Di suatu kampung yang masih asri disana jauh dari hiruk pikuk nya keramaian.
Di sana sangat Damai tidak ada yang namanya keberisikan yang di timbulkan oleh kendaraan dan lainnya
Namun kedamaian itu hilang tergantikan oleh teror mengerikan suasana Damai itu hilang bak terlelan alam.. Akan kan orang-orang yang ada di sana bertahan untuk melewati teror itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-16. Tinggal Puing Saja
Malam semakin larut dan mahluk itu seakan tak mau berhenti untuk memberikan teror kepada Pak Sudirman, setelah di teriaki oleh Pak Sudirman bukan nya berhenti malah kekacauan di rumah itu semakin menjadi. Barang-barang berjatuhan hingga hancur, pak Sudirman pun tak kuat dengan suara pecahan dari barang-barang nya yang terus menggema hingga akhirnya dia pergi dari rumah nya menuju ke hotel. Karna di rumah nya sudah pasti dia gak bakal bisa tertidur.
Mak said:"rasain loh enak kan kena teror🤣🤣🤣, ihh jahat banget ya Mak ini😅".
Pagi hari pun tiba, seperti yang di janjikan pak Sudirman dan rekan-rekannya mengadakan rapat dadakan. Di ruangan itu terdengar begitu berisik tentang obrolan mereka yang sama-sama mendapatkan teror.
"Jadi, bagaimana pak Sudirman.. apa pembangunan ini akan terus kita jalankan seperti kesepakatan awal,?" ujar salah satu rekan bisnisnya.
" Kenapa tidak, malah saya mengadakan rapat ini untuk membahas tentang pembangunan itu.. kita sebaiknya cepat-cepat menjalankan pembangunan itu, dan dua hari lagi kita akan mengadakan peresmian untuk memulai pembangunan nya. "Ujar pak Sudirman.
" Lalu bagaimana dengan teror yang kita dapatkan? jujur saya merasa sangat takut dan tertekan dengan teror itu. "Ujar rekan bisnis nya.
"Kalian jangan hiraukan teror itu, biarkan saja.. tinggal dua hari lagi semuanya akan berakhir dan kita akan terbebas dari semua teror itu, " ujar pak Sudirman.
Mendengar apa yang di ucapkan oleh pak Sudirman semua orang yang ada di ruangan itu kembali berisik, mereka terlihat menimbang-nimbang keputusan yang akan mereka ambil. Mereka takut memilih jalan yang akhirnya akan menyisakan penyesalan untuk mereka, lalu dari salah satu rekan bisnis pak Sudirman ada yang mengangkat tangan nya untuk mengatakan tujuan nya.
"Maaf Pak Sudirman, saya mundur dari bisnis ini.. saya akan membatalkan semua kontrak yang telah kita sepakati, saya tak perduli akan kerugian yang saya dapatkan karna yang saya inginkan hanya kedamaian keluarga saya. " Ujar pak Hamdan salah satu rekan bisnis pak Sudirman.
Mendengar ucapan pak Hamdan tentu saja yang lain nya terkejut, begitupun Pak Sudirman. Terlihat jelas juga raut wajah pak Sudirman yang merasa tidak puas dengan keputusan yang di ambil pak Hamdan.
"Baiklah pak Hamdan, kalau memang itu keputusan pak Hamdan silahkan anda keluar dari ruangan ini dan ikuti semua syarat yang sudah kita sepakati, " ujar pak Sudirman dengan nada datar nya, sebenarnya dia tak terima jika di antara mereka ada yang berhenti dalam bisnis itu.
"Baik Pak Sudirman, terimakasih dan selamat jalan semuanya semoga kalian tidak akan menyesal dengan melanjutkan pembangunan ini. " Ujar pak Hamdan.
Mak said:Mak yakin kalian bakal nyesel deh, dan keputusan pak Hamdan itu adalah keputusan terbaik 👍.
Setelah keputusan di buat, dan hasil rapat telah di tentukan.. mereka, sepakat dua hari lagi pembangunan itu akan mereka mulai, dengan berbagai asumsi mereka masing-masing mereka pulang dengan masih di iringi rasa takut dalam hati mereka bahkan di antara mereka ada yg menyesal karna tak mengikuti keputusan pak Hamdan. Sementara pak Sudirman dia bergegas pulang ke rumah nya, namun berapa terkejutnya dia.. karna di dalam rumah nya kini hanya tinggal sisa puing-puing dari barang-barang yang telah hancur.
BERSAMBUNG...
dasar Lurah gebleg/Hammer/
manehna ngadat imahna aya nu ngacak², tapi manehna teu sadar, manehna nage gs ngacak² leuweung tempang cicing sagala makhluk..
kop tah ririwa, demit leuweung, jurig jarian coba pangnakolkn Pak Lurah. kira² teu bisaeun hudang weh menang saminggu mah/Hammer/
masa sesama setan takut/Tongue/
coba salah sahiji nu jadi tumbal teh jalma diluhurna atuh, ulah nu kuli wae. asa sedih nujadi anak pamajikan na..