NovelToon NovelToon
Bukan Yang Pertama Untuk Cinta Pertama

Bukan Yang Pertama Untuk Cinta Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Dijodohkan Orang Tua / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Pertiwi1208

"Jadi kamu melangsungkan pernikahan di belakangku? Saat aku masih berada di kota lain karena urusan pekerjaan?"

"Teganya kamu mengambil keputusan sepihak!" ucap seorang wanita yang saat ini berada di depan aula, sembari melihat kekasih hatinya yang telah melangsungkan pernikahan dengan wanita lain. Bahkan dia berbicara sembari menggertakkan gigi, karena menahan amarah yang menyelimuti pikirannya saat ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pertiwi1208, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

"Arya," panggil Mery saat mereka berdua sudah kembali ke rumah, dan tengah menata beberapa makanan yang sudah mereka beli ke dalam kulkas. Arya pun juga ikut membantu.

"Ya," jawab Arya singkat.

"Tadi Mama kesini, karena ingin mengundang kita makan malam. Kira-kira kapan kamu bisa?" tanya Mery.

"Besok," jawab Arya tanpa berpikir, karena memang dia sudah mendengar semua obrolan mereka bertiga.

"Besok?" Mery mencoba mengulangi ucapan suaminya.

"Hmb, kenapa? Apa kamu tidak bisa?" tanya Arya.

"Tentu saja bisa, dan aku juga sangat senang dengan respon kamu," ucap Mery.

"Kalau begitu sudah tidak ada masalah lagi kan?" tanya Arya. Mery mengangguk tipis sembari mengulas senyum. Dia tidak menyangka kalau tidaklah begitu sulit mengajak Arya untuk berkunjung ke rumah orang tuanya.

"Aku kira dia tidak akan mau pulang ke rumah, karena dia tidak menyukaiku, tapi rupanya, dia sangat beretika," monolog Mery dalam hati sembari mengulas senyum.

"Mari kita lihat, seperti apa tampang si Andra itu,"  monolog Arya dalam hati.

***

BLAR.

Arya tiba-tiba saja membuka mata, tatkala menyadari bahwa dia belum membalas pesan dari kekasihnya, Hany. Padahal dia dan Mery sudah berbaring berdua di tempat tidur. Arya mencoba meraba ke atas nakas, tempat yang sudah menjadi kebiasaannya untuk menaruh ponsel, tanpa beranjak dari tempat tidur, tapi ternyata dia tidak bisa mendapatkan ponselnya. 

"Dimana ponselku?" tanya Arya sembari beranjak duduk. Arya segera menyalakan lampu dan mencari ponselnya kesana-kemari.

"Sssst, Hmmbb... kamu ini sedang apa sih Arya?" tanya Mery yang merasa matanya sedikit silau, karena memang tadi dia sudah tertidur. Mery sedikit terganggu karena Arya membuka laci dan menutupnya dengan keras, saat hendak membuka mata, ternyata lampu kamar sudah menyala.

"Apa kamu tadi sudah tidur?" tanya Arya.

"Hmb," jawab Mery tanpa membuka mata.

"Bagaimana dia bisa tidur dalam waktu sesingkat itu," gumam Arya.

"Eh Mery, ponselku ada dimana ya?" tanya Arya akhirnya.

"Ada di laci dekat meja makan, kan tadi kita jalan-jalan tidak bawa ponsel," jawab Mery dengan malas.

"Oh iya," sahut Arya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kamu lanjutkan lah kembali tidur, maaf karena sudah mengganggumu," ucap Arya.

"Kamu juga jangan tidur malam-malam," ucap Mery yang suaranya hampir saja tidak terdengar.

"Hmb," jawab Arya singkat. Arya melihat ke arah Mery yang sudah tidak bergerak lagi.

"Mery,” panggil Arya dengan hati-hati.

"Apa lampunya harus dimatikan lagi?" tanya Arya yang tetap tidak mendapatkan respon.

"Apa dia sudah tidur?" tanya Arya pada dirinya sendiri. Perlahan Arya berjalan mendekat ke arah Mery dan melambaikan tangan tepat di depan wajahnya, tapi Mery rupanya benar-benar sudah tidak merespon. Arya pun segera membetulkan selimut istrinya dan bergegas ke lantai bawah untuk mengambil ponsel.

***

Arya berhasil menemukan ponselnya di laci, juga ada ponsel Mery di sana yang terletak berjajar. Arya terdiam, saat dia sudah memegang ponselnya, dia tidak segera menutup laci, melainkan melihat ponsel Mery yang tergeletak di laci tersebut. Arya merasa ragu saat ini, dia melihat ke lantai atas, lebih tepatnya melihat ke arah kamar, lalu melihat ponsel Mery lagi beberapa kali.

Grep.

Akhirnya Arya pun mengambil ponsel Mery juga, saat dia menekan tombol sebelah kanan, ternyata ponsel Mery tidak terkunci. "Bagaimana bisa dia meninggalkan ponselnya begini saja tanpa dikunci?" tanya Arya pada dirinya sendiri.

Arya berjalan ke arah ruang tamu dan duduk di sofa. Meskipun sudah mengetahui bahwa ponsel Mery tidak terkunci, tapi rupanya Arya tetap merasa ragu untuk melihat isi ponsel istrinya tersebut. Dia tetap memegang ponsel istrinya dan menatapnya tanpa berbuat apa-apa, dilihatnya foto mereka berdua saat melangsungkan pesta pernikahan terpampang jelas di layar ponsel Mery. Arya menggigit kecil jari jempolnya dengan sangat ragu. 

Akhirnya Arya pun meletakkan ponsel Mery di atas meja ruang tamu, dan sekarang berganti memegang ponselnya sendiri. Perlahan Arya mulai membuka pesan baru dari Hany, saat ini rupanya Hany tengah marah besar, karena mendapati bahwa pesannya sudah dibaca oleh Arya tapi tidak kunjung dibalas, sehingga Hany pun mengiriminya banyak lagi pesan, lebih banyak dari sebelumnya. "CK, bagaimana bisa aku membalas semua pesan ini?" gerutu Arya. 

Saat masih memikirkan balasan pesan untuk Hany, Arya pun membuka pesan dari Gavin. Akhirnya dia membalas pesan Gavin terlebih dahulu, karena itu tentang pekerjaan.

Ting.

Tepat setelah Arya selesai berbalas pesan tentang pekerjaan dengan Gavin, yang ternyata malam itu Gavin juga belum tidur. Ponsel Mery berbunyi, ada sebuah notif di sana, sehingga mengurungkan niat Arya untuk membuka kembali pesan dari Hany. Arya meletakkan ponselnya dan mengambil ponsel Mery, dia lihat dari jendela pemberitahuan, bahwa Ayah yang sedang mengiriminya pesan. Terlihat sangat jelas tulisan 'Andra' di sana.

"Pasti ini Ayah sedang mengirim nomor Andra pada Mery," gumam Arya. Entah kenapa ada sedikit rasa tidak enak dan gelisah, saat Arya mendengar ada nama pria lain yang dekat dengan istrinya tersebut.

Tanpa pikir panjang lagi, Arya pun segera membuka dan mengecek semua isi ponsel Mery, tentu saja tanpa membuka pesan yang belum dibuka oleh Mery, dia hanya mengecek pesan yang sudah terbuka saja. "Kenapa tidak ada apa-apa di ponsel Mery?" gumam Arya.

"Apa dia tidak menyembunyikan apa-apa dariku?" tanya Arya lagi pada dirinya sendiri.

Melihat bahwa Arya tidak menemukan apa-apa. Arya pun segera meletakkan ponsel Mery kembali ke dalam laci, sementara ponselnya dia bawa ke lantai atas.

Saat sudah sampai di dalam kamar, Arya melihat tubuh Mery yang tidak memakai selimut. "Ck, dasar anak ini," ucap Arya sembari terus melangkah ke arah ranjang. 

Saat hendak menyelimuti tubuh istrinya, Arya melihat wajah yang begitu lelah. "Apa selelah itu merawatku seharian tadi?" tanya Arya dengan terus menatap Mery, sembari menghembuskan nafas panjang.

"Kasihan sekali dia, dia merawatku tanpa mengeluh. Padahal dia berasal dari keluarga yang lebih kaya dariku, tapi dia sangat baik dan ikhlas merawatku seperti itu." Tanpa disadari, Arya mengulas senyum melihat wajah istrinya tersebut. Tidak ingin berlama-lama memandang wajah cantik itu, karena Arya juga takut khilaf. Arya pun akhirnya segera mengenakan selimut pada tubuh Mery dengan lembut, juga sembari mengelus pucuk kepala istrinya beberapa kali.

***

"BRENGSEK!!! Ternyata itu yang dia lakukan seharian!" umpat Hany. 

Tanpa Arya ketahui, ternyata Hany saat ini sedang ada di seberang rumahnya. Karena lampu kamar di lantai 2 masih menyala, jadi Hany bisa melihat bayangan Arya dengan jelas dari balik dinding kaca dan tirai. Terlihat dengan jelas saat Arya terus mendekat ke arah ranjang sembari membungkuk, seakan pasangan suami istri itu sedang melakukan sesuatu. Padahal yang sebenarnya terjadi, hanya Arya sedang memakaikan selimut ke tubuh Mery.

Hany pun segera pergi dari sana dengan patah hati.

***

Di tempat lain.

"Sepertinya aku memang sudah tidak perlu mengkhawatirkan apapun lagi," ucap Gavin yang saat ini tengah berbaring di atas ranjangnya sembari memainkan ponsel. Dia melihat hasil foto yang tadi sempat dia abadikan.

Di ponsel tersebut, dia melihat bahwa Mery dan Arya tengah tertawa bersama sembari memakan jajanan di pinggir jalan, tawa yang tidak pernah sekalipun Gavin lihat saat Arya masih berpacaran dengan Hany. 

Sebenarnya Gavin juga tidak sengaja melihat semua kejadian tersebut. Karena Arya yang seharian tidak kunjung membalas pesannya, Gavin pun memutuskan untuk pergi ke rumah Arya karena dia khawatir. Namun setelah sampai, dilihatnya pagar rumah Arya terkunci, beberapa kali juga Gavin menghubungi ponsel Arya tapi tidak mendapatkan jawaban.

Akhirnya, Gavin pun memutuskan untuk pulang saja. Di pinggir jalan, saat keluar dari komplek perumahan Arya, Gavin tidak sengaja melihat mereka berdua tengah berjalan sembari bergandengan tangan. Gavin pun memutuskan untuk memarkirkan mobilnya sedikit menjauh, tapi masih bisa melihat mereka berdua, hingga Gavin kerap kali mengulas senyum saat melihat tingkah mereka berdua, bak anak remaja yang masih pacaran.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!