi maupun malam hari.

"Setelah ini apa boleh aku bertemu dengan anakku?"

Nyonya Wisma tertawa renyah, "Apa kamu tidak dengar dengan ucapanku tadi? Cuci semuanya dan pastikan semua bersih oleh tanganmu! Jangan pernah bertanya sebelum kamu membereskan apa yang aku suruh!" ucapnya dengan penekanan yang tegas.

Alma hanya terdiam dengan mata berkaca-kaca. Sudah satu Minggu setelah pernikahannya dengan Gevan, tetapi pemuda itu malah menghilang entah kemana dan Alma hanya menjadi santapan renyah di tempat ini.

Semua pelayan pergi meninggalkan meja makan, begitu juga Nyonya Wisma bersama gadis yang selalu bersamanya. Dan Alma, wanita malang itu terus mengikuti perintah ibu mertua yang hanya menganggapnya sebagai sampah tak terlihat.

(Alma mencuci semua piring kotor tanpa henti)

Ceklek

Kenop pintu terbuka dari luar, seseorang baru saja masuk ke dalam rumah. Alma yang mendengar suara langkah dari arah luar langsung bergegas menghampirinya berharap itu adalah laki-laki brengsek yang sudah meninggalkannya begitu saja.

"Laki-laki brengsek! Perjanjian kita adalah.."

Belum rampung Alma meneruskan ucapannya, seketika bibirnya terhenti mengumpat saat melihat sosok familiar yang bukan orang yang dia harapkan berdiri tegak dihadapannya.

"A... Arga?"

Mata Alma melotot sempurna, bibirnya tak bisa berkata-kata, jantungnya berdebar kencang, perasaan antara senang atau sedih yang dia rasa saat ini.

Arga mengamati seluruh tubuh Alma, wajahnya yang pucat serta penampilannya yang berantakan membuat Arga bertanya-tanya, sedang apa Alma di tempatnya dengan penampilan seperti ini?

"Al, sedang apa kamu di sini?" tanya Arga yang tak kalah terkejutnya.

"Bukankah seharusnya aku yang bertanya, sedang apa kamu ada di sini?"

Pertanyaan saling terlontar, keduanya bingung mengapa mereka bertemu di tempat ini dengan cara seperti ini.

"Arga, kamu sudah pulang? Bagaimana kondisi Leona? Apa dia sudah membaik?"

Alma menoleh ke arah Nyonya Wisma dengan tatapan bingung, lalu pandangannya kembali ke arah laki-laki yang pernah menjadi sahabatnya itu.

"Apa ini keluarganya?"

1
Xvoid_99
lanjutt🔥
Wolfmoon: Terima kasih untuk supportnya Kak, selalu dukung aku yaa.. jangan lupa beri saran jika ada yang kurang 🤗❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!