NovelToon NovelToon
Terima Kasih "Teman"?

Terima Kasih "Teman"?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Persahabatan / Romansa
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Bintang Arsyila

Shafa dan Juna. Dua manusia yang menamai hubungan mereka sebatas kata "teman".
Namun jauh di lubuk hati terdalam mereka, ada rasa lain yang tumbuh seiring berjalannya waktu dan segala macam ujian kehidupan.
cerita pertama aku..semoga kalian suka yah. see yaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bintang Arsyila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 34

Hari itu tiba..tepat pada pukul tujuh pagi, mobil David sudah bertengger manis di depan rumah Shafa.

Maya mengetuk rumah Shafa yang terlihat sangat sepi, sedangkan David duduk di teras rumahnya.

Tak lama Shafa keluar dengan cengiran khasnya..

"May, rambut gue masih kusut. Belum sempat di sisir. bantuin gue yah...." pinta Shafa sembari mengenakan sandal tepleknya.

"Lo mau ke acara si Juna pake sendal gitu?" tanya David melirik ke arah kaki Shafa

"gak lah..udah ada disini" Shafa melihatkan jinjingan di tangan kanannya yang berisi high heels dan dress simplenya.

"kita kan mau jalan dulu yang.." ucap Maya berlalu menuju mobil David

"kirain,,??" David membuntuti langkah Maya

"Lo mau pake baju apaan ntar kesananya? Harusnya lebih cetar, supaya gak kalah menarik sama istri sah...hehehe" David melirik sekilas tas Shafa yang di letakkan di samping tempat pengemudi, karena Shafa dan Maya duduk di belakang.

"sorry... Nyawa gue belum kumpul semua, belum bisa ladenin ocehan gak jelas Lo. Aduh May pelan pelan dong..." oceh Shafa yang mengaduh kesakitan karena rambutnya sedikit ketarik oleh Maya yang sedang menyisirnya.

"dari dulu rambut Lo panjang terus..gak mau ganti gaya rambut? Gak bosen gini gini terus?" ujar Maya sembari tetap menyisir rambut panjang Shafa

"males gue ke salonnya..ini aja di potong sama gue sendiri. Tapi bagus kan ya?"

"not bad, but not good.." balas Maya

"ishhh..."

selama sekitar dua jam perjalanan, akhirnya mereka tiba di kota tujuan. Keluar dari tol, mereka memutuskan untuk makan sejenak di mall dekat kosan Juna.

"si Juna katanya udah nunggu di dalam" ujar David ketika mematikan mesin mobilnya dan menoleh ke belakang.

"Shafa, bangun. Udah sampe" maya mencoba membangunkan Shafa yang tertidur pulas di kursi penumpang. Selama perjalanan, mereka membiarkan Shafa tidur, karena mengerti jika ia kurang istirahat setelah seharian kemarin jalan dan bekerja.

"hmmmm?" gumamnya mencoba menyipitkan matanya.

"makan dulu. Pacar Lo udah nunggu dari tadi" ucap David sembari memakai tas kecilnya dan bersiap membuka pintu mobil.

Mereka memang sudah janjian dengan Juna untuk bertemu di mall. Juna lebih memilih bertemu dengan teman temannya di banding berdiam diri di hotel tempat acara pertunangannya nanti malam di gelar.

Shafa mengangguk sembari menguap dan merenggangkan badannya.

saat itu Juna sedang berdiri di depan restoran di dalam mall tersebut. Sembari sesekali mengecek ponsel dan menengok kanan kiri guna mencari keberadaan teman temannya.

senyum manis tak bisa dia tahan ketika menemukan keberadaan teman temannya. matanya langsung terfokus pada pacar mungilnya yang di gandeng oleh Maya.

"udah lama nunggu?" ujar David menyalami Juna serta sedikit pelukan mereka lakukan

"baru aja kok" balas Juna

"hai...udah lama gak ketemu" sapa Maya yang di angguki Juna.

"masuk yuk..lapar banget nih gue" David menggandeng Maya untuk masuk ke dalam restoran dan di ikuti Juna yang sekarang menggandeng lengan Shafa.

"baru bangun tidur?" ucapnya sedikit merapikan rambut Shafa

"he em..ngantuk banget tadi di jalan. Tahu tahu udah nyampe." balas Shafa.

Mereka berempat makan dengan tenang dan sesekali berbincang.

"habis ini mau kemana?" tanya Maya

"kemana Jun?" sambung David

"terserah kalian. Gue ikut aja." jawab Juna yang sesekali mengusap pelan rambut Shafa atau lengan Shafa yang duduk di sampingnya.

"waktu kita berapa jam lagi sih? Sebelum acara Lo" tanya David lagi

"lima jam enam jam an" balas Juna

"eh tapi nanti kita siap siap nya gimana? Buat ganti baju dan makeup? Masa di mall?" ujar Maya kemudian

"di kamar hotel gue aja."

"nanti banyak orang dong di kamar Lo? Lo juga butuh dirias kan..gak kenapa napa emang?" ujar Maya lagi

"gue udah bilang sama ibu kalau kalian mau kesini. seharusnya sih gak masalah"

Shafa tampak masih terdiam dan sesekali menyedot minumannya. terlihat tidak ingin ikut dalam pembicaraan yang entah kenapa tiba tiba membuatnya merasa insecure. David yang berada tepat di hadapannya menendang sedikit kakinya, yang dibalas tatapan tanya Shafa. Namun senyum kecil kemudian ia perlihatkan, berharap David tidak mencemaskan dirinya.

"nonton dulu aja yuk." ujar David mengajak ketiganya untuk menonton film di mall tersebut.

Selama film ditayangkan, Juna sama sekali tak melepaskan genggamannya pada tangan Shafa.

"semalam telpon aku gak di angkat?" tanya Juna. Dia lebih memilih fokus pada Shafa ketimbang pada film yang sekarang tayang di layar depan.

"ketiduran. Cape banget semalam. Mungkin karena seharian main sama mereka terus langsung kerja. Maaf" ucap Shafa menoleh ke arah Juna yang tersenyum maklum. sesekali Juna mencium punggung tangan Shafa, menyalurkan kerinduannya pada gadisnya tersebut.

"aku yang harusnya minta maaf." Juna masih menatap lekat wajah Shafa dari samping.

"hm?" Shafa kembali menoleh ke arah Juna setelah sebelumnya mencoba fokus kembali ke film yang sedang diputar.

"nggak. Nonton lagi aja" Juna tersenyum, namun tak ada niat untuk ikut menonton film. Menurutnya Shafa lebih menarik dibanding apapun yang ada di depannya.

Tanpa aba aba, Juna mencium pipi Shafa yang langsung menoleh dengan tatapan tanya

"kangen banget" ucapnya dengan senyum

"gombal" balas Shafa dengan semburat merah di pipinya, ia merasa malu sekaligus hatinya menghangat dengan perlakuan manis Juna.

"semoga selamanya bisa kayak gini" ucap Juna dengan helaan nafas yang kentara.

Shafa hanya bisa membalasnya dengan mengusap pelan pipi Juna. Saat ini bukan hanya Shafa yang merasa berat dengan keadaan ini, tapi Juna jauh lebih tertekan dengan situasi sekarang. Banyak harapan yang terlihat jelas di mata Juna untuk hubungannya dengan Shafa.

"kamu gak apa apa kan?" tanya Shafa yang sekarang lebih memilih menatap Juna daripada film yang ia tonton

"sama sekali gak baik." geleng Juna dengan tatapan sendu yang harusnya bisa dia sembunyikan dari Shafa.

"awalnya aku coba ikhlas sama keputusan orang tua aku. Tapi setelah aku bisa ngungkapin perasaan aku yang selama bertahun tahun aku pendam ke kamu, dan kamu mau nerima aku, rasanya aku pengen lebih egois lagi. Aku gak mau pertunangan ini berlanjut. Aku mau kita bisa ngasih tahu semua orang kalau aku udah punya kamu." ucap Juna dengan emosi yang coba ia pendam

"aku sama sekali gak mau lanjutin perjodohan itu" lanjut Juna yang sedikit menunduk

Shafa tidak tahu harus menanggapi nya seperti apa, karena bagaimanapun keputusan tetap ada pada orang tua Juna. Ia hanya bisa mengelus pelan rambut Juna, mencoba menenangkannya.

Juna membawa tangan Shafa yang sedang mengelus rambutnya, ke arah pipinya dengan tangan yang masih menempel dengan tangan Shafa.

"aku beneran sayang sama kamu. aku akan coba bagaimanapun caranya, agar akhirnya kita bisa bersama. Tolong tunggu aku ya..." pinta Juna dengan serius.

"hmmm?" tanya Juna karena Shafa tidak menjawab

Shafa menghela nafas dengan berat, keraguan jelas terlihat di mata Shafa.

"kalau nanti aku di jambak Nadia gimana?" Shafa bertanya random karena tiba tiba terpikirkan perkataan dirinya dengan David.

"hm?" Juna tidak menyangka Shafa akan berujar demikian. Senyum gemas tak bisa dia tahan, dengan terus mengelus tangan Shafa yang masih berada di pipinya, Juna berucap

"aku jambak balik?"

"emang berani?"

"gak boleh ada yang nyakitin orang yang aku sayang"

"tapi bentar lagi kamu nyakitin aku. Hati aku" skak mat. Juna tak bisa berkutik dengan balasan Shafa.

Senyum yang semula dia tampilkan,perlahan luntur. tak ada yang salah dengan perkataan Shafa, semuanya benar. Juna orang yang akan terus menyakiti Shafa karena keegoisannya dengan hubungan ini.

"tapi aku akan coba tahan. Selama aku masih kuat, aku akan terus jadi harapan kamu. Harapan tentang mimpi masa depan kamu." lanjut Shafa dengan senyum menenangkan.

Juna kembali tersenyum dan membawa dirinya mendekat ke arah wajah Shafa.

"makasih banyak sayang" bisiknya dengan bibirnya yang perlahan mengecup lembut bibir Shafa. Kening mereka menyatu setelah kecupan singkat itu, senyum lega Juna tunjukan pada Shafa.

Tak lama, Shafa kembali memagut bibir Juna. Kali ini lebih lama dengan sedikit lumatan dan hisapan. Entah kenapa, Shafa selalu tidak tahan jika berhadapan langsung dengan Juna. Mungkin memalukan jika ia mengakui kecanduan dengan ciuman, tapi itu faktanya.

Shafa sangat menikmati moment ciuman. Ia sangat menyukainya.

Juna tak mau kalah dengan ikut memasukkan lidahnya ke dalam mulut Shafa, mencoba mengabsen tiap sudut mulut dan gigi Shafa. Dengan mata terpejam, dan tangan yang sekarang berada di tengkuk Shafa. Juna memperdalam ciumannya. Lumatan, hisapan dan jilatan serta decakan lidah yang beradu menambah panas suasana bioskop yang temaram itu.

Mereka tidak khawatir dengan keberadaan David dan Maya, karena tempat duduk mereka berada agak jauh dengan pasangan itu. Selain itu, karena ini masih siang hari, belum banyak orang yang datang ke bioskop.

Shafa terengah setelah ciuman keduanya terlepas, Juna tersenyum dengan ibu jari mengusap bibir Shafa yang basah karena Saliva keduanya.

"love you so much" ucap Juna menatap dalam Shafa

"i know..." Shafa mengerutkan hidung dengan senyum yang ia tunjukan

"bibir kamu manis. Aku suka. Suka banget"

"cabul"

"hahaha..gapapa asalkan sama kamu"

"dihh...."

"tapi kamu suka juga kan?" Juna menaikkan turunkan alisnya dengan senyum miring

"hmmmm....suka" Shafa menjawab sembari kembali menjilat bibir Juna dengan lidahnya.

Juna membuka mulutnya dengan mata terpejam dengan perlakuan Shafa.

"enak." ujar Shafa setelah menjauhkan bibirnya dari bibir Juna.

"nakal ya kamu" Juna mencubit hidung Shafa dengan gemas

"hehehe beneran enak. Aku suka"

Juna yang tidak tahan dengan godaan manis Shafa kembali menyerang bibir itu dengan sedikit rakus. Dia terus menghisap bibir Shafa tanpa henti, melumat penuh dan sesekali ikut menjilati bibir Shafa dari mulai bawah, sudut bibir dan juga bibir atas Shafa yang sekarang mencengkram kuat kemeja Juna.

"hmmmm...ennggghhh" Shafa menggeram tertahan

Decakan dari bibir keduanya dengan Saliva yang keluar membuat Juna tambah semangat mempermainkan lidah Shafa yang dia sesap dengan kuat.

"junnnaaahhh.."

"hmmm? Apa sayang?" tanya Juna masih dengan gerakan sensual bibirnya yang menggerilya setiap sudut bibir Shafa.

Juna menghentikan ciumannya, dengan kening keduanya yang beradu. tangannya ia usap pada rambut Shafa yang sedikit berantakan karena ulahnya

"l love you" Juna berujar tulus dengan tatapan hangat yang hanya tertuju pada Shafa yang masih menutup mata dan nafas sedikit terengah.

"masih belum?" tanya Juna lagi

"apanya?" Shafa bertanya balik dengan mata terbuka perlahan

"hati kamu buat aku" jujur Juna berharap Shafa bisa membalas ungkapan cintanya yang selalu dia ucapkan pada Shafa.

"nggak apa apa." Juna memotong Shafa yang akan membuka mulutnya. Juna menerima jika Shafa masih belum bisa jatuh hati padanya. Seperti Shafa yang berucap akan menunggunya walaupun rasa itu belum tumbuh, Juna juga akan terus berusaha agar Shafa bisa menerima keadaannya saat ini.

1
partini
5 th,,seh 5 th buanykkk bnggt yg bisa terjadi,,and then di sisinya di jadikan apa GUNDIK
partini
ga usah nangis be strong move on jangan pernah terlihat menyedihkan di depan orang yg ada di hatimu kalau bisa pergi jauh dulu
satu lagi bertarung dengan masa lalu tuh berat karena hampir semua masa lalu pemenang nya
CantStopWontstop
Terhibur banget!
Rukawasfound
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
Anthea
Meleleh sudah air mata menunggu update terbaru, thor~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!