Tak pernah terbayangkan dengan apa yang saat ini di jalani, bergerak tanpa arah, dan melangkah tanpa tujuan.
Terasa sesak di dalam dada mengingat semua kisah yang sulit untuk di lupakan, Namun terasa sakit saat mencoba untuk menerima semua yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvi Noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 34
Salsa mengepalkan tangannya saat mendengarkan ucapan yang mereka katakan, ia ingin menjadi di lihat orang bahwa dirinya yang benar-benar perduli pada Aidan dan juga putranya, akan tetapi kenyataannya adalah dirinya justru seakan merasa bahwa mereka tahu yang sebenarnya. Dirinya ingin menjatuhkan nama Emily akan tetapi nyatanya dirinya justru merasa tersindir.
Salsa berjalan menuju ke ruangan Aidan, terlihat wajahnya yang saat ini memerah menahan rasa kesal dan juga amarah.
"Ada apa.?" tanya Aidan melihat Salsa yang terlihat kesal.
"Tidak ada kok." jawab Salsa dengan senyuman di sudut bibirnya.
"Ohh iya kak, mau makan siang di kantin apa pulang. ?" tanya Salsa dengan menatap Aidan.
"Mungkin pulang saja. " jawab Aidan dengan kembali fokus pada laptopnya.
"Ohhh kalau gitu aku juga ikut, boleh kan. ?" ucap Salsa dengan melihat Aidan.
"Terserah kamu saja, tapi sebelum itu aku juga mau jemput Berlian di sekolah. " jawab Dokter Aidan.
"Gak masalah, toh aku benar-benar menyukai Berlian." ucap Salsa dengan menatap Aidan.
sedangkan Aidan pun menganggukkan kepalanya.
Senyuman di sudut bibir Salsa terlihat saat menatap Aidan yang menyetujui keinginannya.
Beberapa menit kemudian kini Salsa maupun Aidan telah berada di dalam mobil sembari menunggu Berlian keluar dari kelas. Salsa terlihat menatap luar jendela melihat Berlian yang keluar dari kelas, sedangkan Aidan beberapa kali menatap ponselnya yang masih sunyi dan juga senyap, Wajah yang mulai gelisah dan juga hati yang terlihat seakan tak nyaman dengan apa yang saat ini ia lakukan.
sedangkan Salsa yang melihat Aidan terlihat tak nyaman seketika mengulurkan tangannya menyentuh kaki Aidan. Aidan yang merasakan sentuhan tiba-tiba dari Salsa seketika menoleh menatap Salsa yang saat ini ada di sampingnya.
"Ada apa Kak.? "tanya Salsa dengan menatap Aidan dengan wajah yang terlihat begitu perhatian.
"Hemmm tidak ada, hanya saja melihat jam di ponsel. " ucap Aidan dengan tersenyum.
Salsa yang tahu apa yang di pikirkan oleh Aidan seketika raut wajahnya berubah. Ia tahu bahwa Aidan sedang menunggu kabar dari Emily. Wajah yang tenang nyatanya menyimpan berbagai rencana licik dan juga sebuah harapan yang besar bagi Salsa. kepergian Emily itu yang ia inginkan, dan harapan tak kembalinya Emily adalah impiannya.
...∘₊✧──────✧₊∘...
Merelakan yang telah hilang...
Sesungguhnya telah di ketahui bahwa semua yang di miliki oleh kita hanya lah titipan. Dan kita pun harus sadar bahwa semuanya yang ada pada diri kita hanya lah pinjaman sementara tuk kita nikmati.
Bukan hanya harta akan tetapi orang-orang yang di cintai.
Maka dari itu, janganlah menggenggam sesuatu terlalu lama karna tidak ada yang bisa abadi di dalam hidup kita.
Semua akan terlepas jika waktu itu tiba. Tinggal bagaimana kita bersikap dan bagaimana kita melepaskan ataupun merelakan semua itu dengan lapang dada.
Setiap orang punya ceritanya masing-masing, cerita tentang rumitnya perjalanan yang sedang ia lalui.
Mempunyai kisah tentang bagaimana bertahannya melewati badai kehidupan yang menerpa.
Dan kenyataan membuktikan bahwa pada akhirnya mampu melewati semuanya. Karena di setiap perjalanan akan selalu ada pembelajaran yang menjadi kunci dari langkah yang akan di ambil.
Mungkin ada kalanya kita merasakan letih akan tetapi jadikan rasa letih itu adalah kesempatan untuk tumbuh dan menjadi motivasi tuk kembali melangkah.
