NovelToon NovelToon
Gara-gara Buket Bunga

Gara-gara Buket Bunga

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Disarankan membaca Harumi dan After office terlebih dahulu, agar paham alur dan tokoh cerita.


Buket bunga yang tak sengaja Ari tangkap di pernikahan Mia, dia berikan begitu saja pada perempuan ber-dress batik tak jauh darinya. Hal kecil itu tak menyangka akan berpengaruh pada hidupnya tiga tahun kemudian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lelah

Banyak culture shock selama seminggu tinggal di tempat baru. Dari tetangga kamar kos yang tak ramah padanya, hingga ditertawakan karena menggunakan 'aku-kamu' oleh rekan-rekan kerja.

Tapi untuk yang terakhir, Sandi memilih abai. Aneh saja, logat medoknya menggunakan bahasa 'gue-elu'.

Dia juga sempat terkejut dengan harga makanan, dan sarapan menu mie ayam. Termasuk soal makan malam dengan bubur ayam.

Belum lagi suara klakson di padatnya lalu lintas juga kecepatan Abang ojek yang pulang dari kantor. Jika dirinya tidak bersama Mak Jum, karena selama seminggu dia bekerja. Setiap hari dia terus lembur. Pekerjaan yang seharusnya Mia handel, tapi karena cuti mendadak. Jadilah Sandi yang mengambil alih.

Sandi pikir, pekerjaan di kantor pusat tidak seribet di pabrik yang berurusan dengan para perusahaan supplier bahan baku ataupun perusahaan distributor yang akan mengedarkan produk. Nyatanya pekerjaannya justru lebih rumit dan jam kerja selama delapan jam, tidak akan cukup. Padahal dirinya sudah mulai bekerja pukul tujuh, mengikuti ritme kerja seniornya. Tapi tetap saja sore hari dia harus kembali lembur, agar pekerjaan selesai tepat waktu.

Gaji bulanan dari pabrik sudah Sandi dapatkan, dan saat itu pula dia langsung membayar hutang pada Mia. Walau ketika meminta nomor rekening, Mia enggan memberikannya. Pada akhirnya, dia meminta nomor rekening Mia pada Indah.

Sabtu yang seharusnya merupakan hari libur, justru disibukkan dengan mengikuti sang manajer menuju salah satu pabrik di Jawa Barat.

Memang Sandi bisa jalan-jalan gratis, tapi tetap saja. Dia ingin tidur seharian, setelah lima hari berjibaku dengan bekerja lembur setiap hari.

Ingin rasanya mengajukan diri untuk kembali ke pabrik saja. Tapi jelas tak mungkin dikabulkan. Sandi ingat, bagaimana dia memohon pada Pak Tris Soetomo. Agar dipindahkan ke Jakarta. Sandi tak menyangka, bekerja di kantor pusat lebih lelah.

"Apa aku mengundurkan diri aja, ya? Aku capek banget." Monolognya sambil memandangi pendingin ruangan yang tengah menyala di kamar kos-nya.

Sandi baru tiba sejam lalu, setelah mengikuti Ringgo dan Haris seharian. Rasanya sekujur tubuhnya pegal-pegal.

"Tapi cari kerjaan sekarang, kan susah." Sandi menghela napas lelah.

Lulus kuliah di usia dua puluh dua tahun, Sandi langsung bekerja sebagai staf keuangan di pabrik. Bisa dikatakan, ini adalah pekerjaan pertamanya.

Sayup-sayup suara Azan berkumandang, bersamaan dengan perutnya yang berbunyi. Mendadak Sandi jadi menyesal, kenapa menolak ajakan manajer dan asistennya untuk makan bersama setelah pulang dari Bandung. Padahal itu gratis, tapi karena ingin cepat-cepat merebahkan diri di kasur. Sandi jadi menolaknya dan kini dia menyesal.

"Abis Shalat, beli nasi goreng seberang aja kali ya!" dia bangkit dari rebahnya menuju ke kamar mandi.

***

Sandi hanya bisa meringis, menatap tempat yang kini kosong di seberang jalan pagar kosan. Pedagang nasi goreng yang biasa mangkal setiap sore hingga malam, tak jualan kali ini. *Nggatel*i!!!

Warung nasi juga tutup, kenapa hari ini membuatnya kesal saja. Tak bisakah di sisa harinya, ada setidaknya satu hal menyenangkan selain sarapan dan makan siang gratis tadi?

Seolah belum cukup, titik-titik air dari langit mulai turun menimpanya. Sandi mendongak, wajahnya mulai basah, karena titik-titik tersebut semakin deras.

Reflek, Sandi berlari menuju warung kopi yang terletak di sebelah kanan pagar kosannya.

Sandi meraup wajahnya yang basah, belum lagi rambutnya. Salahnya kenapa tadi malah diam saja dan tak langsung berteduh, begitu hujan turun.

"Apa Mbak Sandi mau pesan Mi atau kopi?"

Sandi menoleh, dia mendapati penjaga kos sedang berdiri di depan kompor. "Eh bang, saya mau num ..." Indera penciumannya, menangkap aroma wangi Mi rebus rasa ayam bawang. Lagi perutnya berbunyi minta diisi. "Iya bang, saya pesan Mi rebus rasa ayam bawang dan telur setengah matang."

"Pakai sayur lengkap, mbak?" Tanya Bang Ucup sambil memberikan taburan bawang goreng di atas mangkuk yang masih mengepul.

Sandi menggeleng, "nggak usah bang! saya nggak suka sayur sawi. Kalau ada nasi, boleh pakai nasi setengah."

"Pedes nggak, mbak?" Bang Ucup menyajikan Mi pada pelanggan yang berjarak dua kursi plastik dari Sandi.

"Boleh bang!"

Sambil menunggu pesanannya matang, Sandi menatap jalanan di depannya. Cukup lenggang, mengingat hujan turun dengan derasnya.

"Mbak Sandi seperti sangat sibuk, ya? Apa lembur terus?" Tanya Bang Ucup di sela kesibukannya. "Saya lupa nawarin, mau minum apa?"

Sandi menoleh dan menatap menu yang terpampang di dinding belakang Bang Ucup. "Jeruk anget, deh!" dia harus menambah asupan vitamin C agar tubuhnya tetap sehat. Di tengah pekerjaan menumpuk dan hujan yang sesekali turun. Jangan sampai dirinya sakit. Ingat, dirinya sebatang kara di ibu kota.

"Siap Mbak! tunggu sebentar, ya!"

Sandi kembali menatap ke arah jalanan. Ada beberapa orang berlalu-lalang menggunakan payung, seperti sebagian para jamaah yang pulang dari masjid sekitar lima puluh meter berlawanan arah dengan gang rumah Mak Jum.

Faktanya, di ibukota tidak semuanya hidup jauh dari agama. Ada sebagian yang tetap memegang teguh dan memenuhi kewajibannya.

Lima hari kebelakang, Sandi dikelilingi orang yang taat ibadah. Meski tak diawal waktu. Berbeda dengan video yang pernah mampir di explore media sosial, yang katanya penduduk ibu kota jauh dari agama.

Nyatanya berita di media sosial, tak sepenuhnya benar. Walau beban pekerjaan cukup berat, tapi urusan ibadah mungkin beberapa dari mereka masih berjalan di jalan yang seharusnya.

"Silahkan, Mbak!" Bang Ucup menyajikan semangkuk mi rebus rasa ayam bawang dengan toping telur setengah matang dan minuman jeruk hangat. Tak lupa nasi separuh dengan taburan bawang goreng.

Sandi reflek menelan saliva-nya. Andai tak ingat makanan masih panas, mungkin dirinya langsung memakan dengan cepat. "Terima kasih, bang!"

"Sama-sama, mbak! Kalau mau nambah gorengan juga boleh, masih hangat nih!" bang Ucup menunjuk ke arah nampan berwarna biru.

Sandi mengambil salah satu gorengan berbahan dasar tahu isi sayur. Dia mulai menikmati makanan pesanannya.

Hujan plus mi rebus adalah kenikmatan hakiki, apalagi perutnya yang lapar. Membuat Sandi makan dengan lahapnya, tak peduli dengan istilah 'perempuan harus menjaga image'. Ra urus yang penting perutnya kenyang.

"Untung tadi bawa payung, mas!" seru Bang Ucup.

Tapi Sandi memilih abai, dia tak ingin menoleh atau kepo dengan urusan orang lain. Selama lima hari kebelakang, Sandi mulai belajar hal tersebut. Dirinya yang sebatang kara di ibu kota luas ini, sebaiknya tidak punya musuh atau terlalu dekat dengan orang lain.

"Iya bang! Udah sana gantian, Abang yang shalat. Sedikit lagi waktunya habis."

"Oke Mas!" sahut Bang Ucup, sambil menyebutkan apa saja yang harus dibayarkan pelanggan.

Lagi-lagi Sandi Abai, sepertinya semangkuk mi lebih menggoda dibandingkan melihat ke arah rekan kerja Bang Ucup.

Dalam hitungan menit, semua ludes tak bersisa. Semuanya pindah ke perut Sandi. Dia mengelus perutnya sembari bersyukur karena bisa makan dengan kenyang.

"Bang, berapa total yang harus saya ..." Mata Sandi melebar. Dia terkejut dengan sosok laki-laki yang berdiri, hanya terhalang meja dengannya.

1
bunny kookie
top deh pokoknya 👍🏻💜💜
nabila anjani
Kak up lagi dong
Mareeta: udah aku up lagi ya
total 1 replies
bunny kookie
up lagi gak kak 😂
Mareeta: aku usahakan pagi ya kak
total 1 replies
bunny kookie
lanjut kak ☺
bunny kookie
nyampek sini aku kak thor ☺
Mareeta: terima kasih 😍 aku ingat dirimu pembaca setia karyaku
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!