Windi yang seharusnya menikah dengan Refa justru malah menikah dengan Wisnu kakak tertua Refa.
Windi yang kala itu sedang hancur karena melihat Refa yang sedang bersama dengan seorang wanita dari masa lalu nya membuat Windi mengakhiri pertunangan nya.
Keputusan yang diambil Windi membuat dirinya menjadi frustasi hingga, Berakhir di club malam untuk melampiasakan kerisauan hatinya. Namun dirinya tidak sengaja bertemu dengan Wisnu.
Pertemuan dan kesalah pahaman yang tidak di sengaja terjadi membuat keduanya terjebak dalam sebuah ikatan Suci yang abadi.
Takdir yang terjadi pada mereka membuat keduanya saling membutuhkan satu sama lain. Kebohongan dan kebenaran yang tersimpan rapat kembali terbuka.
Apakah Mereka Mampu menghadapi ini bersama? dan Akan kah ada cinta di antara mereka berdua?
Yukk Ikuti Kisahnyaa~~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uwpw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membawa Pulang
Jam pulang kantor sudah selesai Wisnu dan Panji bergegas meninggalkan Kantor.
" Panji kamu sudah memesan nya bukan? " Tanya Wisnu
Panji mengangguk kepalanya." Sudah tuan."
" Baik lah kalau begitu mari kita Pergi Sekarang."
Wisnu dan Panji bergegas pergi meninggalkan kantor dan menuju Bar untuk menghilangkan sejenak beban fikiran nya.
Sekitar 1 jam perjalanan mereka sudah tiba di Bar mewah dan elit, tidak sembarang orang bisa masuk kedalam karena harus memerlukan kartu akses khusus untuk masuk ke dalam.
Panji membukakan pintu untuk Wisnu." Silahkan tuan."
Wisnu keluar dan menjajah kan kakinya. " Terimakasih." Seraya merapikan jas nya.
Panji dan Wisnu melangkah masuk ke dalam Bar. Di dalam ternyata Wisnu di sambut oleh Tristan.
" Selamat tuan Wisnu. Sudah lama kita tidak bertemu." Ujar Tristan.
Wisnu mengangguk kepalanya dan sedikit tersenyum.
" Sila kan tuan."
Wisnu dan Panji melanjutkan langkahnya dan menuju ruangan yang sudah di pesan khusus untuk Wisnu ketika berkunjung ke Bar itu.
Saat Tristan ingin mengikuti langkah Wisnu ponselnya berdering. Ia merogoh ponselnya di saku jas nya. Ia menekan tombol hijau dan meletakkan ponselnya di telinga.
" Halo Sarah."
" Halo Tristan."
" Tumben sekali kau menelfon ku nona muda Sarah."
" Diam lah! Aku ingin berkunjung ke Bar mu dan ya kau temani aku minum."
" Wah-wah nona muda ternyata nona muda sedang mengalami masa lagi yah? Apa ini karena uncel Jam?"
" Kau ini Banyak sekali bicara! Tunggu aku Disana."
" Kau ini selalu saja memerintah ku. Apa kau tidak ingat? terakhir kali kau datang kemari? Asam lambung mu naik Sarah dan hal itu membuat aku dalam masalah."
" Sudah diam lah."
" Huh! Terserah kau saja."
" Kau harus menemani ku oke!"
" Iya-iya bawel sekali kau ini."
Sambung telfon langsung terputus Hal itu membuat Tristan kesal. Kenapa aku harus mempunyai sepupu seperti nya? Dia bahkan lebih menyebalkan ketika dia sedang dalam masalah.
Ia meletakkan kembali ponselnya ke saku jasnya. Ia melihat Wisnu dan anak buah nya sudah pergi dari tempat ia berdiri.
Aish! Sungguh menyebalkan. lebih baik aku menunggu nya saja dari pada di membuat onar di Bar ku.
Tak lama kemudian sebuah taksi berhenti tepat di Depan Bar Milik Tristan.
Sepasang kaki putih bersih mulus turun dari taksi. Orang itu tak lain adalah Windi.
Tristan yang melihat kehadiran Windi langsung menghampiri nya dan menyapa nya.
" Hai Sarah." Sapa Tristan.
" Hai Tristan!" Ujar Windi seraya langsung memeluk Tristan.
" Sudah lama kau tidak mengunjungi ku Sarah. "
" Maaf kan aku Tristan aku sangat sibuk dengan Kuliah ku."
" Kau ini alasan saja. Ayo kita masuk." Ajak Tristan.
Tristan memanggil Windi dengan Sarah karena menurut nya nama itu lebih cocok untuk Windi. Tristan adalah Sepupunya Windi dari Papanya. Ia anak tunggal dari adik nya James. Ia di angkat menjadi Anak nya James karena orang tuannya yang meninggal karena kecelakaan pesawat. James yang tidak tega dengan nasib anak adiknya, memutuskan merawat dan membesar Kan Tristan.
Ketika Tristan sudah mulai dewasa ia memutuskan untuk hidup mandiri agar tidak menyulitkan uncle nya. Awal nya James menolak dan menyuruh Tristan untuk memimpin perusahaan yang di pimpin oleh Daddy nya. Tapi Tristan menolak dan memilih membuka usah nya sendiri. James pun akhirnya setuju dengan keputusan Tristan.
Bar Tristan berkembang pesat dan memiliki beberapa cabang salah satu nya Di Indonesia. Awalnya ia hanya mengawasi Bar nya yang ada di Amsterdam. Namun ketika ia mendengar dari Ken bahwa Windi di usir dari rumah dan pergi ke Indonesia membuat nya pergi Di Indonesia dan menatap Disana untuk mengawasi sepupu nya dari jauh.
Dan benar saja ketika dia sampai Disana ia melihat Windi sedang kacau dan sangat menyedihkan. Ia mencoba untuk menghibur Windi dan menemani sepupu nya itu.
...
Di dalam Windi dan Tristan duduk di Ruangan yang telah di siapkan Tristan untuk Windi.
Tristan benar-benar Setia menemani Windi yang sedang minum-minum. Ia melihat Windi sangat kacau dan berantakan. Bahkan bisa dia bilang bahwa saat ini keadaan nya lebih buruk ketika terakhir kali ia datang karena masalah dengan James.
Tristan menggeleng-geleng kan kepalanya ketika melihat Windi sudah meminum hampir botol ke 4. Tristan berusaha untuk menghentikan nya namu Windi menolak nya dan memarahi Tristan.
" Sarah Sudah cukup kau sudah minum terlalu banyak." Tristan berusaha mengambil Gelas minuman Windi namun tangan nya langsung di kibas kasar oleh tangan Windi.
" Tidak! Aku belum ingin berhenti."
" Astaga! kau ini namanya cari mati Sarah." Ujar kesal Tristan.
" Memang itu yang aku inginkan."
" Hei! Apa yang kau bicarakan. Kau boleh mati tapi tidak di Bar ku bisa-bisa Uncle menutup Bar ku dan menembak kepala ku."
Windi yang mendengar perkataan Tristan membuat nya tertawa." Kau takut dengan Papa ku?"
Tristan mencibik kesal mendengar perkataan Windi." Kau sebenarnya kenapa?"
Windi mengangkat kepalanya menatap Tristan." Aku? aku sedang membenci seseorang."
Tristan mengerutkan keningnya heran." Membenci seseorang? Kata kan dengan Jelas Sarah." Ujar selidik Tristan.
" Aku membenci nya. Ya aku sangat membencinya, namun aku juga sangat mencintai nya." Ujar kesal Windi seraya mencekram kuat gelas minuman nya.
Tristan yang melihat Windi membuat nya menelan ludah dengan kasar." Apa maksudnya?"
" Tunangan ku mengkhianati ku dengan wanita masa lalunya." Ujar kesal Windi
" Tunangan? Mengkhianati?" Tristan semakin bingung dengan ucapan Windi.
" Iyah aku mempunyai tunangan tapi di mengkhianati ku ketika aku pergi ke Amsterdam untuk menemui Mama dan Papa."
Tristan terkejut mendengar perkataan Windi." kau memiliki tunangan? Apa Uncle James sudah tau?"
Windi mengangguk kepalanya." Iya dia sudah tau. Tapi Tunangan ku tidak tau karena aku menyembunyikan identitas ku."
" Astaga Sarah! Kasian sekali dirimu."
Windi tertawa sinis mendengar perkataan Tristan." Iya kau benar aku memang sangat kasihan sekali. Pria yang aku cintai mengkhianati ku."
Tristan menjadi tak enak dengan ucapan Windi." Sarah bukan begitu maksud ku, Aku hanya ingin.." Perkataan Tristan terhenti karena Windi langsung memotong ucapan Tristan
" Iya-iya aku tau kau ingin aku tidak merasa terpuruk kan?" Sambung Windi
Tristan mengangguk kepalanya." Iya kenapa kau menjadi seperti ini? Lebih cepat lebih baik kau mengetahui semuanya Windi. Aku tau kau pasti sangat hancur dan terluka! Tapi kau tidak boleh seperti ini. Dimana Windi yang aku kenal sangat sabar dan pemberani itu? Kemana Windi yang dulu?"
Windi terdiam sejenak mendengar perkataan Tristan." Tapi aku benar-benar hancur Tris."
Tristan Tersenyum mendengar perkataan Windi." Windi sehancur apa pun keadaan mu kau tidak boleh lemah dan menyerah! Kau harus tetap semangat dan yakin bahwa setiap ada badai pasti akan ada pelangi yang menyinari keindahan nya."
Windi hanya diam saja mendengar perkataan Tristan dan terus meminum Wine nya sampai habis dan minta lagi.
Tristan hanya bisa diam dan menghela nafasnya melihat Windi Yang sedang kacau.
Apa Uncle tau tentang Masalah Windi? Jika Uncle tau pasti pria itu akan hilang dalam waktu sekejap.
Hari semakin larut dan tengah malam, Windi juga telah kehilangan kesadaran nya. Tristan yang melihat itu hanya menghembuskan nafas nya melihat sepupunya.
Aku harus mengantarkannya kembali ke apartemen nya.
Tristan membopong tubuh Windi dengan hati-hati keluar dari Bar nya.
Saat ia sedang menunggu taksi seseorang memanggil nya.
" Tuan Tristan."
Tristan menoleh ke sumber suara." Tuan Wisnu? Ada yang bisa saya bantu?"
Wisnu melirik Windi yang sedang di bopong Tristan, ia melihat Windi yang sudah tidak sadar kan diri. Tristan yang melihat Wisnu melirik ke arah Windi membuatnya bertanya-tanya." Ada apa tuan?"
" Kau mau membawanya kemana?" Tanya Wisnu Penasaran
" Aku ingin membawa nya ke apartemen nya tuan."
Wisnu mengangguk-ngangguk kan kepalanya." Oh begitu, lalu kau sedang apa?"
" Aku sedang menunggu taksi yang aku pesan."
Wisnu kembali mengangguk-ngangguk kepalanya seraya melirik Windi yang sudah tidak sadar kan diri." Ehm bagaimana kalau aku antar?" Tawar Wisnu
Tristan menggeleng kan kepalanya." Ahh tidak usah tuan. Takut merepotkan tuan." Ia sangat tidak enak menerima tawaran Wisnu.
Wisnu tersenyum ke arah Tristan." Tidak apa-apa tuan Tristan."
Tristan nampak menimbang tawaran Wisnu. Ia melirik Windi yang sudah tidak sadar kan diri dan wajah nya yang terlihat Pucat.
Tristan Tersenyum ke arah Wisnu." Baik lah taun." Tristan yang kesusahan membopong Windi tak luput dari perhatian Wisnu, ia membantu Tristan membopong Windi ke mobil nya Wisnu.
Oh aku lupa,Apa Wisnu sengaja bikin Windi salah paham? Kan Wisnu menyukai Windi dari pertama dia melihat Windi..ckckc Licik juga cara Wisnu..