Istri Tangguh Rasa Pelakor

Sel tahanan kota Paris- 02:Am

"KIMBERLY LIGH,!!!! pekik salah satu tahanan wanita yang satu sel dengan Kim.

"Kau, Kimberly ligh kan? super model terkenal itu,?" tanya wanita itu, yang bernama Lusiana.

"Oh, Tuhan,! ternyata memang itu, kau ….!!! hebohnya lagi di dalam sel itu.

"Aku, tidak menyangka. akan bertemu super model terkenal sepertimu disini. dan lihatlah, … kau begitu cantik terlihat aslinya, jauh beda kalau kau berada di dalam TV-TV. oh, God. apakah aku boleh minta tandatangan mu dan bolehlah aku meminta berfoto bersama.?" Lusiana begitu heboh dan senang, saat model idolanya ada di dekatnya. gadis manis dengan usia sekitaran 23 tahun itu merasa beruntung.

"Oh, kau begitu cantik. dan lihatlah kulitmu, begitu putih dan mulus. dan wangi tubuhmu begitu harum." hebohnya lagi, dia melupakan dirinya ada dimana sekarang.

"Ck! percuma saja dia cantik, terkenal dan pintar, kalau suaminya tergoda wanita lain dan berselingkuh." wanita yang satu sel dengan Kim, yang sejak tadi terdiam itu. menjela ucapan Lusiana.

Sedangkan Kim hanya tersenyum miris. apa yang dikatakan wanita, yang mungkin seumuran dengannya itu benar. percuma dia memiliki segalanya kalau akhir dari kisah cintanya harus di khianati.

"Kau, mengetahuinya ternyata." seru Kim, mengeluarkan suaranya yang sejak tadi terdiam.

"Ck! apa kau lupa nona, … siapa dirimu." ujar wanita itu, yang bernama Laura.

"Aku, yakin seluruh kota Paris sedang heboh, dengan berita tentangmu." sambungnya lagi sambil melihatkan ponselnya pada Kim.

"SEORANG MODEL PAPAN ATAS, KIMBERLY LIGH, TELAH MELAKUKAN KEKERASAN KEPADA SAHABATNYA SENDIRI, CHARLOTTE SIMPSON." Laura membacakan berita di ponselnya dengan suara nyaring, membuat Lusiana merebut ponselnya itu.

Kim hanya tersenyum miring dan hanya menangkapi pemberitaan itu dengan wajah datar dan sikap santai.

"Tapi, sayang wanita itu masih hidup." sela Laura.

" Seharusnya, kau langsung menghabisinya. jadi kau tidak akan rugi berada di sini. dan aku yakin dia pasti sedang tertawa bahagia, karena berhasil memasukkan mu kedalam sel ini. dan jangan lupa juga para saingan mu. mereka pasti sedang berpesta sekarang." Laura terkekeh, dan menatap Kim yang hanya terdiam.

"Aku, sudah ingin menghabisinya. tapi pria brengsek itu menghalangiku. seharusnya aku menghabisinya juga, bukan begitu.?"

"Pasti, dia menghalangi mu." tebak Laura.

Kim hanya mengedikkan bahunya acuh.

Dia lantas merebahkan tubuhnya di ranjang itu.

"Nona, Kim. itu kotor, biarkan aku membersihkannya dulu." Lusiana mencegah Kim, yang ingin merebahkan tubuhnya itu.

"Seharusnya, kau tidak usah melakukan itu. kita sekarang sama. sama-sama tahanan." ujar Kim.

"Aku, tidak habis pikir, dengan tuan Malvin. dia ternyata pria banjingan dan brengsek." maki Lusiana, berapi-api.

"Aku, tidak akan tinggal diam. idolaku diperlakukan tidak adil." ucapnya lagi dengan wajah garang.

"Sabar, nona Kim. aku akan membantumu menghajar wanita sialan itu." Lusiana begitu emosi, saat mendengar cerita Kim.

"Berapa, usiamu.?" Kim menatap gadis di depannya dengan lekat.

"Dua puluh tiga tahun, nona." jawabnya tersenyum manis.

"Kau, gadis yang manis dan juga periang. apa yang kau lakukan, sehingga kau berada disini.?" dengan alis yang terangkat sebelah Kim, bertanya kepada Lusiana.

"Aku, menghabisi ayah tiri ku.!" jawab Lusiana santai.

Kim menajamkan matanya kearah gadis di depannya ini. " Ternyata, kau gadis manis, psikopat juga." ucap Kim sambil terkekeh.

"Aku, hanya membela diri." seru Lusiana.

Kim memicingkan matanya kepada Lusiana dengan wajah yang penasaran.

"Pria, itu ingin memperkosaku." ucap Lusiana sendu.

"Dia, pria brengsek yang sudah aku anggap ayah, tega ingin melecehkan ku di saat ibuku sedang tak berdaya. dia ingin melampiaskan hasratnya padaku. jadi katakanlah, apa aku salah kalau aku menghabisinya? aku hanya membela diri. tapi mereka tidak percaya padaku. mereka malah menganggap aku yang mengodanya dan mereka tega mengatakan aku gadis gila. sungguh miris nasibku." Lusiana menceritakan semua masalahnya pada Kim dengan air mata.

"Apa, yang kau lakukan itu sudah benar. dan aku salut atas keberanianmu. biasa kebanyakan gadis akan menyerah tanpa melakukan perlawanan." Kim menghibur Lusiana dan membawa gadis itu kepelukannya.

"Oh, Tuhan. aku tak menyangka aku akan di peluk olehmu. dan kau memang sangat baik." Lusiana membalas pelukan Kim.

"Kau, sendiri kenapa ada disini.?" kini Kim mengarahkan pandangannya kepada wanita yang memiliki beberapa tato di tubuhnya.

"Aku, menghabisi suamiku." jawabnya santai dan mengupulkan asap rokok keudara. sehingga Kim terbatuk dengan asap rokok Laura.

Laura menawarkan rokok kepada Kim, tapi Kim menolak di gelengan kepala.

"Aku, tidak ingin merusak tubuhku dengan benda, sialan itu." tolak Kim.

"Ck! Laura hanya berdecak.

Sedangkan Lusiana hanya terdiam. mengamati Kim dan Laura bergantian.

"Aku, sudah muak dengannya. jadi aku menghabisinya. dia hanya pria bajingan yang taunya hanya meminta uang dan minum-minuman. dan aku harus bekerja melayani para pria brengsek, seperti suamimu." ucar Laura dan tersenyum sinis pada Kim.

"Aku, sudah lelah. dan aku sudah muak menjadi budak cintanya. aku harus bersabar menghadapi sikapnya, karena aku begitu mencintainya. tapi semenjak dia mengkhianati ku, akupun langsung menghabisinya. dan sekarang aku disini dan aku puas karena aku bisa menghabisi mereka," hahaha."

Laura menceritakan semua kisahnya dengan tawa yang menyedihkan. Karena cintanya kepada suaminya dia harus berkorban menjadi wanita malam. dan suaminya sendiri tega mengkhianati dirinya.

Kim tersenyum getir dan memikirkan nasibnya. ternyata kisahnya tidak ada apa-apanya, dibandingkan dengan kisah Laura dan Lusiana.

Mereka adalah korban para pria brengsek yang tak bertanggung jawab.

Malam ini Kim menghabiskan waktunya di dalam sel, dengan tawa ceria dan bercerita dengan teman barunya itu. Kim merasa terhibur, tidak ada kegalauan di wajahnya ataupun wajah sedih. yang ada wajah puas dan bahagia.