NovelToon NovelToon
Imam Dalam Sujudku

Imam Dalam Sujudku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Romansa
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Pernikahan yang batal membuat Namira harus menikah dengan sepupunya. Untuk menjaga nama baik keluarganya dan juga pesantren Namira tidak punya pilihan lain.
Bian, yang merupakan sepupu Namira dan juga teman masa kecilnya harus mengikuti kemauan ibunya yang memang sangat menginginkan Namira sebagai calon menantunya sejak dulu.

Karena sudah lama tidak bertemu membuat pertemuan mereka sedikit canggung dan apalagi dihadapkan pada pernikahan. Tetapi bagaimanapun keduanya pernah menghabiskan waktu di masa kecil.

Namira dan Bian sama-sama memiliki pasangan di masa lalu. Bian memiliki kekasih yang tidak direstui oleh ibunya dan sementara Namira yang memiliki calon suami dan seharusnya menikah tetapi digantikan oleh Bian. Karena perzinaan yang dilakukan calon suaminya menjelang 1 hari pernikahannya.

Bagaimana Namira menjalani pernikahannya bersama Bian yang tidak dia cintai dan sebaliknya dengan Bian.

Jangan lupa untuk membaca dari bab 1 sampai bab akhir dan jangan suka menabung Bab....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 34 Istri Seutuhnya.

Bian keluar dari kamar mandi yang baru saja selesai bersih-bersih setelah menghabiskan jalan-jalan bersama istrinya di malam hari. Bian tersenyum yang menghampiri Namira berdiri dengan kegugupan.

Namira yang sangat cantik memakai piyama lengan panjang dengan panjang di atas mata kakinya, rambutnya sebelumnya dicatok dulu dan memakai make up tipis di wajahnya. Tanpa make up dia begitu sangat cantik. Apalagi jika dipoles dengan make up tipis.

Bian sekarang sudah berdiri di depan istrinya itu yang tersenyum kepada Namira melihat penampilan istrinya dari bawah sampai ke atas. Namira yang tiba-tiba saja membuka ikat dari piyama tersebut dan tiba-tiba saja tangannya ditahan oleh Bian.

Namira mengangkat kepalanya melihat suaminya yang tampan itu, meski berusaha untuk setenang mungkin tetapi tidak bisa bohong dari wajahnya terlihat begitu sangat gugup.

"Kamu yakin sudah siap?" tanya Bian.

"Namira sudah siap menikah menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang istri," jawabnya yang benar-benar sungguh-sungguh akan menyerahkan dirinya kepada pria yang akan menjadi suami seterusnya.

Bian memegang pipi Namira dengan lembut dan kemudian mencium rambut kening itu yang membuat Namira memejamkan mata. Selepas dari kecupan di kening itu keduanya saling melihat dengan tatapan yang sangat dalam.

"Aku berjanji di hadapan Allah akan terus membahagiakan kamu, akan menjadikan kamu wanita yang paling bahagia dan selalu memprioritaskan kamu dalam apapun, jangan pernah takut apapun Namira, aku tidak akan meninggalkan kamu," ucap Bian.

"Kak Bian tidak perlu berjanji apapun kepada Namira. Kita berdua sesungguhnya menjalani semua pernikahan ini karena ingin beribadah kepada Allah dan insya Allah, Allah akan menjaga pernikahan kita dari orang-orang jahat," ucap Namira.

"Mari saling mempercayai satu sama lain, saling membuka diri dan membicarakan hal yang terkecil sampai yang terbesar, sama-sama belajar dalam pernikahan ini," ucap Bian yang membuat Namira menganggukan kepala.

Bian kembali mencium lembut kening istrinya itu dan dengan penuh kegugupan dan pasti jantung bergetar. Bian mendekatkan wajahnya pada Namira yang mana Namira meminjamkan mata benar-benar ikhlas suaminya menyentuhnya malam ini juga.

Hubungan romantis yang harus dilakukan pasangan suami istri itu sebagai syarat rujuk di antara mereka dan keduanya juga sama-sama ikhlas untuk melaksanakan, Bian memperlakukan istrinya dengan sangat baik memberi kenyamanan dan pasti Namira bisa merasakan bagaimana perasaan suaminya sangat tulus.

******

Matahari yang sangat terik begitu cerah, sama halnya dengan cerahnya hati pasangan yang baru saja rujuk itu. Di kamar keduanya yang terlihat begitu rapi, tampak Namira yang duduk di depan cermin, sementara Bian berdiri di belakang yang sedang mengeringkan rambut istrinya yang masih basah menggunakan hair dryer.

Pasangan itu tampak romantis sama-sama menggunakan couple baju mandi, entahlah seberapa romantis percintaan mereka yang bisa dikatakan malam pertama untuk keduanya, mungkin juga mereka mandi bersama sehingga masih sama-sama terlihat fresh.

Namira tersenyum malu-malu yang melihat Bian dari cermin. Bian tampak manis dan sangat lembut memperlakukannya, baik malam yang dihabiskan bersama dan juga saat ini, selalu mempertanyakan keadaannya, jika Bian kerap kali seperti ini. Namira lama-lama akan jatuh hati.

"Kenapa melihat kau seperti itu Namira?" tanya Bian.

"Memang tidak boleh melihat suami sendiri?" tanyanya yang membuat Bian tersenyum yang sedikit membungkukkan tubuhnya dengan memegang kedua bahu Namira dan mencium lembut pucuk kepala istrinya itu.

"Boleh," jawab Bian.

"Makasih Namira," ucap Bian membuat Namira mengerutkan dahi.

"Makasih untuk apa?" tanyanya.

"Semuanya? Kamu yang ikhlas dengan pernikahan ini dan kesempatan untukku memperbaiki semuanya," jawab Bian.

"Namira yang mengucapkan terima kasih. Kak Bian sangat baik selama ini kepada Namira, tidak pernah sakit hati dengan apa yang Namira lakukan, sampai memberi Namira kesempatan. Namira juga mendapat kesempatan yang luar biasa menjadi istri seutuhnya," ucapnya.

Mendengar perkataan istrinya sangat menyentuh itu membuat Bian tersenyum yang mencium lembut pipi Namira.

"Sudah selesai," ucap Bian yang selesai mengeringkan rambut istrinya.

"Kalau begitu sekarang giliran Namira," Namira membalikkan tubuhnya dengan posisi yang tetap duduk dan mengarahkan tangannya untuk suaminya juga berjongkok di depannya agar posisi mereka sejajar dan Namira bisa mengeringkan rambut Bian.

Bian yang sekarang berlutut di depan Namira membiarkan istrinya melakukan apa yang sebelumnya dia lakukan.

Suara hair dryer yang ada di antara mereka yang menjadi penengah diantara kebahagiaan mereka berdua yang sejak tadi tidak henti mengeluarkan senyum.

Setelah saling mengeringkan rambut bersama dan sekarang pasangan suami istri itu sedang sarapan pagi. Karena hanya mereka berdua yang ada di dalam rumah dan Namira tampak tidak berhijab yang mungkin rambutnya masih saja sedikit basah.

"Hmmmm, masakan kak Bian ternyata lezat sekali. Namira baru tahu Kak Bian bisa memasak," puji Namira yang begitu menikmati sejak tadi.

"Sebenarnya bisa memasak itu bukan karena belajar, tetapi karena otodidak, setelah memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Luar Negeri, mau tidak mau harus mandiri, jadi bisa karena terbiasa," jawab Bian.

"Tetapi ini sudah bisa dikategorikan sangat pintar memasak. Ini benar-benar sangat lezat sekali," Namira sejak tadi tidak berhenti memuji Bian.

"Kalau memang enak, apa lain kali kamu mau di masakan lagi?" tanya Bian.

"Mau banget....."

Ternyata bukan Namira yang menjawab, tetapi keduanya melihat ke arah suara tersebut yang ternyata Ilham suara manjanya.

"Kakak..." Namira cukup kaget dengan kehadiran kakaknya itu yang baru saja kemarin diantar Bian ke bandara.

"Wau ada apa ini? sepertinya ada bau-bau rujuk di antara kalian berdua," ucap Ilham menata penuh dengan selidik secara bergantian adik dan adik iparnya itu.

"Kakak sudah pulang?" tanya Namira tanpa menjawab pertanyaan Ilham.

"Kenapa? sangat tidak suka melihat kehadiranku? kalian berdua akhirnya keciduk, ayo jujur sekarang padaku jika kalian berdua sudah rujuk, makan bersama seperti ini dan dari penampilan kalian...." Ilham ada hentinya menggoda adik dan iparnya itu yang membuat Namira kesal.

"Kak sudah!" ucapnya memperingati bagaimana tidak malu jika kakaknya menggoda dirinya di depan suaminya.

Sementara Bian terlihat begitu santai dan bukankah mereka berdua rujuk karena saran yang sudah diberikan Ilham sebelumnya.

"Oke, tanpa kalian memberitahu aku simpulkan kalian berdua benar-benar sudah kembali menjadi pasangan suami istri. Baiklah terbaik untukku dan maaf jika sudah mengganggu sarapan kalian. Lanjutkanlah," ucap Ilham dengan santai dan langsung meninggalkan meja makan.

"Isss, kak Ilham selalu saja seperti itu, sudah berumur tetapi sifatnya seperti anak-anak," ucap Namira terlihat begitu sangat kesal.

"Sudah biarkan saja," sahut Bian.

Namira mengganggukan kepala yang melanjutkan makannya.

"Oh iya kak Bian, kita berdua sudah memutuskan untuk rujuk dalam pernikahan kita dan bukankah kita harus memberitahu orang tua Namira dan juga orang tua Kak Bian?" tanya Namira.

"Iya, kita akan hubungi kedua orang tua kamu untuk memberikan kabar baik ini," sahut Bian

"Karena Namira sekarang ada di Jakarta bagaimana jika kita juga ke tempat mama dan memberitahu langsung kabar tentang hubungan kita?" tanya Namira meminta pendapat tetapi tiba-tiba saja wajah Bian terlihat datar.

"Nanti saja kita beritahu Mama dan Papa. Namira aku takut jika mama memanfaatkan kesempatan ini," ucap Bian yang ternyata masih mengkhawatirkan jika orang tuanya harus ikut campur masalah pernikahan dia dan Namira.

Bersambung...

1
Teh Euis Tea
nayra duhhh mulutnya lemes benar, baru jg zahra percaya diri mau menikah dgn ilham eehh malah denger omongan gitu
duhh zahra jgn sampe gagal ya petnikahanmu ilham pria baik dan ga bakal mengungkit kisahmu yg telah di perkosa si ferdi
mbok Darmi
itu mulut lemes nya nayra tolong stop jgn bikin zahra ragu lagi untuk menikah dgn ilham, semangat zahra seperti kata ilyam lupakan masa kelam mu bangkit dan buat lembaran baru dgn ilham yg lebih baik
mbok Darmi
harusnya mereka sadar atas para yg terjadi pada zahra dimana dia selama ini mengurung diri jadi pendiam dan tidak mau ketemu Ilham kenapa mereka semua menganggap hal yg biasa, semoga zahra mau jujur apa yg terjadi padanya mau sampai kapan kamu menutupi semua nya apa nunggu kamu hamil dulu atau nunggu kamu ada waktu buat melarikan diri semua masalah akan terselesaikan dgn kamu jujur zahra jgn merasa dirimu hina semua bukan kemauan mu
Teh Euis Tea
zahra km hrs trs terang bahwa om di nodai si ferdi jgn diam aj zahra
Teh Euis Tea
jd kasian dm zahra yg udah di rusak si ferdi, othor kenapa sih zahra kudu di perkosa si ferdi kan jd kasian zahranya
Teh Euis Tea
angela ya sudah sih bian sudah bahagia namira dan emang dari dulu bian cinta sm namira tp ga di ungkapkan
Teh Euis Tea
betul bian lebih baik tdk serumah dgn ibumu demi keutuhan rumah tanggamu lebih baik mandiri
Sunaryati
Sikap Ny Farah seperti itu memang lebih baik hidup mandiri terpisah dari Farah
Sunaryati
Karena Bian dan Namira rujuk
Teh Euis Tea
syukurlah klu rujuk
Teh Euis Tea
ferdy km hrs tanggungjawab sm zahra, kasian dia jd korbanmu
Sunaryati
Ferdi kamu sudah memperkosa Zahra, masa tidak ingat
Sunaryati
Nah rujuk saja, Bian
Teh Euis Tea
udah balikan aj bian namira
Teh Euis Tea
zahra bknnya ga mau jemput ilham namira tp dia lg ga baik baik aj dia di perkosa sm mantanmu namira
Teh Euis Tea
jd zahra yg jd korbannya😭😭😭😭😭
Teh Euis Tea
kasihan zahra jd di perkosa si ferdy
mbok Darmi
zahra malah yg jd korban ferdi ternyata bener" pecundang pemabuk semoga zahra ngga hamil bisa bundir zahra kalau sampai hamil
Teh Euis Tea
sepertinya ferdy jg kurang sabaran ya, agak kasar sm namira
Teh Euis Tea
akhirnya semuanya berakhir perpisahan kasian bian dan namira sebenarnya tanpa ke2nya sadarin sudah ada benih cinta di hati masing masing khususnya namira yg baru menyadari
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!