Victoria Baserra seorang siswi SMA High school tak sengaja bertemu dengan El Ganendra, putra tunggal keluarga Eros, salah satu keluarga ternama dan memiliki impact yang besar. Seiring berjalannya waktu ada ketertarikan diantara keduanya. Tetapi tanpa disadari, Victoria memiliki sebuah rahasia yang besar.
Sebuah rahasia kelam, yang terkubur dalam dalam. tak ada yang tahu. hari ini dia berakhir atau justru baru memulai. Siapkah kamu menyelami kisah romansa yang mematikan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Putu Widia Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Kediaman Danendra
Pukul 07:00 dikamar yang nampak mewah dan penuh dengan barang barang berharga, Cika Danendra putri tunggal keluarga Danendra, sedang bercermin memperhatikan pakaian serta paras nya berkali kali. Ia sudah menggunakan pakaian sekolah, membawa tas yang branded, serta rambut badai nya.
"Hari ini gue udah siap ke sekolah, gue harus ketemu sama El, supaya gadis kampung dan miskin itu gak modus atau caper lagi,"
"Dia pikir dia siapa, gak sebanding sama gue. Masuk aja lewat jalur beasiswa, iuhhhhhh," Tegas nya penuh kegelian.
Di tengah pembicaraan nya dengan cermin , tiba tiba ponsel di meja rias nya bergetar. Menandakan ada panggilan masuk. Layar menampilkan nama temannya, Selin. Cika menoleh , ia segera meraih ponselnya menatap sebentar ke layar ponsel. " Apa lagi nih anak, ganggu pagi gue aja. " Cika kemudian mengangkat telponnya.
"Hallo Girls ada apa? Apa kalian gak bisa tunggu sebentar, gue tau kalian pasti kangen gue," Ucap nya dengan nada centil.
"Bukan gitu Cik," Sahut Selin dengan nada tegang dan panik.
Cika yang tadinya santai langsung berubah ekspresi. Jantung nya berdebar lebih cepat, dan rasa keceriaan berubah menjadi kekhwatiran dan ketegangan. " Maksudnya? tumben banget suara Lo panik gitu, ada apa?,"
Selin menceritakan kegaduhan yang terjadi di sekolah, mengenai keluarga nya dan orang tua nya. Ditambah saat ini seluruh warga sekolah sudah mengetahui tentang hal ini, dan sudah menjadi trending di sosial media.
Suasana pagi yang cerah berubah menjadi penuh ketegangan saat Cika mengetahui kabar berita tersebut. Gadis itu langsung terdiam tanpa kata, wajahnya memucat , tangan nya sampai tak sanggup lagi memegang ponsel. Tubuhnya tiba tiba lemah, tangannya menumpu di meja rias.
"Cik,, Cika.. Haloo," Suara Selin memanggil gadis itu berkali kali , sementara ponsel nya sudah tergeletak di meja. Dan tatapan gadis itu nampak kosong, detak jantung nya serasa terhenti saat itu juga.
"Gak,,, engga mungkin... Ini gak mungkin," Gumam nya dalam kekosongan.
"Papa, gak mungkin melakukan itu semua... " Jelas Cika terus menggeleng gelengkan kepalanya, ia masih tak percaya dengan semuanya ini.
Cika membenarkan posisi berdirinya, menghela nafas dalam , kemudian dengan cepat ia bergegas melangkah keluar kamar. Langkah nya sangat terburu buru, ia menuruni anak tangga tanpa melihat sedikit pun. Tatapannya fokus ke depan. Tiba di lantai dasar, ia menoleh kesana kemari dengan penuh kepanikan.
"Bi,,,,bibi...." Teriak nya berkali kali.
"Bibi......." Sekali lagi.
Ketukan langkah kaki terdengar dari arah dapur, dua orang bibi datang dengan cepat setelah mendegar teriakan Cika. " Iya non,,, ada apa??," Sahut mereka cukup panik dan bertanya tanya.
"Papa kemana?," Tanya nya penuh penekanan.
"Tuan besar, udah pergi dari tadi pagi. Biasanya ke kantor non,"
"Memang nya ada apa non?," Tanya bibi satunya , mereka saling menoleh satu sama lain. Melihat reaksi dan nada bicara Cika.
"Bibi, coba buka sosial media dan berita berita sekarang. Cepatt!!!!!!,"
"Tapi kenapa non?,"
"Cepat !!!!, lakukan saja yang saya perintahkan!!,"
"Iya non,, baik non..." Kedua asisten rumah tangga itu, dengan cepat membuka ponsel nya dan mengecek sosial media, serta berita berita terkini.
Dari layar ponsel, waktu pertama kali membuka nya terpampang jelas berita tentang keluarga Danendra. Isi beritanya ' Pengusaha keluarga ternama, Romi Danendra ternyata seorang pebisnis gelap, dan sudah menipu beberapa rekan kerja. Sampai menggelapkan dana'
Raut wajah bibi berubah menegang, kedua matanya membelalak sempurna ketika melintas berita yang beredar di sosial media. Cika memperhatikan raut wajah mereka yang tiba tiba berubah. " Ada apa?, kenapa wajah kalian berubah tegang ," Tanya Cika , dengan nada kecemasan.
"Ini non, isi berita hari ini," Ujar mereka dengan terbata bata.
"Apa bi?? Cepat ngomong,"
"Ini non liat sendiri," Bibi menjulurkan ponsel nya, dan memberikannya pada Cika. Gadis itu dengan cepat langsung mengambil nya.
Menatap layar ponsel yang masih menyala, dengan tulisan sebesar papan reklame. Sudah lebih dari 100 ribu orang yang memberikan komentar. Wajah Cika kembali memucat, tangan kanan nya mengepal rok sekolah nya. Nafas nya berangsur angsur, keringat dingin mulai memenuhi dahi nya.
"Enggaaa,,, engga ini gak mungkin... Berita nya tersebar dengan cepat," Ujar hati nya yang masih penuh dengan tekanan.
Cika mengembalikan ponsel tersebut, dengan wajah cemas dan ketakutan , kemudian beranjak pergi kembali menaiki anak tangga, tanpa mengatakan satu patah kata " Non,,,non Cika," Panggil bibi cukup khawatir dengan keadaan nya.
***********
" Ini sudah cukup lama, nyonya besar akan segera kembali. Menghadap orang kesayangan nya, sudah cukup beliau memberikan waktu dan kebebasan diluar tanpa pengawasan dan fasilitas,"
"Tapi ini belum cukup, saya pernah mengatakan untuk tidak ikut campur dan cukup pantau dari jauh. Ini bukan waktu yang tepat," Terka Vicky kekeh.
"Ini perintah dari beliau, tidak ada satupun yang bisa membantah nya,"
"Saya bisa!!, kalian jangan main main dengan saya. Saya bisa lebih dari apa yang kalian bayangkan, kalo saja ada penghianatan yang terjadi . Hidup kalian tidak akan tenang," Ucap Vicky dengan ketegasan, dan tatapan mata tajam.
"Tenang saja, kami adalah orang terpilih. Kami jamin tidak ada penghianatan, dan kami bekerja dibawah perintah nyonya besar,"
"Okee, nanti saya hubungi lagi. Jangan bertindak lebih dari ini. Biar saya yang urus"
"Baik, tentu kami siap jalankan perintah orang kesayangan nyonya besar ,"
Vicky mematikan teleponnya, ia menghela nafas dalam menatap ke depan sambil mulai berpikir. Wajahnya nampak sedikit kebingungan mengenai masalah yang terjadi.
Dalam keheningan dan isi kepala yang harus bekerja, tiba tiba dari luar terdengar suara seseorang memanggil nama nya beberapa kali.
"Vic,, Vicky... Apaa Lo di dalem?, ini gue Serra ," Suara yang sangat ia kenal, Vicky menoleh ke arah pintu. Berdiam diri, kemudian meraih tas nya dan memasukkan ponsel nya ke dalam tas.
"Iya,, Ser... Sebentar," Sahut Vicky perlahan.
Tak menunggu lama Vicky akhirnya keluar dari toilet, tak lupa ia membasahi tangannya agar Serra tidak curiga dengan kepergian nya tadi. Ia memasang wajah datar, seperti biasanya.
"Astaga Vicky, gue kira Lo kemana, Lo tau di Mading tadi. Gue kaget tiba tiba Lo berubah jadi sosok pria,"
"Gue kira beneran, eh ternyata cuma ada di film film. Gue dari tadi nyariin Lo ke kelas , ke perpustakaan, tapi Lo gak ada. Dan ternyata Lo disini sekarang,"
"Sorry, gue buru buru. Makanya gak ngomong sama Lo,"
"Okehh deh, yang penting sekarang Lo udah sama gue, " Ucap Serra mengelus lengan Vicky dengan perlahan.
Tatapan Vicky mengarah pada tangan gadis itu, kemudian beralih pada wajah Serra . Kening nya mengkerut, tidak biasanya ia seperti ini. " Ada masalah?, wajah Lo kayak lagi mikirin sesuatu?," Tanya Vicky penasaran.
Gadis itu memalingkan pandangannya, menunduk beberapa saat. Kemudian menatap Vicky dengan wajah bersalah, kedua matanya cukup sendu dan penuh penyesalan. " Ser? Ada apa?, cerita aja,"
"Apa gue bilang aja ya, kalo gue gak sengaja ngomong soal masalah kemarin sama kak El. "
"Gue takut Vicky marah, tapi gue gak boleh sembunyiin ini dari dia," ucap pikirannya.
"Serra?," Panggilnya.
"Ehhh,, engga kok. Engga ada apa apa, gue cuma kepikiran kondisi Cika sekarang. Ini pasti guncangan buat dia, ya walaupun sifatnya kurang baik. Tapi pasti masih ada sisi kebaikan walaupun sedikit,"
"Gak kebayang perasaan dia sekarang, apalagi nyokap nya udah meninggal "