NovelToon NovelToon
Once Upon A Wedding

Once Upon A Wedding

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:201.6k
Nilai: 5
Nama Author: yu aotian

Alone Claney hidup dalam kesendirian seperti namanya. Ibu suri yang terpikat padanya pun menjodohkan Alone dengan putra mahkota, calon pewaris tahta. Tak seperti cerita Cinderella yang bahagia bertemu pangeran, nestapa justru menghampirinya ketika mengetahui sifat pangeran yang akan menikahinya ternyata kejam dan kasar.

Karena suatu kejadian, seseorang datang menggantikan posisi pangeran sebagai putra mahkota sekaligus suaminya. Berbeda dengan pangeran yang asli, pria ini sungguh lembut dan penuh rasa keadilan yang tinggi. Sayangnya, pria itu hanyalah sesosok yang menyelusup masuk ke dalam istana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 : Tipe Wanita Kesukaan

Aku dan Bright masih berada di tempat persembunyian kami setelah mendengar perbincangan antara menteri militer dan rekannya yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dengan nada berisik. Sementara dua pria bergelar jenderal itu baru saja keluar dari perpustakaan setelah menyusun rencana untuk malam nanti.

Aku mencoba mengangkat wajahku, menoleh ke arah Bright yang berdiri di belakangku. Pria itu masih tampak membeku dengan tatapan mata yang mengeras dan ekspresi yang sulit terbaca.

Telapak tangan Bright yang sempat membekap mulutku agar tak bersuara, kini lepas perlahan. Namun, sebelah tangannya masih melingkar erat di pinggangku seakan tak membiarkanku untuk segera beranjak.

"Apa kau mendengar perbincangan mereka?" tanyaku pelan.

"Tentu." Dingin dan suram. Itulah yang tergambar dari suara Bright.

"Jadi itukah alasan mereka tiba-tiba mengajukan pergantian calon pengantin?" tebakku dengan suara berbisik.

"Kau bilang, pejabat-pejabat korup yang selalu menjadi target kelompokku itu berada di kubu Julian, kan?"

"Sstt ... jangan membicarakan ini di sini!" Kini gantian aku yang membekap mulut Bright diiringi kepala yang menoleh ke kiri dan kanan.

Sepasang mata kami saling bersirobok beberapa saat, sebelum akhirnya aku mundur selangkah untuk menghadirkan jarak di antara kami.

Dari perpustakaan, aku dan Bright sepakat untuk bertemu kembali di kediaman ayahku yang menjadi tempat tinggal kami selama sebulan penuh. Dengan memakai izin resmi keluar istana, kami tak perlu sembunyi-sembunyi. Namun, kami tentu tak bisa melakukannya secara bersamaan. Agar tak dicurigai, Bright lebih dulu keluar bersama ketiga pengawalnya. Selang satu jam kemudian, barulah aku menyusul.

Tiba di kediamanku, aku melihat tanah di pekarangan rumahnya telah basah, tanda Bright baru saja menyiram tanaman. Begitu melangkah masuk, aku mendapati Bright tengah duduk di meja bar sambil meneguk anggur dengan tenang.

"Ternyata anggur yang disukai Julian enak juga," ucap Bright saat aku melangkah mendekat ke arahnya.

Aku langsung mengambil posisi duduk di samping Bright. Untuk sesaat, aku hanya memerhatikan Bright yang terus menuang anggur ke dalam gelas dan menghabiskannya dalam sekali tegukan.

"Apa kau sedang belajar minum untuk menerima ajakan mereka malam nanti?" Aku menyinggung kembali rencana menteri militer yang sempat mereka dengar.

"Tidak. Aku hanya ingin tahu berapa banyak gelas yang harus kuhabiskan untuk membuatku mabuk bahkan tak sadarkan diri." Senyum pria itu tampak berbahaya dengan sorot mata yang terkesan licik.

Aku mengernyit, masih belum bisa meraba tujuan Bright saat ini. Aku menegakkan tubuhnya sambil berkata, "Omong-omong, tadi mereka sempat menyinggung opium. Aku ingat, ayah sempat mengatakan kalau penyebab pangeran Julian mengalami kritis hingga saat ini karena dia overdosis zat opium."

"Ya, ayahmu juga telah menjelaskan itu padaku." Bright memainkan isi anggur dalam gelas kaca sebelum akhirnya kembali diteguk habis.

"Saat ayah mengatakan itu, aku sempat kurang yakin. Kupikir ayah hanya berusaha menenangkanku agar aku tak menyalahkan diriku atas kejadian malam itu," ucapku dengan kepala tertunduk.

"Sekuat apa pun pukulanmu tidak akan membuatnya terbaring kritis sampai sebulan lebih," imbuh Bright.

"Kurasa malam itu pangeran Julian dalam pengaruh opium," ucapku sambil kembali mengingat kejadian malam itu di mana pangeran Julian hampir melecehkanku.

"Kita memang harus menikah!" ucap Bright tiba-tiba.

Aku menoleh cepat ke arah Bright. Pria itu lebih bersemangat dari biasanya.

"Kau bilang ... aku akan mendapat gelar dan jabatan Adipati setelah menikah, kan?"

Aku mengangguk pelan. "Tapi kau tidak perlu menikah denganku untuk mendapatkan gelar itu. Kuyakin mereka masih mencari cara agar kau mau menikahi putri dari kerajaan Spanyol."

"Tidak! Harus denganmu. Untuk bisa menyelidiki siapa yang menyebabkan Julian mengonsumsi zat opium hingga mengalami overdosis, aku butuh bantuanmu."

Aku tertegun seketika. Jika itu Julian, mungkin akan setuju saja tentang pergantian calon pengantinnya. Sebab, tujuannya menikah hanya untuk mengisi posisi ratu agar bisa menikahi Barbara. Dan sejujurnya, andaikan saat ini Julian benar-benar tidak koma, aku pun rela jika memang diriku harus digantikan oleh putri Spanyol.

Melihat Bright yang terus menuang anggur ke dalam gelas, aku lantas mengambil botol minuman yang berada dalam genggaman pria itu. "Jangan minum terus, nanti kau bisa mabuk berat. Ingat, kau masih harus kembali ke istana setelah ini!"

"Justru itu yang kubutuhkan! Pulang dalam keadaan mabuk. Bukankah Julian terkenal suka mabuk?" Dia merebut kembali gelasnya.

Aku bergeming dan hanya bisa melihatnya terus menghabiskan anggur dalam botol. Ternyata hanya butuh dua gelas lagi untuk membuat Bright benar-benar mabuk. Menopang kepalanya dengan satu tangan, mata pria itu tampak tertutup diikuti racauan yang tak jelas keluar dari mulutnya.

"Aku sudah tak sabar menunggu hari pernikahan kita," ucap Bright sambil menyengir bodoh.

Aku menatap Bright dengan wajah datar. Di waktu yang sama, kepala pria itu mulai terantuk di atas meja.

Memandang kosong ke depan, aku berkata dengan nada lambat-lambat. "Semakin dekat, aku justru semakin takut. Bagaimana caramu menghadapi kubu militer. Bagaimana caramu menghadapi pendeta Victoria. Dan bagaimana caramu menghadapi kepala pelayan yang dijanjikan pangeran Julian dengan status selirnya. Itu semua kukhawatirkan."

Dengan nada suara yang terdengar sengau, Bright kembali berkata, "Ah, kau benar! Kurasa aku tak perlu lagi menghindari Barbara. Aku harus mendekatinya untuk menggali informasi lebih tentang bagaimana Julian bisa mengonsumsi opium."

Tiba-tiba aku juga teringat kehadiran Barbara di kamar itu, sesaat sebelum ia masuk dan memergoki mereka. "Apa mungkin ...."

Kalimatku mengambang begitu saja meski di dalam benakku terdapat banyak spekulasi. aku lalu menoleh ke arah Bright yang masih merebahkan kepalanya di atas meja dengan mata yang tertutup sempurna. Entah mengapa, ada semacam tak rela saat pria itu mengatakan hendak mendekati kepala pelayan paviliun meski untuk menggali informasi.

"Jadi kau akan mendekati kepala pelayan kesayangan pangeran Julian?" tanyaku pelan.

Sekelumit perasaan yang sulit terdefinisikan mendadak muncul dalam diriku. Menyulut kegelisahan dan deraan batin yang tak pernah kurasakan sebelumnya.

"Hum ...." Bright membalas dengan dehaman kecil.

Gurat kegusaran semakin tergambar jelas di wajahku. "Apa kau akan memperlakukannya sama seperti yang pangeran Julian lakukan padanya?"

"Hum ...." Lagi-lagi pertanyaanku hanya sebuah dehaman kecil.

"Kau tidak akan jatuh cinta padanya, kan?" tanyaku cepat dengan nada suara yg terdengar mendesak.

"Mana mungkin. Dari segi umur dia lebih cocok menjadi bibiku. Itulah yang membuatku selalu sungkan berhadapan dengannya. Lagi pula ...."

Bright tak melanjutkan ucapannya dan itu semakin membuatku penasaran.

"Lagi pula kenapa?" tanyaku.

Bright menoleh lambat ke arahku, kemudian melempar senyum hambar. "Dia bukan tipe wanita yang kusuka."

Entah mengapa, kalimat itu membuatku merasa cukup tenang. Aku lalu menyelipkan rambutku ke belakang telinga, sambil bertanya lagi. "Lalu ... wanita seperti apa yang kau suka?"

Bright kembali menoleh ke arahku. Lelaki itu tersenyum tipis sambil mencoba mengangkat kepalanya. Empat jarinya bergerak, mengintruksikan agar aku mendekat ke arahnya.

"Mendekatlah!"

Aku mencondongkan tubuhku ke arah Bright.

"Lebih dekat. Akan kuberi tahu tipe wanitaku," pinta Bright lagi dengan mata yang hampir tertutup.

Kali ini aku sampai menggeser kursinya agar lebih rapat. Ketika bahu kami telah bersinggungan, Bright mendekatkan bibirnya ke telingaku, membuat gerakan seperti orang hendak berbisik.

"Sebenarnya ...."

Suara Bright yang begitu berat itu membangkitkan detakan jantung yang begitu cepat di dalam diriku. Aku pun mulai menggigit bibirku diikuti kedua tangan yang mengepal kuat.

"Sebenarnya ... aku ... menyukai wanita yang seperti ...." Belum selesai berucap, Bright sudah lebih dulu tumbang dengan kepala yang tersandar tepat di pundakku.

Dia tak sadarkan diri dengan meninggalkan sekelumit pertanyaan bodoh dan rasa penasaran tinggi dalam hati dan pikiranku.

.

.

.

Like dan komeng.

1
Sulistiana
Menarik banget
Sulistiana
Hmmm…tidak ada lagi kesalah pahaman semoga pangeran flynn bisa membuka hati nya untuk putri Adelia 🥰
Sulistiana
Hmm…besok dia akan lebih terkejut lagi di saat hari pernikahan 😁
Monica Lora
belum update kah
Hearty💕💕
Bright denger pembicaraan itu?

Daebak
Ana Kristiana
lihat delll saingan mu ra kaleng2 uayune polll
Ꮶ͢ᮉ᳟•ᾰ𝕣ຣ𝑦𝐀⃝🥀⏤͟͟͞͞🧸💋👻ᴸᴷ
🤣🤣🤣🤣
Hani Ekawati
Puas banget aku chapter ini, akhirnya si putri Adella si putri manja tertampar oleh kenyataan 😂😂😂😁
Hani Ekawati
Kasihannnnnnn....deh loe 🤣
Hani Ekawati
Nah loh di kasih kalimat sindiran yang pedas 😆
Hani Ekawati
Makanya jangan menilai orang hanya karena penampilannya.
Hani Ekawati
Nah loh nah loh, syok berat kamu Adella lihat fakta sebenarnya 😂😂😂😁
Hani Ekawati
Wkwkwk....bisa dibayangkan reaksi putri Adella mengetahui kebenaran ini 🤣🤣🤣
💕Y@t
penasaran Flynn setulus inikah sama Alone🤔🤔 soale engkong suka bikin karakter abu abu monyet
💕Y@t
makanya Del, Don't judge a book by its cover.
💞R0$€_22💞
Perfect..😍😍😍😍
Maria Kibtiyah
cantiknya alone
ayunda
awas pingsan
ayunda
malu bertanya sesat dipikiran😄😄
ayunda
awas digigit🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!