Merebut Hati Sekretarisku

Zeline sedang tertawa sendiri didalam kamar. Ia memang menginginkan makan pizza malam ini. Namun, ngidam bertemu Finn adalah akal-akalannya saja karena ia ingin mengerjai Finn sejak sore. Entah kenapa ini membuatnya terhibur dan menghilangkan rasa stress. Ia juga terlihat rebahan diatas ranjang sembari menunggu kedatangan Finn yang ia ragukan sekarang.

Hahaaa. Apa dia benar-benar akan datang? Aku hanya ingin mengerjainya saja. Sekalipun aku ngidam pizza aku juga bisa beli sendiri Pak Finn. Aku harap kamu akan menyerah dengan tugasmu ini untuk mengurusiku. Dibayar berapa kamu ini sama lelaki brengsek??

Drrttt Drrttt!

Pesan akhirnya masuk juga ke ponselnya yang sedang ia pegang. Namun saat dilihat bukan dari Finn, melainkan dari lelaki brengsek itu.

"Apa kamu beneran ngidam pizza?"

"Biar aku pesankan dari sini"

"Dimana alamatmu?"

"Jangan menyuruh Finn kesana."

"Ini sudah jam istirahat." Pesan Aldigar berturut-turut. Entah kenapa ia juga ingin memperdulikan nya malam ini. Padahal yang lain sedang sibuk memilih undangan dan suvenir, namun ia malah mengurusi yang lain.

Apaan sih nih orang! Mengganggu saja! Lagian sejak kapan dia peduli dengan pak Finn?

Seketika raut bahagia Zeline langsung berubah cemberut setelah membaca pesen dari Aldigar itu.

"Apa pedulimu? Aku juga tidak berbicara denganmu! Aku hanya memintanya pada Pak Finn, bukan padamu!" Balas Zeline menohok.

Beraninya dia berbicara seperti ini! Dia mulai berani sekarang?

Aldigar begitu geram, ia kembali mengetik dengan cepat untuk membalas pesannya.

"Aku sedang serius Zeline! Kamu mengidamkan Pizza atau mengidamkan Finn? Bukankah aku ayah anak itu? Kenapa bukan aku yang kau idamkan untuk kesana? Itu anakku atau anaknya Finn? Jangan ngidam aneh-aneh!"

Dihh!

"Kenapa???"

"Sudah aku katakan anak ini tidak membutuhkan seorang ayah Tuan! Aku hanya ingin bertemu dengan pak Finn! Aku rasa bayiku memang menginginkan itu. Apa pedulimu? Tidak usah menganggu ku. Ini urusanku, bayiku dan juga Pak Finn! Bukankah ini juga kemauan Anda? Jangan menggangguku lagi! Aku hanya mengidamkan pak Finn sekarang!"

Aldigar menyerah. Ia terlihat begitu kesal setelah melihat balasan dari Zeline yang panjang lebar padanya.

"Pergilah," Titah Aldigar sambil menggenggam erat ponselnya. Bahkan ia ingin sekali membanting ponsel itu sekarang juga ke lantai.

"Baik Tuan,"

Finn segera pergi meninggalkan rumah itu untuk menjalankan perintah.

Kenapa dia selalu berusaha menyinggung ku! Bahkan dia suka sekali mengusik ku! Memang ngidam bertemu seseorang itu ada???

Setengah jam berlalu.

Pemilihan undangan pernikahan dan suvenir sudah ditentukan oleh mereka. Namun semenjak kepergian Finn setengah jam yang lalu tak bisa membuat Aldigar tenang. Ia malah merasa terusik dengan ngidam aneh itu.

Aku rasa Zeline hanya ingin bermain-main denganku. Tidak mungkin ia mengidam ingin bertemu Finn. Apa-apaan! Bukankah jika ia sedang hamil anakku seharusnya ia mengidam ingin bertemu denganku? Bukan dengan orang lain, ya kan?

"Sella. Apa ngidam bertemu seseorang itu ada???" Pesan Aldigar langsung pada dokter sekaligus teman kepercayaan itu. Sella pun terlihat langsung mengetik setelah membuka pesan itu.

Padahal pertemuan 2 keluarga ini belum usai, mereka masih terlihat saling mengobrol satu sama lain. Namun sendari tadi Aldigar memang sibuk mengurusi ponselnya.

"Sayang kamu sibuk sekali?" Tutur Jeny, seraya mendekatinya.

"Aku sedang berdiskusi dengan klien. Kamu mengobrolah dengan yang lain. Aku tinggal sebentar ya sayang. Aku jadi tidak fokus disini karena berisik. Ini sangat penting."

Aldigar memilih meninggalkan mereka dan masuk kedalam kamar. Aldigar memang ingin menenangkan pikirannya dan untungnya Jeny mengerti akan kekasihnya yang sangat sibuk itu. Dan menurutnya itu juga pasti urusan kantor. Ia juga tidak perduli, yang penting ia akan menikah dengannya sekarang.

"Maksudnya Al?" Balas Sella tadi, ia ragu dengan pertanyaan Aldigar yang tiba-tiba seperti itu.

"Zeline mengidam ingin bertemu Finn dan sekarang Finn sedang kesana malam-malam begini, apa itu termasuk mengidam? Jika anak yang dikandungnya adalah anakku bukankah seharusnya dia mengidamkan ku untuk kesana??"

"Haha. Kau sedang kenapa Aldigar? Kau sedang cemburu?" Sella mengirimkan emoticon tertawa saking lucunya membaca pesan itu tadi.

Cemburu??? Dihhh, Aku hanya merasa kesal!

"Bisa tidak, serius saat aku berbicara. Aku pecat kamu jadi dokter!" Kesal Aldigar kembali. Ia memang merasa benar-benar kesal sekarang. Rasa itu terasa semakin tak terkendali kan di dalam dirinya malam ini.

"Astaga Aldigar. Baiklah, akan aku jelaskan sekarang."

Sella tak habis pikir dengan sikap Aldigar yang seperti ini. Padahal dia akan menikah, namun malah seperti ini. Jujur saja sebenarnya ia juga sedikit menyayangkan akan hal ini. Karena menurutnya Jeny tidaklah cocok dengan Aldigar, namun ini pilihannya dan ia tidak mungkin melarang akan itu. Ia hanya bisa berdoa yang terbaik untuk teman dekatnya ini.

"Menurut beberapa artikel yang aku pelajari itu benar adanya Al. Terkadang ada yang mengidam ingin bertemu dengan seseorang, misalnya ingin bertemu dengan aktor mungkin, atau orang yang ia kagumi. Itu hal yang wajar bagi seseorang yang sedang mengidam. Ia akan lebih merasa tenang setelah bertemu dengannya. Dan menurut dari pengalaman beberapa pasien yang aku temui juga ada beberapa orang yang seperti Zeline walaupun jarang sekali, namun ngidam bertemu dengan seseorang itu memang ada adanya, bahkan mengidam membenci seseorang itu juga ada loh Al. Terkadang orang ngidam memang aneh-aneh, kamu harus tau itu. Kamu juga harus sabar saat menghadapi wanita hamil, begitulah adanya. Terkadang ia juga menginginkan hal yang tak terduga-duga. Kamu harus mengerti itu,apalagi ini kehamilan pertamanya,lebih cenderung sensitif Al"

Hal yang tak terduga-duga???

Aldigar tak habis pikir dengan penjelasan itu. Ia tidak percaya, namun bagaimana lagi? Ia juga tidak tahu tentang hal ngidam mengidam.

"Apa membenciku juga termasuk ngidamnya begitu?" Lanjutnya lagi penasaran.

"Bisa jadi, itu mungkin saja Al. Karena perasaan wanita hamil gampang berubah-ubah juga moodnya."

Menyebalkan sekali! Beraninya dia mengidam seperti itu!

Lalu apa yang mereka lakukan ketika bertemu? Mereka tidak melakukan hal lebih kan? Apa mereka akan berpelukan? Atau bahkan lebih? Berciuman? Apa ini bagian dari ngidam juga? Tidak-tidak! Ini tidak boleh terjadi! Aku bisa gila karena ini.

Pikiran Aldigar menjadi kemana-mana, pasalnya Ia begitu menanggapi perkataan Sella tentang ngidam yang tak terduga-duga tadi. Atau mungkin karena rasa cemburunya yang sudah bermunculan, namun ia tak menyadari kalau ia sedang cemburu sekarang.

"Antar pizza itu dan cepatlah pulang. Aku sedang menunggumu. Aku ingin bicara." Akhirnya Aldigar mengirim pesan itu juga ke Finn untuk mengantisipasinya.