NovelToon NovelToon
Kau Hanya Milik ARUNA

Kau Hanya Milik ARUNA

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Fantasi Wanita / Balas dendam pengganti
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aru_na

"aku pernah membiarkan satu Kalila merebut milik ku,tapi tidak untuk Kalila lain nya!,kau... hanya milik Aruna!"
Aruna dan Kalila adalah saudara kembar tidak identik, mereka terpisah saat kecil,karena ulah Kalila yang sengaja mendorong saudara nya kesungai.
ulah nya membuat Aruna harus hidup terluntang Lantung di jalanan, sehingga akhirnya dia menemukan seorang laki laki tempat dia bersandar.
Tapi sayang nya,sebuah kecelakaan merenggut ingatan Aruna,sehingga membuat mereka terpisah.
Akankah mereka bertemu kembali?,atau kah Aruna akan mengingat kenangan mereka lagi?
"jika tuhan mengijinkan aku hidup kembali, tidak akan ku biarkan seorang pun merebut milik ku lagi!"ucap nya,sesaat sebelum kesadaran nya menghilang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aru_na, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34.

Dua hari berlalu dengan cepat. sore itu, rumah Arza dan Aruna tampak lebih bersinar. Aruna telah membersihkan setiap sudut, memastikan semuanya sempurna untuk kedatangan mertuanya. Meja makan sudah disiapkan dengan piring-piring cantik dan vas bunga segar. Ia ingin memberikan kesan terbaik, terutama karena ini adalah makan malam pertama mereka yang 'resmi' setelah pernikahan.

Tak lama, sebuah mobil berhenti di depan rumah. Aruna segera bergegas menyambut. Senyumnya merekah melihat orang tua Arza turun dari mobil.

"Mama! Papa!" Aruna menyapa dengan hangat, mencium tangan mereka bergantian.

"Aruna, Sayang!" Ibu Arza memeluk menantunya erat. "Ya ampun, kamu semakin cantik saja."

"Terima kasih, Ma." Aruna tersipu. "Ayo, masuk, Ma, Pa. Sudah Aruna siapkan semuanya."

Di dalam, suasana hangat langsung tercipta. Ibu Arza terus-menerus memuji Aruna, baik itu masakannya, kebersihan rumah, maupun sikapnya yang sopan. Aruna merasa lega, ia berhasil membuat kesan yang baik.

Pagi harinya, saat mereka sedang duduk santai di teras, tiba-tiba sebuah sepeda motor berhenti di depan rumah. Kalila turun dengan senyum lebar, membawa sebuah keranjang berisi buah-buahan segar.

"Selamat sore, Bapak, Ibu!" sapa Kalila dengan ramah, langsung menghampiri orang tua Arza, mengabaikan Aruna yang duduk di samping mereka. "Saya Kalila, tetangga Mas Arza. Saya bawakan sedikit buah dari kebun, semoga Bapak dan Ibu suka."

Ibu Arza tersenyum ramah. "Oh, Kalila. Terima kasih banyak, Nak. Kamu ini baik sekali."

"Sama-sama, Bu. Saya senang bisa berbuat sesuatu untuk Bapak dan Ibu," Kalila menoleh sekilas ke Aruna, senyumnya tipis dan penuh arti. "Saya dengar Bapak dan Ibu datang untuk melihat tanah ya? Saya bisa bantu menunjukkan tempat-tempat strategis di desa ini, loh."

"Wah, kebetulan sekali!" seru Ayah Arza. "Arza masih di Puskesmas, jadi kami belum sempat berkeliling. Kalau kamu tidak keberatan, Nak?"

"Tidak keberatan sama sekali, Pak! Justru saya senang sekali bisa membantu," Kalila menyahut dengan antusias, melirik Aruna lagi, seolah ingin menunjukkan bahwa ia lebih berguna. "Saya sudah sangat akrab dengan desa ini, jadi saya tahu seluk-beluknya."

Aruna merasakan sengatan cemburu dan kekesalan. Kalila benar-benar memanfaatkan setiap celah. Ia ingin mencegah, namun Arza belum pulang, dan ia tidak ingin membuat keributan di depan mertuanya.

"Bagaimana, Sayang? Papa dan Mama mau ditemani Kalila?" tanya Ibu Arza pada Aruna, sekadar basa-basi.

Aruna memaksakan senyum. "Tentu saja, Ma. Kalila kan memang lebih tahu seluk-beluk desa ini."

Kalila tersenyum menang. Ia kemudian menemani orang tua Arza berkeliling desa, menunjukkan beberapa lokasi tanah yang mungkin cocok untuk usaha baru. Sepanjang perjalanan, Kalila tak henti-hentinya menceritakan tentang kebaikan Arza, bagaimana Arza sering membantunya dan masyarakat desa, mencoba membangun citra dirinya sebagai orang terdekat Arza di desa. Ia juga sesekali menyelipkan cerita masa dulu nya dengan Arza, membuat orang tua Arza merasa Kalila adalah gadis desa yang baik dan akrab dengan putra mereka.

Saat senja mulai turun, Arza akhirnya tiba di rumah. Ia terkejut melihat mobil orang tuanya sudah tidak terparkir. Ia masuk dan disambut Aruna yang sedang menyiapkan teh.

"Sayang, Mama sama Papa dimana?, kenapa mobil nya sudah tidak ada?" bisik Arza. Dia ia memeluk istrinya dari belakang, menyandarkan kepalanya di bahu Aruna,lalu mencium aroma istrinya lama lama ."Mereka sedang di luar bersama Kalila, mas."

Arza mengernyitkan dahi. "Kalila? Ada apa?" arza membantu Aruna menyediakan gelas dan nampan,lalu menuangkan teh nya.

Aruna menghela nafas "kalila membawa mama dan papa untuk ..."

Sebelum Aruna sempat menjelaskan, mereka berdua mendengar suara mobil, dan sesaat terdengar suara tawa dari luar. Arza menatap Aruna dan lalu menggandeng tangan Aruna membawa nya keluar keluar, mereka mendapati orang tuanya sedang bercengkrama akrab dengan Kalila.

"Arza, Nak! Kamu sudah pulang," sapa Ibu Arza. "Ini Kalila yang menemani kami berkeliling. Dia banyak membantu, Nak."

"Iya, mas," Kalila menyahut manja, pandangannya tertuju pada Arza. "Mas Arza, aku sudah tunjukkan beberapa lokasi bagus untuk tanah Bapak dan Ibu. Kata Bapak, Mas Arza juga harus ikut melihat besok."

Arza tersenyum canggung, ia merasa ada sesuatu yang tidak biasa. Ia melirik Aruna yang tampak tenang namun matanya memancarkan ketidaknyamanan.

Malam harinya, setelah makan malam yang hangat, Arza duduk di ruang tamu bersama orang tuanya. Kalila masih belum pulang, ia sengaja berlama-lama, mencoba terus dekat dengan Arza dan keluarganya.

"Arza, Nak," kata Ayah Arza, "Kalila ini gadis baik ya. Sopan dan sangat tahu tentang desa ini. Cocok sekali kalau kamu punya teman seperti dia."

Arza hanya mengangguk, sedikit tidak nyaman dengan arah pembicaraan ini. Ia melirik Kalila yang tersenyum penuh kemenangan.

Tiba-tiba, Kalila berujar, "Mas Arza, aku jadi ingat waktu itu, Mas membantuku mengobati luka. Aku sampai pingsan karena demam tinggi, dan Mas Arza dengan sigap membawaku ke Puskesmas, bahkan sampai menggendongku. Aku tidak akan pernah lupa kebaikan Mas Arza itu." Kalila menatap Arza dengan tatapan memelas, seolah ingin menyiratkan kedekatan yang lebih dalam.

Arza terkejut. Ia ingat kejadian itu, tapi ia melakukannya murni sebagai dokter. Ia juga tidak ingat menggendong Kalila sampai pingsan. Mungkin itu hanya sebagian kecil dari kejadian yang dibesar-besarkan Kalila. Namun, ia melihat orang tuanya menatapnya dengan senyum penuh arti, seolah menganggap cerita itu romantis.

Aruna, yang sedang menuangkan teh, mendengar jelas cerita Kalila. Tangannya sedikit bergetar. Ia menatap Kalila yang kini terlihat sangat licik. Ia menghela napas, mencoba menenangkan diri. Ini adalah jebakan Kalila. Ia ingin Arza terlihat pahlawan di mata mertuanya, sekaligus menyiratkan ikatan emosional yang lebih dari sekadar pertemanan.

"Oh ya, dulu juga waktu banjir, Mas Arza rela menerjang air demi menyelamatkan keluargaku," Kalila melanjutkan, dramatisasi dalam suaranya semakin kentara. "Aku sampai terharu, Mas. Mas Arza memang pahlawan sejati."

Arza merasa tidak enak hati. Ia memang membantu, tapi tidak sedramatis yang Kalila ceritakan. Ia melirik Aruna yang kini menatapnya dengan tatapan "Bagaimana, Mas? Apakah ini yang kamu sebut teman biasa?". Untuk pertama kalinya, Arza mulai merasakan kejanggalan yang nyata dari tingkah laku Kalila. Cerita-cerita yang dilebih-lebihkan, tatapan matanya, dan usahanya untuk terlihat sangat dekat dengannya di depan orang tuanya.

Ia mulai melihat topeng yang Aruna maksud. Kalila bukan hanya sekadar teman atau adik. Ada niat tersembunyi di balik semua kebaikannya. Dan Arza mulai merasa risih.

Aruna masih diam, memperhatikan sejauh mana Kalila akan berbicara,dia tidak akan mencegat. Hanya mendengarkan. Mungkin ini bisa sedikit menyadarkan suami nya yang sok polos.

1
kalea rizuky
g tau malu uler
kalea rizuky
pelacur gatel kalila
kalea rizuky
gt donk mun g usa ganggu suami orang
kalea rizuky
cewek gatel ulet bulu ganggu aja
kalea rizuky
jd arza uda tau Aruna kembaran Kalila kah
kalea rizuky
Walid astaga ngakak/Curse//Curse/
Zudiyah Zudiyah
,hemmm sangat mirissss
rofik 1234
Perasaan campur aduk. 🤯
Aruna: benarkah?😁
total 1 replies
Shinichi Kudo
Aku udah jatuh cinta dengan karakter-karaktermu. Keep writing! 💕
Aruna: terima kasih 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!