Cincin Hitam itu bukan sembarangan perhiasan.
Cincin itu adalah sebuah kunci bagi seseorang untuk merubah hidupnya dalam waktu yang sangat singkat.
karena cincin itu adalah sebuah kunci untuk mewarisi kekayaan dari seseorang yang teramat kaya.
Dan dari sekian banyak orang yang mencarinya cincin itu malah jatuh pada seorang pemuda yang mana pemuda itu akan jadi ahli waris dari kekayaan yang tidak terhingga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Di Persingkat Saja DPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Transaksi informasi
Di sebuah ruangan yang entah berada di mana lokasinya.
Dalam ruangan yang sangat mewah dan berkelas terlihat ada seorang perempuan yang mana, perempuan yang terlihat di sana adalah perempuan yang sama yang memperhatikanku ketika di kapal.
Pada awalnya ia hanya duduk dengan anggun sambil menyesap secangkir kopi.
Hingga anak buahnya yang sudah pernah terlihat muncul lagi.
"Permisi nona!" Dengan suara yang sopan ia berkata sambil membuka pintu perlahan dan santai.
"Ada apa?!" Langsung di tanya oleh si perempuan dengan santai.
Sungguh.
Gelagat perempuan ini benar-benar anggun bagaikan seorang tuan Putri.
"Nona. Orang yang waktu itu menarik perhatian anda kini muncul di tempat kita untuk mendapatkan informasi!"
"Saya kira ini penting untuk saya laporkan mengingat orang ini cukup menarik perhatian anda!" Si perempuan tersentak sejenak, ia terdiam kemudian meletakkan cangkirnya.
Baru setelah itu ia beranjak bangun dari tempat duduk.
"Maka bawa aku padanya... Tapi sebelum itu bawakan dulu pakaianku yang paling bagus!" Tanpa berkata apa-apa si pelayan langsung melakukan apa yang di inginkan majikannya.
Ia mengambil sebuah gaun dari dalam lemari.
Beberapa saat kemudian ketik aku sudah berada di tempat transaksi aku langsung di tanyai oleh orang yang bertanggung jawab.
Di ruangan yang kosong, pencahayaan remang-remang dan sunyi kami duduk bersama.
Tidak ada banyak orang di sini. Hanya ada aku, Callian, si informan dan dua orang penjaganya yang terlihat tangguh.
"Jadi apa yang anda mau!?" Ia langsung bertanya padaku tanpa basa-basi sama sekali.
"Beritahu aku informasi tentang orang ini!" Langsung aku berikan informasi dasar orang yang aku incar.
Yaitu nama lengkap, umur dan fotonya.
"Hm... Orang ini cukup berpengaruh jadi biayanya tidak akan kecil kalau anda mau informasi tentang orang ini!"
"Katakan saja. Akan aku bayar berapapun!" Pihak lain langsung tersenyum karena aku tidak banyak tawar menawar.
"Baiklah, saya akan...!" Baru juga ia mau mengatakan sesuatu tiba-tiba saja ada orang lain yang masuk ke dalam ruangan.
Ia masuk secara tiba-tiba hingga para penjaga di sini cukup terkejut.
"Hah!?... Nona?!" Mereka langsung berdiri dengan raut wajah yang berubah drastis.
Mereka semua takut dan segan pada orang itu.
Ketika aku lihat orangnya aku cukup terkejut karena ia begitu cantik dan menawan.
Namun yang lebih menarik perhatianku adalah..
Tatapan orang ini langsung tertuju padaku sejak ia masuk ke ruangan, seolah-olah sedari awal dia memang datang untukku.
Tanpa berkata apa-apa ia melewati anak buahnya dan duduk di hadapanku.
"Maaf membuat anda menunggu. Saya sendiri yang akan bertransaksi informasi dengan anda!" Ia tersenyum lembut padaku.
Mataku langsung berkerut.
Senyumnya memang terlihat cukup tulus tapi mana mungkin aku percaya?.
"Apapun itu aku tidak masalah selama yang aku inginkan terpenuhi!" Tanpa basa-basi aku berkata dengan tegas.
Senyuman di wajahnya makin lebar sedikit.
"Tentu saya akan menyediakan informasi...!" Ia mengambil informasi orang yang aku incar.
Alis matanya naik dan ia tampaknya cukup terkejut. "... Saya bisa sediakan informasi orang ini, itu mudah!" Lega aku mendengarnya.
"Hanya saja biayanya akan sangat besar. Dan lagi saya tidak ingin uang dalam transaksi kali ini!" Alis mataku berkerut.
Aku merasa ada yang tidak beres di sini.
"Kalau tidak mau uang lalu anda mau apa!?" Lagi-lagi ia tersenyum. Senyumnya itu makin lama makin misterius.
"Yang saya inginkan cuma satu!"
"Anda bantu saya membunuh seseorang yang punya profesi yang sama seperti anda yaitu seorang pembunuh!" Mataku terbelalak.
Bagiku permintaan itu tidak masuk akal. "Apa!?"
Dan dia pun mulai bercerita. "Saya dulu punya adik tapi meninggal dalam sebuah tragedi terorisme!"
"Atau begitulah yang di laporkan di media!"
"Tapi pada kenyataannya tragedi itu adalah sebuah pembunuhan seseorang dan adikku serta puluhan korban lainnya hanya terseret tanpa tahu apa-apa!"
"Saya mau anda bunuh orang ini dengan tangan anda sendiri kemudian berikan buktinya pada saya!" Aku terdiam.
Bagiku pembicaraan ini mulai tidak masuk akal.
Bisa saja kan kalau aku yang akan lebih di rugikan dalam transaksi ini.
Kalau orang yang di maksud tadi sangat tangguh maka aku yang akan dalam masalah nantinya.
Tapi tiba-tiba saja Callian menyela. "Maaf tuan. Tapi sepertinya kita terpaksa menerima syarat ini karena kita benar-benar butuh!"
"Organisasi kita memang mampu mencari informasi orang terkait tapi mereka sengaja tidak memberikan informasi lebih karena ini juga ujian untuk anda!"
"Dan satu-satunya tempat selain organisasi di mana kita bisa mendapatkan informasi itu hanya di sini, tidak ada tempat lain!" Pilihan ini sulit... Atau sejak awal aku memang tidak punya pilihan.
"Baiklah. Akan bunuh orangnya, tapi aku butuh jaminan untuk perjanjian ini!" Lawan bicaraku langsung tersenyum.
Kemudian dari pintu yang sama tempat si perempuan datang ada orang lain yang muncul.
Dan orang yang muncul itu adalah salah satu mentorku. "Percaya saja padanya Han. Organisasi kita dan perempuan ini telah menjalin hubungan kerja sama cukup lama!"
Di sini aku terdiam sejenak.
"... Baiklah, aku akan pergi!" Setelah pembicaraan berakhir aku langsung bangun dan berkata. "Berikan informasi orangnya padaku. Anda sudah menyelidikinya bukan? Atau jangan bilang saya juga harus menyelidikinya sendiri!"
"Tentu saja tidak!" Ia langsung melambaikan tangannya memberi isyarat pada pelayannya untuk memberikan informasi orang terkait.
Aku di beri sebuah kertas yang mana di kertas tertera jelas informasi yang paling dasar seperti nama dan foto hingga tempat tinggal serta pekerjaan.
Namun yang membuat alis mataku berkerut ialah lokasi tempat orang itu berada.
Ia sekarang sedang berada di Indonesia, daerah yang sangat dekat sekali dengan tempat aku tinggal dulu.
Sejenak aku terdiam.
Kenangan di masa lalu langsung membanjiri diriku dan itu membuat perasaanku campur aduk.
Aku senang bisa kembali ke tempat aku di lahirkan. Mungkin juga aku bisa bertemu keluargaku.
Namun di sisi lain aku juga takut.
Bagaimana nanti kalau aku bertemu kedua orang tuaku?.
Aku takut...
Semua saudara-saudaraku meninggal gara-gara aku yang malah menyimpan cincin itu.
Andai saja aku tolak saja permintaan perempuan membawa masalah itu dan mengabaikan rasa tidak enakan dalam hatiku ketiga saudaraku masih hidup.
"Ada apa!?" Aku tersadar ketika si Perempuan bertanya.
Dan ketika aku sadar wajahnya itu begitu dekat hingga mata kami bertemu secara langsung.
Saking terkejutnya aku sampai mundur satu langkah.
".... Tidak ada. Aku akan selesai ini dalam seminggu jadi pastikan informasi yang aku inginkan sudah siap!" aku balik dana dan pergi.
"Oke!"
Setelah aku pergi si Perempuan dan mentorku berbincang sedikit.
"Bisa aku cari tahu latar belakang anak ini pak tua!?" Si perempuan bertanya.
"Kalau mau bisa aku beritahu sendiri. Hanya saja untuk apa?!"
"Yah... Pemuda ini menarik perhatianku, dia tipeku sekali!" Alis mata mentorku langsung terangkat.
"Omong kosong apa yang kau katakan ini?! Sejak kapan kau jadi gadis normal yang tertarik pada hubungan asmara?!"
Langsung di jawab. "Sejak aku melihat sorot matanya yang penuh dendam!" Tatapannya seketika berubah.
Tatapannya juga di penuhi dendam sama sepertiku.
"... Haahh... Baiklah, akan aku beritahu nanti!" Mentorku langsung pergi sambil melambaikan tangannya.