NovelToon NovelToon
PENDEKAR IBLIS

PENDEKAR IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Spiritual / Balas Dendam / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: zhar

"Dendam bukan jalan keluar. Tapi bagiku, itu satu-satunya jalan pulang"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

DARRRR!

Tendangan Raka menghantam tongkat Pengemis Nyawa dengan dahsyat, membuat tubuh lawannya terpental ke atas dan membentur atap gua. Namun, saat tubuh Pengemis Nyawa meluncur kembali ke bawah, dia masih sempat membabatkan tongkatnya ke arah tubuh Raka. Menyadari serangan itu sangat kuat, Raka berputar ke belakang, melakukan salto tiga kali.

DARRRR!

Pukulan Pengemis Nyawa menghantam tanah dengan keras, membuat seluruh gua berguncang seperti dilanda gempa. Batu-batu dari atap gua kembali runtuh berserakan.

Pengemis Nyawa bangkit sambil menyeringai, menahan rasa sakit di punggungnya.

“Hiaaaaat!” seru Raka, kembali memburu dengan cepat sambil menyodokkan tongkatnya ke arah lawan. Pengemis Nyawa berkelit ke samping dan membalas dengan kibasan tongkat menuju kepala Raka. Raka menunduk tepat waktu namun tanpa diduga, sebuah tendangan dari bawah mengancam tubuhnya. Secepat kilat, Raka menyilangkan kedua lengannya untuk menahan.

BUGGGGG!

Tubuh Raka terpental ke belakang. Di lantai gua, terlihat bekas seret kakinya sepanjang tiga tombak.

Keduanya terdiam sejenak, sama-sama mengatur napas yang sudah memburu, dada mereka naik-turun seperti dipompa keras.

Tenaga yang dikeluarkan bukan hanya untuk menyerang dan bertahan, tetapi juga untuk menahan racun yang menyebar di dalam gua itu. Tubuh kedua pendekar yang sama-sama berambisi membunuh lawan pun sudah kacau balau pakaian compang-camping, luka lebam tampak di sana-sini. Pertarungan sudah melewati seratus jurus, namun belum bisa dipastikan siapa yang akan keluar sebagai pemenang.

Mata mereka sama-sama awas dan memerah, menahan geram. Meski begitu, keduanya tak bisa gegabah. Tiba-tiba, Pengemis Laknat yang berdiri di mulut gua menyeringai kecut, membuat Raka semakin geram.

"Mari kita jajal lagi, siapa yang paling hebat, Dewa atau Iblis..."

"Hiaaaaat!"

Tanpa menjawab, Raka langsung menyerang. Senjata kayu cendananya diputar cepat hingga menderu seperti ribuan tawon. Ia melesat ke arah tubuh Pengemis Nyawa. Namun alih-alih bersiap menghadang, Pengemis Nyawa malah menancapkan tongkatnya ke lantai gua hingga berdiri tegak tanpa dipegang. Ia lalu memasang kuda-kuda rendah yang kokoh, menyilangkan kedua tangan di depan dada.

Tindakan itu justru membuat Raka tersenyum. Ia tahu, senjatanya.

Tak ada yang bisa menahan serangan itu, bahkan besi pun bisa hancur apalagi hanya tangan kosong.

"Hiaaaaat!" teriak Raka, semakin kalap melihat peluang emas di depan mata.

"JURUS PENCABUT NYAWA!" seru Pengemis Nyawa ketika serangan Raka tinggal sedepa darinya.

Raka terbelalak. Kedua tangan Pengemis Nyawa terjulur membentuk cakar. Tubuh Raka yang melesat cepat mendadak terhenti, seolah menabrak tembok baja tak kasatmata. Seketika, cengkeraman Pengemis Nyawa mengepal kuat. Raka merasakan dadanya remuk dihantam tenaga luar biasa. Ia segera memusatkan tenaga dalam untuk melindungi organ-organ pentingnya.

Namun, Raka terlalu semangat, hingga lupa satu hal: Pengemis Nyawa memiliki ajian mengerikan yang bisa menarik keluar organ dalam musuhnya. Sejak awal Raka memang berusaha menghindari konfrontasi langsung, agar jurus mematikan itu tak sempat dilepaskan.

Sayangnya, karena terbawa emosi, ia lengah dan kini jurus itu tak bisa dihindari lagi.

Raka segera merapatkan kedua tangan di depan dada, menghimpun seluruh tenaga dalam untuk bertahan.

Pengemis Nyawa mulai menarik-narik tangannya, seolah isi dada Raka benar-benar berada dalam genggamannya. Tubuh keduanya bergetar hebat. Tanah di sekitar mereka ikut berdebu, dan dari kaki mereka mengepul aura panas tanda tenaga dalam yang sedang dipacu hingga batas maksimal.

"Aaaaahhhh...!"

Raka semakin kebingungan. Tenaga dalamnya yang sejak tadi terkuras hebat, kini harus menghadapi jurus maut Pengemis Nyawa. Darah segar dimuntahkannya. Kepalanya pening, matanya berkunang-kunang. Jika begini terus, dia tidak akan sanggup lagi mempertahankan isi dadanya.

"Krek... Krek... Krek..."

Kepalan Pengemis Nyawa semakin kuat, rahangnya mengatup rapat. Nafsu membunuhnya memuncak melihat Raka memuntahkan darah. Ia tahu, Raka takkan mampu bertahan lama melawan jurus mematikan itu. Sampai sekarang, tak seorang pun selamat setelah menghadapinya.

Raka jatuh terduduk di tanah, kakinya kejang-kejang.

Sementara itu, di luar gua, Si Buta Sadis, Kirana, dan Bintang Kusuma terkejut. Mereka serempak menghentikan pertempuran. Suara benturan dari dalam gua menghilang sunyi. Mereka berpikir pertempuran di dalam telah usai. Tapi siapa yang keluar sebagai pemenang?

Tak seorang pun muncul dari gua. Apakah semuanya telah gugur? Ataukah mereka kini sama-sama sekarat?

Ketiganya saling menatap tajam, sama-sama bersiap mengakhiri pertarungan. Mereka harus segera mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di dalam gua.

“Hiaaaaat!”

Kirana melayangkan tebasan pedangnya, disusul oleh Raka yang melakukan serangan serupa. Si Buta Sadis menyambut mereka dengan putaran Tongkat Bambu Kuning miliknya.

Pertempuran berlangsung sengit dan seimbang. Jelas terlihat bahwa Si Buta Sadis memiliki ilmu yang sangat tinggi. Bahkan saat menghadapi dua lawan tangguh seperti Kirana dan Raka, ia masih mampu memberikan perlawanan sengit. Kirana dan Raka terpaksa mundur ke belakang, menghindari kibasan senjatanya yang membabi buta.

Kirana mendekati Raka dan membisikkan sesuatu. Raka hanya mengangguk pelan, lalu menyerahkan sebuah benda kepadanya.

“Serang lagi!” teriak Kirana.

Mereka kembali menyerang secara bersamaan dari dua arah, mencoba mengecoh pendengaran Si Buta Sadis. Namun pria itu hanya menyeringai tipis. Serangan seperti ini bukan hal baru baginya. Mana mungkin dia akan terkecoh? Pendengarannya sangat tajam.

TRANG! TRANG!

Dua pedang kembali berhasil ditangkisnya. Tapi matanya tiba-tiba terbelalak meski buta, nalurinya masih tajam ketika mendengar desingan senjata rahasia milik Raka yang meluncur ke arah kaki kanannya. Ia segera menggeser kakinya ke samping. Namun ia tidak menyadari bahwa...

1
Hendra Yana
di tunggu up selanjutnya
Hendra Yana
terimakasih
Hendra Yana
up lagi dong
Hendra Yana
lanjut
Hendra Yana
lanjut up nya
Hendra Yana
lanjut
Hendra Yana
mantap
Hendra Yana
di tunggu up selanjutnya
Hendra Yana
up
Hendra Yana
di tunggu up selanjutnya
Hendra Yana
mantap
Hendra Yana
kaya bkl seru nih
lanjut dong
Hendra Yana
semangat
Das ril
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!