Lin Feng, "Tuan Muda Teoris" dari Klan Lin, adalah bahan tertawaan di Akademi Awan Hijau. Dia jenius strategi, tapi bakat bela dirinya nol besar.
Segalanya berubah drastis saat arwah kakek-kakek telanjang mesum merasuki mata kirinya, memberinya kekuatan cheat [Mata Penjiplak] yang bisa meniru dan menyempurnakan jurus apa pun seketika.
Berbekal otak licik, mata copy-paste super, dan panduan kakek mesum di kepalanya, Lin Feng kini siap mengacak-acak dunia Jianghu. Ini adalah kisah di mana dia mempermalukan para jenius, men- trol/ musuh-musuhnya, dan mengejar tujuan utamanya membangun harem terbesar dalam sejarah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 mengcopy dan menganalisis jurus
Lin Feng berjalan keluar dari paviliunnya, meninggalkan Chun Hua yang berdiri mematung di ruang tamunya, bingung antara cemburu dan... kaget.
"T-Tuan Muda... b-benar-benar... akan ke kelas?" gumamnya tak percaya.
Berita menyebar lebih cepat daripada wabah.
Saat Lin Feng berjalan santai menyusuri jalan utama akademi... bukannya menyelinap ke gerbang belakang untuk kabur ke kedai anggur seperti biasanya... murid-murid yang melihatnya berhenti.
"I-Itu... itu Tuan Muda Lin Feng, kan?"
"Ya Dewa... dia tidak sedang tidur?"
"Dia... berjalan ke arah lapangan latihan?!"
"Lihat! Itu dia! Itu si 'Mata Iblis' yang mematahkan tangan Senior Zhang!"
Lin Feng mengabaikan bisikan-bisikan itu. Dia menikmatinya. Wajah tampannya memasang ekspresi tenang dan mendalam, seolah-olah dia adalah seorang ahli bela diri yang sedang merenungkan makna kehidupan.
"HAHAHA! LIHAT WAJAH MEREKA, NAK!" seru si Kakek di kepalanya. "MEREKA TAKUT! MEREKA TERPESONA! INI BARU NAMANYA REPUTASI! SEKARANG, CARI GADIS! LECEHKAN SESEORANG DI DEPAN UMUM UNTUK MENEGASKAN DOMINASIMU!"
"Aku di sini untuk belajar, Kek," batin Lin Feng. "Belajar... menjiplak lebih banyak jurus."
Dia tiba di area "Latihan Pedang Dasar".
Instruktur Li, seorang pria paruh baya yang kaku dengan kumis tipis yang menyedihkan, sedang mengajar. Dia adalah tipe guru yang sangat patuh pada buku teks dan membenci murid yang tidak disiplin.
Dia sangat membenci Lin Feng.
"Baik, murid-murid. Ingat. Seni pedang adalah soal presisi. Bukan soal... penampilan," kata Instruktur Li, melirik sinis ke arah murid-murid perempuan yang sedang bergosip.
Lalu... dia melihatnya.
Lin Feng. Berdiri di tepi lapangan. Tidak terlambat.
Wik-Wik!
Kumis Instruktur Li berkedut. Ini... sebuah anomali.
"Tuan Muda Lin Feng," kata Instruktur Li, suaranya kering seperti daun mati. "Sebuah kehormatan. Anda akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan kami? Apa Anda salah jalan?"
Beberapa murid tertawa pelan.
Lin Feng hanya tersenyum dengan menawan. "Saya merasa tercerahkan pagi ini, Instruktur Li. Saya pikir, saya tidak boleh melewatkan bimbingan Anda yang berharga."
Di barisan depan, Xiao Ning'er, yang juga ada di kelas itu, mendengar omong kosong itu dan genggamannya pada pedang kayunya menjadi semkain erat. "Cih. dasar pembual."
"Hmph. 'Tercerahkan'," ejek Instruktur Li. "Baik. Ambil pedang kayu dan bergabunglah di barisan belakang. Cobalah untuk tidak... melukai dirimu sendiri."
"Tentu, Instruktur."
Lin Feng dengan santai mengambil pedang kayu. Benda itu masih terasa berat dan aneh di tangannya yang terawat.
"HOOO! SI DADA TERSEMBUNYI ADA DI SANA!" seru si Kakek. "BARIS KETIGA DARI DEPAN! DIA TERLIHAT LEBIH SEKSI SAAT MARAH! DAN LIHAT GADIS DI SEBELAH KANANNYA! BOKONGNYA ADUHAI! BAGUS... NILAINYA 9/10! AYO, NAK! KITA MULAI MEMINDAI!"
"Fokus, Kek. Waktunya bekerja."
"Baik!" teriak Instruktur Li. "Kita ulangi 'Tebasan Vertikal Dasar'! Ini adalah fondasi dari semua jurus pedang! Fokuskan Qi ke bahu, angkat... dan tebas! LIHAT!"
Instruktur Li mempraktikkannya.
SWISH!
Itu adalah tebasan yang... membosankan. Sangat standar. Sangat... biasa.
Tapi Lin Feng... mengaktifkan mata kirinya.
ZZT!
[Menganalisis: Tebasan Vertikal Dasar (Versi Standar Akademi)]
[Kategori: Teknik Mortal, Level Sampah]
[Efisiensi Qi: 35% (Sangat Buruk)]
[Kelemahan Fatal Terdeteksi: 11]
"SAMPAH MACAM APA INI?!" raung si Kakek di kepala Lin Feng. "INI YANG MEREKA AJARKAN?! KAKEK BOTAK WANG JAUH LEBIH BAIK! ORANG INI MENGAJARi ORANG BAGAIMANA CARA UNTUK DIBUNUH! LIHAT ITU! PERGELANGAN TANGANNYA TERLALU KAKU! PERNAPASANNYA SALAH! DIA MEMBIARKAN DADANYA TERBUKA LEBAR SELAMA 0,5 DETIK! MEMALUKAN!"
"Hah," batin Lin Feng. "Sebelas kelemahan. Dicatat."
"BAIK! SEMUANYA! ULANGI!" perintah Instruktur Li.
Para murid mengangkat pedang mereka. "HAAH!"
SWISH! SWISH! SWISH!
Instruktur Li berjalan menyusuri barisan, memarahi murid. "Kakimu terlalu lebar!" "Bahu kaku!" "Kau menebas seperti sedang mengusir lalat!"
Dia akhirnya tiba di barisan belakang. Di depan Lin Feng.
Dia berhenti, senyum sinis sudah terpasang di wajahnya, siap untuk menghina si Tuan Muda Teoris.
"Baik, Tuan Muda yang 'Tercerahkan'," katanya. "Tunjukkan padaku."
Lin Feng mengangkat pedang kayunya.
Dia menarik napas.
Lalu... dia menebas.
Itu adalah tebasan yang... menyedihkan.
Lambat. Sangat lambat. Tidak ada kekuatan sama sekali. Suaranya bahkan bukan SWISH, tapi lebih seperti ...wusss...
Instruktur Li membuka mulutnya. "Hmph. Seperti yang kuduga. Itu adalah..."
Dia berhenti.
Mulutnya tetap terbuka.
Tebasan Lin Feng memang lambat. Sangat lemah. Tubuhnya yang ampas tidak bisa menghasilkan tenaga.
Tapi...
Bentuknya...
Sempurna.
Sudut pergelangan tangannya... tepat. Cara bahunya berotasi... tepat. Pernapasannya... tepat. Itu adalah eksekusi teoretis yang sempurna dari jurus sampah yang baru saja diajarkan.
Itu adalah tebasan paling sempurna dan paling lemah yang pernah Instruktur Li lihat seumur hidupnya.
Instruktur Li menatap Lin Feng dengan bingung. "A-Apa...?"
Lin Feng menurunkan pedangnya, memasang ekspresi polos. "Ada apa, Instruktur? Apa... ada yang salah dengan caraku melakukannya?"
tapi overall, ini cukup bagus👍
untuk kalimat 'haaaah' ini seperti menghela napas kan? harusnya Hoamm, mungkin?🤭
maaf kak sok tau, tapi aku lebih nyaman begitu🙏