NovelToon NovelToon
TOLONG CABUT PAKU DI KEPALA KAMI

TOLONG CABUT PAKU DI KEPALA KAMI

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Hantu / Tumbal
Popularitas:248.7k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“Tolong cabut paku di kepala kami! Tolong! Argh sakit!”
“Tolong aku! Paku ini menusuk otak hingga menembus batang tenggorokan ku! Tolong!”

Laila baru saja dimutasi ke wilayah pelosok. Dia menempati rumah dinas bekas bidan Juleha.

Belum ada dua puluh empat jam, hal aneh sudah menghampiri – membuat bulu kuduk merinding, dan dirinya kesulitan tidur.

Rintihan kesakitan menghantuinya, meminta tolong. Bukan cuma satu suara, tetapi beriringan.

Laila ketakutan, namun rasa penasarannya membumbung tinggi, dan suara itu mengoyak jiwa sosialnya.

Apa yang akan dilakukan oleh Laila? Memilih mengabaikan, atau maju mengungkap tabir misterius?

Siapa sebenarnya sosok bidan Laila?

Tanpa Laila tahu, sesungguhnya sesuatu mengerikan – menantinya di ujung jalan.

***

Instagram Author ~ Li_Cublik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolong : 34

“Nyi Hyang.” Mbah Patmi menunduk, menyapa sosok yang mampu menggetarkan jiwa, aura sang penguasa tak terbantahkan.

Siluet sosok transparan kini menjelma menjadi wanita anggun dengan mahkota tersemat di kepala, dulunya dia seorang permaisuri yang mati diracun oleh selir sang raja.

Visual ~ Nyi Hyang ~

Jiwanya tidak terima, berkelana dari masa kemasa, sampai bertemu dengan Ngatemi yang raganya cocok untuk ditempati. Semua ilmu hitam miliknya diturunkan pada buyutnya Laila, dan sekarang diwariskan kepada cicitnya.

Lewat raga itu pula dia membalaskan dendam, membunuh habis keturunan sang selir hingga tidak bersisa.

“Lenyapkan seluruh ingatan duniawinya – tinggalkan rasa sakit teramat perih terhadap pemberi luka, agar dahaganya hanya bisa terpuaskan kala menghabisi sang tersangka. Dia cuma menumpang diraga, sehingga tak memiliki wewenang ingin menggunakan untuk merajut kembali kisah kasih kepada pemilik hatinya,” suaranya teduh, setiap kosa kata bernada lugas nan tegas, tatapan mata layaknya ujung anak panah.

Mbah Patmi mengangguk paham, lalu menatap arwah sang cucu agar mengucapkan salam perpisahan kepada suaminya, Pramudya.

Wanita cantik itu memandang sendu netra basah pria cinta pertama dan terakhirnya, yang berdiri dengan bahu terkulai layu.

“Nilam pamit, Mas. Jangan merisaukan tentang kami, Naina aman bersama diri ini. Lenyapkan rasa bersalah yang menggerogoti hatimu! Sejatinya kejadian terkutuk itu ulah Damini dan para manusia serakah berhati iblis.” Senyumnya terlihat menenangkan, netra hitam pekat menatap sayu, deraian bening membasahi pipi seputih kapas.

Pramudya maju, pria tangguh itu layaknya seorang kesatria saat senjatanya dilucuti dan ia kalah di medan perang. Kedua tangannya terentang, tapi hanya mampu memeluk angin, sebab wujud sang istri tidak dapat disentuh.

“Setelah dendammu tuntas, damailah di keabadian bersama putri kita, Sayang.”

Anggukan kepala, sebagai tanda persetujuan dan perpisahan. Ruh Nilam berdiri di ujung kaki Laila yang tidak sadarkan diri. Dia siap menghilangkan semua memori bahagia kala bersama sang suami dan neneknya, Mbah Patmi, serta kenangan masa silam.

“Kau pemilik balungan wangi dan darah manis, jiwamu amatlah kuat, dan keinginan untuk tetap hidup di dunia fana ini masih sangat mendominasi. Sehingga membahayakan jiwa asli pemilik raga. Tuntaskanlah dendam mu, setelahnya pergilah tinggalkan wadal yang memberimu tempat sebagai perantara membalas para manusia pemuja iblis itu!” Nyi Hyang bertutur tenang, dia cuma ingin mengamankan keberadaan Laila.

Selain berambisi menghabisi nyawa Suryo dan pengikutnya – jiwa Nilam masih belum ikhlas melepaskan ikatan batin dengan suaminya, masih memiliki keinginan menggebu-gebu untuk dapat terus bersama Pramudya.

Maka dari itu, pelindung sesungguhnya raga Laila – menginginkan penghapusan perasaan tertinggal serta ingatan Nilam. Agar jiwanya tidak berbenturan dengan pemilik asli tubuh yang didiami.

Barisan obor kembali menyala, sinar api memantul pada bebatuan, dan menerangi gua. Bersamaan dengan itu, sosok Nyi Hyang menghilang tersapu kabut tebal.

Mbah Patmi mengulang membaca mantra aksara, bibirnya bergetar cepat, matanya tertutup rapat dan keringat dingin mulai keluar dari pori-pori kening serta pelipis.

Ruh Nilam bergetar layaknya ombak mulai bergejolak, kepingan kenangan satu persatu sirna. Pupil matanya tidak lagi berwarna dua, kini seluruhnya putih. Tak ada tatapan harapan menyimpan sejuta kerinduan, tertinggal hanya sorot bengis dan keinginan membunuh brutal.

Visual ~ Nilam ~

Tubuh Laila mengejang sampai kepalanya terangkat, dan bersamaan dengan itu ruh Nilam tersedot ke dalam raga baru.

Pramudya luruh, kedua tangan mengepal erat, pandangan mengabur terhalang buliran kristal. Dia berusaha ikhlas, melepaskan istrinya agar dapat menuntaskan apa yang tertunda. Usai sudah tugasnya menjaga tulang belulang para orang terkasihnya.

Kini Pramudya dapat menjalankan rencana – mulai meruntuhkan kerajaan bisnis keluarga ayah kandungnya, Suryo.

Selama ini dia menahan diri untuk tidak bergerak secara terang-terangan, terlebih ilmu yang ia miliki seluruhnya dikerahkan demi menjaga wilayah terutama gua agar tidak dapat ditembus oleh ilmu magis Suryo yang berambisi ingin mencuri jasad istrinya.

Laila mulai sadarkan diri, sebelum membuka mata dia meresapi sesuatu yang terasa asing tapi terdeteksi tidak berbahaya bagi raganya. ‘Aku menerimamu, dan akan membantu sebisaku, tapi wajib diingat! Bila engkau ingin mengambil alih tubuh ini harus melalui persetujuanku.’

Aliran darahnya terasa hangat, suara tenang bagai air telaga tak beriak bergumam dalam hati. ‘Terima kasih Laila, akan kuingat keinginanmu ini.’

Ida yang sedari tadi cuma jadi penonton berdiri di tempat tidak terjangkau cahaya obor bersama suaminya – mendekati Laila, membantu wanita baik hati itu untuk duduk. “Bagaimana perasaanmu, pusing ya?”

Tangan Laila bertumpu dilengan Ida. “Aku baik-baik saja, Kak.”

‘Dia kenapa? Sawannya kambuh kah?’ ia tatap heran Pramudya yang duduk bersujud. Bibirnya tersenyum mengejek saat mengetahui kalau si juragan tak lagi bisa membaca kata hatinya, termasuk juga dengan dirinya sendiri.

Kemampuan yang mereka miliki saling memblokir, sehingga apapun gerutuan bahkan caci maki Laila, tidak lagi dapat didengar oleh Pramudya.

Mbah Patmi tersenyum tulus, sorot matanya teduh. "Terima kasih, Laila. Kau sudi berbagi raga dengan cucuku."

Laila membalas dengan anggukan, lalu dia menatap pada lantai di bawah peti kaca, yang mana ada kain mori membungkus kerangka Nilam dan bayinya, Naina.

Kemudian pandangannya beralih pada meja batu di seberangnya, di atas meja bertumpuk anggota tubuh kelima korban yang belum bisa dimakamkan, dikarenakan belum utuh. Masih ada bagian tertinggal di gubuk Mbah Suryo.

Ya, tulang rusuk yang digunakan untuk membangkitkan arwah setiap malam Jumat, bertujuan meneror para pengikut dukun Suryo supaya tidak berani berulah dan diharuskan mengabulkan setiap keinginan tidak masuk akal, yang imbasnya merugikan orang tidak bersalah.

***

Di bawah hutan pinus, bersebelahan dengan padang rumput luas – Pramudya membopong kain berisi bagian dari dua sosok perempuan kesayangannya.

Dengan disaksikan Laila, Ida, Santo, Mbah Patmi, dan Mia beserta ibunya – pria mengenakan kaos serta celana jeans tanpa menggunakan alas kaki itu masuk ke dalam liang lahat. kemudian menyusun papan agar menutup pembungkus kain kafan.

Urugan tanah kembali dimasukkan kedalam lubang. Sepanjang proses pemakaman, Pramudya terus meneteskan air mata. Setiap kenangan indah, manis, hingga pahit kembali terngiang.

Kala dia berhasil mempersunting gadis cantik, anggun, bernama Nilam. Lalu sewaktu istrinya hamil – betapa senangnya mereka menyambut kehidupan baru yang sedang tumbuh di dalam rahim itu.

Taburan bunga mawar dan melati memenuhi gundukan tanah, satu persatu para pelayat yang jumlahnya bisa dihitung jari itu meletakkan setangkai mawar dari memetik di kebun bunga samping rumah juragan Pram.

Selesai sudah prosesi mengebumikan jasad Nilam dan Naina. Para pelayat berjalan beriringan kembali ke rumah kayu.

Setelah dipaksa makan oleh Ida – Astuti dan Mia, bersiap pulang supaya Sopyan tidak curiga. Mereka pun tidak ikut ritual di dalam gua, demi antisipasi agar tidak terendus oleh Iblis.

"Sabarlah sejenak lagi, begitu mereka mati. Aku akan mengobati kalian! Untuk saat ini tak bisa, dikarenakan hal tersebut bisa membongkar rencana kita." Mbah Patmi mengelus lengan istrinya Sopyan, dia memberikan penjelasan sekaligus semangat agar wanita bertubuh lemah ini tak patah arang.

Untuk sementara waktu, cuma pengobatan medis yang tidak terdeteksi oleh Iblis maupun pengikutnya, bila menggunakan kekuatan magis – maka Suryo langsung tahu, terlebih Mia ditiduri sang Hanoman.

"Tak mengapa, Mbah. Dengan Anto sudah diungsikan saja, saya sangat-sangat bersyukur. Lagipula sekarang tubuhku sedikit merasa lebih enakan setelah disuntik bidan Laila." Astuti membalas menggenggam tangan Mbah Patmi.

Selepas kepergian anak dan ibu itu, Mbah Patmi kembali bersuara. "Laila, sudah siapkah dirimu mencuri tulang rusuk para korban di gubuk Suryo?"

.

.

Bersambung.

1
_yuniarti.sherli_
ralat bukan pindah ke pedalaman tapi udah pindah alam 😅😂
Rina Canigo
Hanya satu kata TERBAIK
Hafifah Hafifah
bukan pindah tugas tapi mereka udah mati dibunuh ama si suryo dan komplotannya
Rina Canigo
kaaak ...ini ntah yg ke berapa akun bolak balik lihat Up terbaru,,,,kenapa ngak sabaran aku baca novel kakak
Y.S Meliana
akhir'y stlh maraton baca nyampe jg di part ini kak 😄 horrreeee... bisa minta apdet sesuka hati ini mah, iya kan kak cublik 🤭
Y.S Meliana
sebentar kak cublik, aku tarik napas dulu 🤭. klo baca cerita kak cublik tuh serasa ga napas 😄
isnaini naini
brpa bnyk ya yg sdh jd krbn
Betri Betmawati
pindah alam iyA
isnaini naini
msh meraba raba..ada misteri apa dibalik tmbok rmh juragan pram...
堅監.
baru awal aja udah horor bangt ini mah
Cublik: Terima kasih sudah mampir Kakak 😊
total 1 replies
isnaini naini
br mulai bc sdh merinding thor....
Cublik: Terima kasih sudah berkenan membaca Kak 😊
total 1 replies
Marlina Prasasty
ihhh lagi seru-serunya bersambung
Bun cie
laila cs keren banget buat sedesa heboh👏👍..damini karsa abdul mulai nggak tenang tuh..suryo dimana ya?🤔
Y.S Meliana
nama jin'y unik, jin kamprett 🤣. yg sabar y jin, majikanmu jg unik sm ky kamu, jadi serasi 😄
💜⃞⃟𝓛 ❤️⃟Wᵃf༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
mamous kauu kau kira mampu hadehh blm satu selesai satunya timbul
mampus kauu
Hafifah Hafifah
teror udah dimulai
Hafifah Hafifah
katanya dukun sakti kok punya rasa takut juga ya 🤣🤣🤣
Salim ah
baru awal teror dimulai sudah pada panik teriak2🙄🤔
Mommy'ySnowy 💕
ank siapa itu yg d teror mbak kun? 😱😱😱
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
ini baru permulaan jd nikmatilah pertunjukan berikutnya ya 😏😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!