NovelToon NovelToon
Apa Kabar Cinta Lamaku?

Apa Kabar Cinta Lamaku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ashelyn

kisah lama yang belum usai, membuatku masih hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Aku selalu menyesali apa yang terjadi saat itu, aku selalu menginginkan masa itu terulang kembali. Walaupun aku tau itu mustahil, aku tetap memimpikannya. Aku ingin memperbaiki kesalahanku yang besar kepada cinta pertamaku, karena aku sudah menghancurkan hatinya sampai tak berbentuk. Masih pantaskah aku jika menginginkannya kembali padaku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa Lalu 11

Dari sekian banyak gadis yang menyatakan cintanya pada Prince, mungkin hanya Teresa yang berhasil membuat Prince merasa sekacau ini. Dia bahkan merasa bahwa dirinya bukan seperti dirinya, dia seperti orang lain yang menempati tubuh seorang Prince yang di juluki Ice Prince. Untuk yang pertama kalinya, dia merasa marah saat seorang gadis yang pernah dia tolak terlihat dekat dengan orang lain.

Seperti sekarang, saat Teresa di gendong oleh Bimo. Semua orang masih meneriaki nama mereka, memberikan selamat seolah merayakan kedekatan mereka. Lalu? Apa yang di rasakan Prince sebenarnya? Bahkan Prince pun tidak tau pasti ada apa dengan dirinya.

Jam menunjukan pukul 12 malam, dan mereka sudah sampai di tempat kemah sejak 35 menit yang lalu. Semua orang mulai masuk ke dalam tenda masing-masing. Satu tenda di isi oleh dua orang, karena memang sesuai kapasitas yang ada. Membuat area kemah ini penuh dengan tenda bermacam warna.

“Ada apa ribut-ribut disana?” Tanya Prince yang baru saja menghampiri keramaian.

“Hely dan Teresa sedang berebut tenda berwarna merah muda, maksudku berwarna pink!” Ucap Leo menatap tak percaya pada kedua orang yang sudah di kerumuni keramaian.

“Astaga yang benar saja,” ucap Prince lirih nyaris tak terdengar.

Prince menatap kesekelilingnya, dia merasa bahwa dia tidak seharusnya berada di disini. Karena dia tidak ingin dilibatkan dalam masalah ini. Disisi lain semua orang tau bahwa dia adalah kekasih Hely, disisi lain juga Prince sudah mulai merasa bahwa dia mulai memiliki perasaan aneh pada Teresa. Posisi membingungkan ini membuat Prince mundur beberapa langkah, berniat untuk pergi dan melarikan diri.

“Prince!” Teriak Hely memanggil Prince yang baru selangkah pergi, membuat pelariannya gagal.

Prince memejamkan matanya sejenak, dia ingin sekali berlari untuk pergi dari situasi tak diinginkan ini. Tapi dia tidak bisa melakukannya, mau tidak mau dia harus menghadapi situasi sulit saat ini. Dia mulai merapikan jaketnya, membalikan badan dengan wajahnya yang tenang. Lalu dia melangkah maju untuk berdiri di tengah-tengah keramaian. Matanya melirik Teresa dan Hely secara bergantian.

“Ada kesalahan saat pemilihan tenda, seharusnya ada 2 tenda warna pink. Tapi hanya satu yang di siapkan, yang tersisa hanya tenda berwarna hijau,” jelas Hely.

“Dan aku tidak ingin mengalah menempati tenda hijau itu!” Ucapnya lagi menatap Teresa tajam.

“Aku yang lebih dulu datang ke tenda ini, itu tandanya aku pemiliknya!” Tegas Teresa.

“Apa harus pink? Kenapa kau sangat terobsesi dengan warna pink? Bukankah warna apapun sama saja? Warna hijau bukankah menyegarkan?” Balas Hely menunjuk Teresa dengan jarinya, membuat suasana semakin memanas.

Prince sampai berdiri di tengah-tengah mereka untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.

“Hijau menyegarkan? Itu warna hijau miskin Hely!” Teriak Teresa, dan ucapannya berhasil membuat Prince tidak bisa menahan tawanya.

“Warna hijau miskin katanya?” Batin Prince menahan diri untuk tidak tertawa dengan keras.

Suasana semakin memanas, orang-orang mulai betah melihat keributan antara Hely dan juga Teresa. Apalagi yang di rebutkan disini adalah hal yang sepele, yaitu tenda berwarna pink yang sangat menggemaskan.

“Bagaimana jika aku yang akan menempati warna hijau itu? Salah satu diantara kalian harus mengalah untuk menempati tenda berwarna hitam milikku,” ucap Prince menawarkan jalan perdamaian.

“Warna hitam? Tidak! Aku tidak suka warna gelap!” Ucap Teresa menyilangkan tangan di dadanya.

Prince sampai memijit kepalanya, dia kewalahan menghadapi kedua gadis yang bertengkar hanya karena tenda berwarna pink. Jika bisa, dia akan memasang tenda baru berwarna pink disini.

“Hely menempati tenda pink! Dan Teresa menempati tenda berwarna hitam milikku!” Ucap Prince dengan nada yang tegas, membuat Hely tersenyum penuh kemenangan.

Sementara Teresa mulai kesal dengan situasi yang tidak berpihak padanya, dia sampai menatap Prince tak percaya. Sebelum akhirnya dia pergi berlari keluar dari keramaian.

“Terimakasih Prince,” ucap Hely tersenyum hangat kepada orang yang telah menolongnya.

“Aku harus pergi sekarang!” Ucap Prince dan pergi begitu saja.

Prince berjalan cepat berusaha mengikuti kemana Teresa pergi, wajahnya semakin cemas saat dia melihat Teresa masuk kedalam kawasan hutan. Dia tidak menyangka bahwa marahnya Teresa ternyata seperti ini. Tidak takut apapun, dan sangat bernyali besar memasuki hutan di tengah malam seperti sekarang.

“Berhenti!” Teriak Prince, tapi diabaikan oleh Teresa.

“Berhenti atau kau akan bertemu dengan wanita berambut panjang!” Teriaknya lagi, dan kali ini berhasil membuat Teresa menghentikan langkah kakinya.

Prince tersenyum penuh kemenangan, dia mulai melangkahkan kakinya untuk berjalan mendekati Teresa yang membelakanginya. Dia berdiri di belakangnya sedikit lebih lama, karena Teresa masih bertahan di posisi yang sama tidak berniat untuk menoleh kearahnya.

“Teresa ka—“

Prince terdiam membeku setelah dia memaksa Teresa untuk menghadap kearahnya. Dia mendadak merasa bersalah saat melihat Teresa menangis di depan matanya, air matanya menetes jatuh membasahi pipinya. Tangan Prince mendadak kaku, dia merasa sesak setelah melihat gadis di depannya menangis.

“Aku tidak menangis karena tenda itu.”

“Aku menangis karena sadar bahwa kau memang kekasih Hely.”

“Aku sempat berharap bahwa kau akan berada di pihakku, tapi ternyata aku salah!”

“Kau tentu saja akan lebih memilih berpihak pada kekasihmu.”

“Aku menyadari dimana posisiku sekarang.”

“Tidak seharusnya aku jatuh cinta lagi padamu.”

Teresa mengucapkan semua kalimat itu dalam isakan tangisnya. Karena yang membuat dia menangis sebenarnya bukanlah tenda berwarna pink. Tapi yang membuatnya menangis adalah Prince. Di merasa bahwa dia harus berhenti menyukai lelaki itu, karena dia sudah milik gadis lain.

“Prince, kau tau aku menyukaimu kan?”

“Kau sudah menolakku saat itu.”

“Tidak seharusnya aku berharap lagi, aku rasa aku harus berhenti sekarang.”

Teresa masih saja terisak. Sementara Prince masih terdiam membeku, dia tidak bisa melakukan apapun. Bahkan dia merasa sulit untuk mengeluarkan suaranya, walaupun dia sangat ingin menjawab ucapan gadis di depannya.

“Aku pergi sekarang.”

“Saat aku melangkah keluar dari hutan ini, itu tandanya aku benar-benar sudah berhenti menyukaimu.”

Teresa mengusap air matanya, dia berjalan melangkahkan kakinya melewati Prince begitu saja. Seperti waktu yang berjalan lebih lambat dari biasanya, Prince berbalik untuk menahan tangan Teresa.

“Jangan berhenti menyukaiku!” Tegasnya.

“Tolong tetap sukai aku,” ucap Prince lagi, tangannya menggengam tangan Teresa erat menahannya untuk tidak pergi.

Teresa menghadap kebelakang, dia menatap Prince dengan wajahnya yang datar. Lalu matanya beralih menatap tangannya yang masih di genggam kuat oleh Prince.

“Lalu, apa kau menyukaiku?.”

“Bukankah kau berpacaran dengan Hely?” Tanya Teresa menatap Prince dalam.

“Sebenarnya aku tidak benar-benar menjalin hubungan dengannya. Semuanya hanya sandiwara, aku hanya berteman dengannya,” jelas Prince.

“Lalu? Apa kau menyukaiku?” Tanya Teresa lagi, dia sangat ingin tau jawaban dari pertanyaan ini.

Sesuai dugaanya, Prince hanya diam. Tidak ada jawaban darinya, membuat Teresa tersenyum kecut. Teresa melepaskan genggaman tangan itu, lalu dia pergi untuk menjauh dari Prince. Di setiap langkah kakinya, Teresa selalu meyakinkan dirinya untuk berhenti menyukai Prince.

“Teresa!” Panggil Prince lagi.

Belum sempat Teresa menoleh, Prince sudah terlebih dahulu menangkap lengannya dan memeluknya erat. Membuat jantung Teresa berdetak cepat, kakinya sampai terasa lemas karena Prince memeluknya.

Tatapannya kosong, bahkan saat Prince sudah melepaskan pelukannya. Teresa menahan nafasnya saat mata mereka bertemu, tatapannya terasa hangat sampai membuat pipinya memanas. Apalagi saat Prince mulai menatap kearah bibirnya, lalu dia mulai mendekatkan wajahnya.

‘Cup!

Kecupan singkat itu berhasil membuat kaki Teresa lemas, sampai dia terjatuh tak sadarkan diri. Prince langsung menangkapnya, dia menyadari bahwa Teresa pingsan karena ciuman pertama mereka.

...----------------...

1
US
/Good//Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!