(***) Peony surgawi adalah seorang gadis yatim piatu . dia tinggal bersama seorang Bibi penjual bunga yang bernama Aura Herawati , dia tidak mempunyai anak dan suami . Peony tinggal bersamanya semenjak usia delapan tahun .
***
Al gozali Matthew adalah seorang anak laki laki kecil yang sejak lahir telah di tinggal pergi ibunya mengejar kemewahan duniawi . dia tumbuh menjadi anak laki laki yang dingin dan datar seperti Ayahnya Al Gibran Matthew .
semenjak di khianati oleh istrinya ,Al Gibra Matthew sangat membentengi diri dengan namanya wanita .Semenjak sang istri pergi bersama laki laki yang lebih kaya darinya ,karena kehidupan Matthew saat itu masih kalang kabut .
suatu hari Al tanpa sengaja bertemu dengan Piony . melihat kelembutan kesabaran dan kebaikan Piony Al menginginkannya sebagai temannya . karena selama ini kehidupan anak berumur lima tahun itu sangat abu abu .
apakah Matthew akan mengabulkan permintaan Al putra . perubahan apa yang akan terjadi pada Al Gibran Mat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Peony terpaku , dia diam di tempatnya dengan wajah cengo ."S-saya Tuan ?"
Gadis itu menunjuk dirinya sendiri menatap Matthew yang kembali berdecak .
"Ya , tentu kamu . Apa ada orang lain di sini ? Masuk dan pilihkan baju hari ini untuk saya . Stlyist saya hari ini tidak bisa datang , jadi kamu pilihkan baju untuk saya pakai hari ini . Tenang saja saya akan menambahkan bonus tunai hari ini ."
Peony masih diam . Dia memberanikan diri menatap Matthew .
"Tapi saya tidak ahli dalam bidang itu , Tuan . Saya belum pernah mencobanya , saya biasanya menata bunga dan ...itu.jelas akan berbeda ." cicit Peony .
Matthew menatap gadis itu dengan mata tajam ." lakukan saja , itu perintah ."
Peony berdecak di dalam hati ." Hah...dia selalu saja begitu , mengatakan jika itu semua perintah . Mentang -mentang atasan suka mengancam ,ini itu , ck sayang sekali aku tidak berani membantah ."
"Masuk! Selagi saya mandi , kamu bisa berpikir untuk memilih setelan untuk saya pakai hari ini ."
Peony menatap punggung kekar Matthew yang mulai masuk ke dalam kamar dan membiarkan pintu kamarnya terbuka . Karena Matthew menyuruh Peony ikut masuk .
Merasa tak ada pergerakkan di belakangnya , Matthew membalikan badan dan mengeram . Ketika melihat Peony masih bengong di luar kamar .
"Kenapa kamu masih diam di situ ? Apa kamu sudah tuli?"
Peony terlonjak , dia langsung ikut bergegas masuk . Matthew di buat sering berdecak kesal oleh tingkah Peony ." Ck , itu ruangan walk in closet. Silahkan kau masuk , Saya akan mandi dulu . Setrlah saya selesai mandi , semua sudah harus tertata dan saya tinggal pakai . Ingat , kau harus pilih dengan bagus . Jangan sampai membuat setelan saya jadi memalukan ."
Peony menatap pergerakan Matthew sambil menghembuskan napas kasar . Dia selalu saja bekerja dalam tekanan dan ancaman duda arogan itu .
"Tutup pintu kamar itu ." Matthew kembali bersuara di sela langkahnya menuju ke kamar mandi .
"Baik ,Tuan ." Jawab Peony dengan lesu .
Gadis itu segera menutup pintu kamar Matthew terlebih dahulu . Setelahnya dia mulai meraih gagang ruangan walk in closet di dalam kamar Matthew .
Perlahan Peony masuk dan gadis itu melongo ketika di suguhi keadaan ruangan yang begitu mewah dan menakjubkan .
"Astaga, ini semua koleksi pribadinya? Semua yang ada di sini adalah untuk dia sendiri ? Ck ck ck sungguh mengesankan . Beginilah orang kaya , mereka memborong semua merek brand terbaik , serasa di mall saja ."
Peony bergumam di sela langkah kakinya menyusuri setiap almari yang tinggi , dan rak rak mewah di ruangan itu . Memang begitu mewah , semua perlengkapan Matthew di dalam sana ,tak jauh berbeda dengan ruangan walk in closet milik Al .
"Awal melihat ruangan walk in closet milik Tuan Muda , aku sempat sangat terkejut . Ternyata milik Tuan Matthew lebih besar dan mewah . Karena barang barangnya juga lebih banyak ."
Peony mulai memperhatikan jas dan kemeja di dalam lemari itu ."Ah yang ini bagus sekali ."
Memang mungkin bisa di bilang jika jiwa seni Peony bagus . Dia begitu ahli dan sangat pandai merangkai bunga menjadi rangkaian yang sangat indah .
Siapa sangka jika mengunakan bakat dasar itu , Peony juga begitu pandai memilih perpaduan setelan pria itu . Bahkan tanpa sadar ,Peony malah seakan menikmatinya . Terbukti dari senyum manis dari gadis itu setiap kali melihat setelan jas dan kemeja yang di sukai .
"Sepertinya ini cocok untuk Tuan Matthew hari ini . Dan pakai sepatu yang ini , jam tangan yang ini . Ah untuk dasinya juga belum aku ambilkan ." Peony mulai memilah dan memilih dasi . Dia begitu menikmati semua gerak dari aktifitasnya saat ini .
Setelah di pikir pikir , kini Peony tak hanya mengurus Al saja . Dia malah ikut menjadi babysitter untuk Matthew hari ini . Mengurus keperluan si duda arogan tersebut .
"Mana pilihanmu ?"
"Astaga ."Peony terlonjak kaget ,saat tiba tiba suara berat itu mengejutkan nya .
Gadis itu menoleh dan melotot saat melihat Matthew masuk dengan tubuh setengah telanjang . Duda tampan itu bergerak dengan rambut yang masih setengah basah . Perut kekarnya juga terekspos , sebab Matthew hanya mengunakan handuk untuk menutup tubuh bagian bawah saja .
"Ya ,Ampun . Laki laki ini benar benar membuat aku tidak bisa bernafas ."Peony pilih menunduk kan kepalanya . Sebagai bentuk usaha supaya tetap waras .
"Ekhmm, ini ,Tuan . Sudah saya pilihkan , mungkin Anda bisa coba dulu ."Peony menunjukkan setelan hasil pilihannya yang sudah di gantung di tempat semestinya .
Matthew pun menatap ke arah tunjuk Peony . Dia memperhatikan dan mengangguk singkat .
"Sudah aku duga , dia cukup memiliki bakat ini tidak buruk . Setidak nya aman untuk aku pakai hari ini . Masih tidak melenceng dengan stylist yang aku gunakan selama ini ." Matthew berbicara dalam hati .
"Apa saya sudah boleh pergi sekarang, Tuan?"
"Saya belum memakainya , kamu tetap di sini sampai saya selesai ." ucap Matthew sambil meraih setelan yang sudah di siapkan oleh Peony , berniat untuk memakainya .
Peony pun gelagapan , dia tak mungkin tetap berada di sana selagi Matthew memakai baju , bukan?
"kalau begitu ,sebaiknya saya akan tunggu di luar , selagi Anda memakai baju ,Tuan . Say....uhuk uhuk!." Peony tersedak oleh ludahnya sendiri saat tiba tiba Matthew malah melepas handuk yang melilit di pinggangnya begitu saja .
Peony hampir berteriak , tetapi akal sehatnya mengambil alih . Gadis itu langsung memutar tubuh membelakangi Matthew sambil berteriak dalam hati .
"Apa yang dia lakukan , kenapa tidak membiarkan aku keluar dulu sebelum pakai baju ? Kurang ajar otak dan mataku sudah ternodai ." gerutu Peony dalam hati dengan wajah merah menahan malu . Bahkan terlihat jelas pada daun telinganya.
Matthew melirik Peony dan tersenyum miring menatap daun telinga gadis kecil itu memerah ." Cih , dasar anak kecil ."
"Sekarang aksesoris apa yang harus saya pakai ."
Suara berat itu mengejutkan Peony yang masih membelakangi tubuh Matthew ."Maaf ,Tuan .Apa Anda sudah selesai memakai bajunya ?"
"hemm."
Peony pun menghembuskan napas lega . Perlahan dia membalikan badan dan menatap ragu ke arah Matthew .
Pria itu sedang memasang kancing di ujung lengannya . Peony menilai penampilan Tuannya , sebelum akhirnya dia bergerak ke arah lemari aksesoris .
"Sepertinya itu akan cocok ." Peony mendongak menatap sebuah jam tangan di kotak bagian atas .
Gadis kecil itu berusaha meraih benda tersebut . Tetapi merasa kesulitan karena tempatnya terlalu tinggi . Peony sudah berjinjit , hasilnya tetap tak sampai .
"Astaga , kenapa tinggi sekali?"
"Kamu saja yang terlalu pendek?"
Peony terlonjak kaget saat tiba tiba suara berat seseorang mengalun di belakang tubuhnya dan berniat untuk menoleh ke belakang . Dirinya terkejut saat tubuhnya terkungkung oleh tubuh kekar Matthew yang sedang meraih dua kotak jam tangan .
"Yang mana?"
"H-haa?"
"Jam tangan mana yang harus saya pakai ?" Matthew menunduk menatap datar ke arah Peony yang sempat linglung .
"O-oohh, yang itu , sebelah tangan kanan Anda, Tuan ."Peony menunjuk jam tangan yang ada di tangan kanan Matthew .
secara kamar kan ad cctv nya
aku suka Thor Matt tersiksa
karena benci dan cinta itu terlalu tipis
bujang lapuk kah si Matthew thor
secara dia bilang dadanya masih rata