Desi dan Dita, adalah saudara. dan mereka berdua akan menikah di hari yang sama. dan itu semua atas permintaan Dita.
namun, di saat hari pernikahan, pasangan mereka berdua malah diganti oleh kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua calon suami Desi.
sehingga Desi harus pasrah menikah dengan calon suami adiknya yang katanya miskin dan yatim piatu.
dia hanya memiliki satu rumah di seberang jalan, rumah mereka. mereka menikah, karena ulah Dita. tapi, Dita malah bermain licik, dan menuduh Desi bersama dengan kedua orang tuanya, kalau dia bukan seorang gadis lagi. Karena itulah, calon suami Desi beserta keluarganya mau mengganti pengantin wanita.
kalau bagaimanakah kehidupan Desi setelah menikah dengan mantan calon suami adiknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. begitulah dia
sore harinya, seperti yang telah dikatakan oleh Devan, sebelum salat ashar menjelang, Dia sudah pergi ke ladang untuk memanen semua buah semangka untuk dijual. apalagi, tempat langganannya untuk menjual buah semangka itu sudah menghubunginya.
sebelumnya juga dia sudah berpamitan kepada sang istri. sebenarnya jauh dari lubuk hati Desi yang paling dalam, dia juga ingin ikut suaminya untuk memetik dan memanen semangka semangka itu. tapi dia ingat, mungkin saja suaminya akan lama di ladang. sementara dia masih perlu menyiapkan makan malam untuk mereka berdua, dan masih ada jemuran yang harus diangkat. sementara untuk perkakas yang kotor tadi sudah dibersihkannya setelah selesai makan siang.
dan di posisi Devan, hampir 10 menit berkendara, akhirnya dia kembali tiba di ladangnya itu. dan bertepatan dengan datangnya mobil tokek langganannya.
"eh Mas Adam!! baru sampai juga..!!" seru Devan.
"hahaha!! Iya nih. buah semangka di toko sudah sangat kurang sekali. ada sih yang jual, tapi harganya kurang cocok." ucapnya. maksudnya yang kurang cocok itu harga dengan ukuran buahnya. mereka memberikan harga yang cukup tinggi, sementara buah semangka mereka kecil. itulah maksudnya.
"oh!! Ya sudah kalau begitu.." Devan dan Adam yang dikenalnya itu langsung turun dari kendaraan masing-masing, dan mulai menuju ke arah perkebunan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat pemberhentian mereka.
sampainya di sana, mata laki-laki yang bernama Adam itu langsung berbinar-binar.
"ternyata buahnya masih tetap sama ya Mas Devan. tetap besar dan juga menarik." ucapnya. Devan pun langsung tersenyum.
"Alhamdulillah.."
"harganya masih sama atau sudah naik ini mas..?" tanyanya. Devan kembali berfikir, dulu dia menjual per kg itu sekitar 7 000 ke tokeknya. dan itu juga sudah cukup mahal.
"menurut Mas Adam gimana..? kalau Mas tetap membelinya rp7.000 tidak apa-apa, tapi kalau mau dinaikkan rp10.000 1 kilo juga saya merasa sangat berterima kasih." ucap Devan.
dan Adam yang mendengar penuturan itu tersenyum.
"tenang saja Mas Devan!! kebetulan banyak sekali yang memesan semangka saya. jadi saya beli dengan harga rp11.000 per kilonya. karena nanti akan saya jual sekitar rp17.000 per kilo." ucapnya. Devan yang mendengar penuturan itu langsung mengangguk. sepertinya para peminat peminat buah semangka ini cukup banyak.
"wah benar-benar untung itu Mas Adam!!" seru Devan sambil mendekati tumpukan pelepah-pelapah yang memang dibawanya itu adalah buah semangka yang sudah dikumpulkan olehnya. dan buah-buahan itu berada di tempat yang sejuk sehingga tidak mudah layu.
"tentu saja Mas Devan!! di toko ada pesanan sekitar 1000 kilo buah semangka. dan, aku sangat berharap 1000 kilo buah semangka dapat tertutupi dengan buah semangkanya Mas Devan. biar nanti tidak bingung bingung lagi mencari stok." ucap Adam itu. di sana Devan langsung membela satu buah semangka miliknya dengan acak. bahkan dia tidak menepuk-nepuk ini dan itu untuk mencari. hal itu menandakan, kalau gua semangkanya bagus dan terpercaya.
"ini makan dulu mas!! tadi di jalan panas sekali." ucap Devan sambil menyerahkan separuh dari buah semangka yang sudah dipotong kecil-kecil agar bisa dimakan.
"oh iya!! makasih banyak Mas.." akhirnya mereka memilih duduk terlebih dahulu dan menikmati satu buah semangka yang telah dipotong oleh Devan. ketika semangka itu menyapa indra perasa Adam, dia langsung mengangguk-anggukkan kepalanya.
"rasanya benar-benar tak pernah mengecewakan. dari dulu sampai sekarang, rasanya tetap sama ya Mas Devan. pantas aja, buah semangka yang seperti ini sangat banyak dicari." ucapnya.
"benar Mas Adam.. Saya dari dulu sampai sekarang tak pernah mengganti bibit, dan juga perawatannya tetap harus maksimal. nutrisi dari tanaman-tanaman itu juga harus diperhatikan. makanya rasanya tetap sama mas.." mereka berdua terus mengobrol sambil menikmati buah semangka itu. sampai akhirnya mereka berhasil menghabiskan satu buah semangka itu sampai membuat mereka berdua jadi kenyang.
telah beristirahat sejenak, Mereka pun mulai menimbang dan memindahkan semangka semangka itu ke dalam mobil pick up yang di bawahnya. mereka menghabiskan semua buah semangka di kebun tersebut, dan menyisakan sekitar 5 buah semangka utuh saja untuk dibawa pulang oleh Devan. dan Devan juga memberikan sekitar 2 buah semangka gratis untuk Mas Adam.
"wah, Alhamdulillah.!! ternyata lebih dari 1000 kilo. jadi aku tidak perlu susah-susah lagi mencari stok lagi." ucap Adam kembali. bahkan satu pick up besarnya itu sudah dipenuhi dengan buah semangka yang sudah ditutupi dengan terpal agar tidak terlalu terpapar cahaya matahari. dan di atas terpal itu juga sudah diletakkan beberapa pelapa-pelapa untuk menyaring sinar matahari yang langsung menyoroti buah tersebut.
"semuanya, 1120 kilo ya emas Devan, dan dikali dengan 11.000. jadi total semuanya adalah 12 juta, 320.000." Devan langsung tercengang mendengar totalnya. biasanya, uang yang paling banyak ia terima itu hanya sekitar paling tinggi itu 8 juta. selebihnya tentunya di bawah 8 juta. mungkin karena sekarang harga semangkanya naik dari 7.000 menjadi rp11.000/kilonya.
"wah!! banyak sekali..?" ucapnya. Adam yang mendengar penuturan Devan pun terkekeh. sementara dia mulai mengeluarkan uang nominal yang.
"bayarnya 12 juta aja mas Adam." ucapnya.
"lah terus 300 nya mau dikemanain Mas..?" tanya Adam lagi. Devan pun tersenyum.
"300 itu mas simpan aja untuk beli bensin. Alhamdulillah, uang rp12 juta itu juga sudah cukup banyak kok." tutur Devan lagi. mendengar itu, Adam pun hanya bisa terkekeh saja dan menggelengkan kepalanya.
tentunya tidak sekali Ini saja Devan mengurangi harganya. bahkan sebelum-sebelumnya, walaupun masih ada 800 sampai 700.000, dia tetap meminta uang bulat saja. misalnya harganya itu sekitar rp8.700.000, maka 700.000 nya itu tidak akan ia ambil. kadangkala, Adam juga tidak mengambil uang rp700 yang diberikan oleh Devan kepadanya.
justru uang sisa yang diberikan oleh Devan secara cuma-cuma dari hasil penjualannya itu ia masukkan ke kotak amal. Iya tentu saja atas nama Devan. walaupun memang tidak terlalu sering.
"kamu kebiasaan seperti itu mas Devan.. pantas aja rezekinya selalu mujur dan berlimpah ya. ternyata, perlakuan seperti ini memang mengundang banyak rezeki dari sang pemberi rezeki." Devan yang mendengar pujian itu tersenyum.
"ya mudah-mudahan, kita semua yang sedang berjuang untuk membahagiakan keluarga kita juga dilancarkan rezekinya oleh maha kuasa. Mas Adam juga mudah-mudahan usahanya laku, dan bisa mendapatkan untung."
"Amin ya robbal alamin.." ucap Adam sambil mengaminkan doa tersebut. kemudian Adam langsung menyerahkan uang sebanyak 12 juta di tangan Devan. baru setelah itu, mereka berdua pun langsung meninggalkan kebun yang sudah kosong isinya. hanya tinggal beberapa bedeng yang berisi pohon tomat, dengan buah yang masih kecil-kecil.
di tunggu updatenya
semoga benih " cinta mereka menyatu & cepat hamil...