Zhao Jinyue, putri keempat Bangsawan Jing kehilangan segalanya setelah Pangeran Rui—sang suami—mendapatkan gelar Putra Mahkota.
Dia yang seharusnya menjadi Putri Mahkota tidak hanya dikhianati, tetapi juga difitnah dan dibunuh dengan kejam.
Zhao Jinyue pikir kematian tragisnya adalah akhir dari segalanya, tanpa diduga dia malah lolos dari lubang neraka dan kembali di hari Kaisar menjatuhkan titah pernikahan untuknya.
Dengan kenangan menyakitkan yang membekas di ingatannya, Zhao Jinyue mana mungkin bersedia mengulangi kesalahannya dengan menikahi Pangeran Rui dan membiarkan kakak ketiganya menjadi selir samping, bahkan bersedia menyetarakan status mereka.
Di kehidupan ini, Zhao Jinyue akan menjadi wanita yang berbudi luhur di mata dunia. Namun, diam-diam merencanakan pembalasan dan berbalik menaiki kapal Pangeran Runan, musuh bebuyutan Pangeran Rui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Boleh Menyakitinya
"Kudengar, demi menikahi wanita itu ... Yang Mulia berlutut semalaman di Istana Bulan. Selir Xue sangat menyayangi Pangeran Rui sehingga menyetujui pernikahan mereka."
Saat melihat kereta kuda milik Pangeran Rui berhenti tepat di depan Kediaman Bangsawan Jing, orang-orang di sekitar mulai berbisik di antara mereka.
Tentunya, tidak ada hal baik yang mereka bicarakan dan Zhao Yi Nan adalah topik utamanya.
Dari gadis berbakat dan berbudi luhur di ibukota, dia berubah menjadi gadis tak bermoral hanya dalam semalam.
"Huh, seorang anak selir ingin menjadi putri? Apa dia tidak sadar diri?"
"Dia benar-benar tidak tahu diri! Jika tidak, mana mungkin dia mencuri tunangan adiknya sendiri."
"Betul, untung saja nyonya bangsawan bijaksana sehingga gadis tak bermoral hanya bisa menjadi selir."
"Hust, jangan berisik. Apa kalian ingin menghilang secara misterius juga?"
Salah satu warga yang cukup tahu diri segera menghentikan teman-temannya, tidak baik bagi mereka membicarakan hal buruk tentang Yi Nan yang mendapatkan perlindungan dari Pangeran Rui.
Dengar kabar, orang-orang yang menyaksikan skandal memalukan di antara Pangeran Rui dan Yi Nan sudah menghilang tanpa jejak. Mereka seperti tidak pernah terlahir dan hadir di muka bumi ini.
Hanya Yuzhu, satu-satunya saksi berstatus rendahan yang masih hidup hingga saat ini. Mereka pikir, itu berkat perlindungan tuan dan nyonya bangsawan.
Saat Pangeran Rui keluar, bisik-bisik di antara kerumunan sudah hilang sepenuhnya, bahkan tidak ada yang berani melihat ke arah sang pangeran yang membantu Yi Nan keluar dari kereta kuda.
Pangeran Rui mengantarkan Yi Nan sampai di depan Paviliun Awan dan berpesan dengan lembut. "Kamu beristirahatlah dan pulihkan dirimu dulu, aku akan menjemputmu lusa."
Jika menuruti keinginan Selir Xue, Yi Nan seharusnya memasuki Istana Bulan besok pagi.
Namun, Pangeran Rui jelas tahu kekasih hatinya itu belum sepenuhnya pulih dari luka pukul yang dialaminya tempo hari.
Jadi, lebih baik menunda satu hari untuk Yi Nan menyenangkan hati Selir Xue.
Yi Nan tersenyum dan mengangguk patuh. "Baik."
Pangeran Rui membiarkan Yi Nan memasuki paviliun, sebelum akhirnya dia berbalik dan pergi.
Hanya saja, Pangeran Rui tidak langsung meninggalkan Kediaman Bangsawan, melainkan pergi ke Paviliun Qilin untuk menemui Jinyue secara pribadi dan diam-diam.
Yuzhu yang tengah melayani Jinyue lebih dulu menyadari kedatangan Pangeran Rui, dia pun dengan tahu diri memberi salam hormat. "Saya telah menemui Yang Mulia Pangeran Rui."
Jinyue tersentak kaget mendengar salam Yuzhu, dia terlalu fokus membaca buku pengobatan milik mendiang neneknya sehingga tidak menyadari kedatangan sang pangeran.
Mengangkat kepalanya dan melepaskan buku pengobatan di tangannya, Jinyue akhirnya berdiri dan bertanya pada Pangeran Rui yang datang tanpa undangan. "Yang Mulia, untuk apa kamu di sini?"
Ekspresi Jinyue datar, nada suaranya pun terkesan dingin. Sikapnya yang sekarang sangat jauh berbeda dengan dirinya di di kehidupan sebelumnya setiap kali bertemu dengan Pangeran Rui.
Dulu, selalunya Jinyue yang pergi mencari Pangeran Rui.
Sekarang, justru Pangeran Rui yang berinisiatif mencarinya?
Apakah matahari telah terbit dari barat?
Jinyue tersenyum dingin, dia yakin dirinya akan melompat kegirangan jika di masa lalu Pangeran Rui berinisiatif menemuinya lebih dulu seperti sekarang.
"Yue'er, jangan adu keras denganku. Aku tahu kamu begitu mencintaiku." Pangeran Rui dengan penuh percaya diri menghampiri Jinyue dan tanpa sungkan menggenggam tangan gadis itu. "Bukankah baik jika kamu menjadi putriku, sementara Yi Nan hanyalah seorang selir?"
Tatapan penuh cinta dilayangkan Pangeran Rui tepat di hadapan Jinyue seakan dia benar-benar mencintai gadis itu. "Di antara kalian bersaudara, Yi Nan-lah yang paling dirugikan."
Siapa pun tahu, kehidupan seorang selir tidak akan lebih baik dari putri atau pun istri sah dan Jinyue meyakini hal itu.
Namun, bagaimana jika si selir yang mendapatkan cinta, sementara sang putri tidak?
Bukankah statusnya sebagai seorang putri tidak ada gunanya?
Jinyue kembali tersenyum, tetapi senyuman yang menghiasi wajahnya kali ini sarat dengan sarkastik untuk dirinya sendiri.
Jinyue semakin menyadari bahwa dirinya di masa lalu sangatlah bodoh, bisa-bisanya dia mencintai Pangeran Rui dengan membabi-buta.
Bagaimana aku bisa termakan rayuan menjijikkan pangeran bodoh ini?
"Begini saja, setelah kalian berdua masuk istana ... aku tidak akan mengecualikan aturan untuk Yi Nan meski kalian bersaudara. Dia akan tetap memberi salam dan menyajikan teh untukmu setiap hari. Bagaimana?"
Jinyue mendengus sinis, dia segera melepaskan tangannya yang digenggam oleh Pangeran Rui.
Entah bagaimana, Jinyue merasa bekas sentuhan Pangeran Rui terasa gatal dan menjijikkan.
"Yang mulia, aku tidak butuh aturan itu."
"Kamu memang yang paling pengertian." Pangeran Rui tersenyum senang, bahkan senyumannya juga menyiratkan kepuasan. "Tenang saja, aku akan berprilaku adil dan tidak merendahkanmu."
Jinyue memutar bola matanya dan tidak bersikap sopan lagi. "Yang Mulia, aku tidak bersedia menikah denganmu ... kenapa aku butuh salam dan sajian teh dari kakak sepupu?
"Kamu—" Pangeran Rui sudah mengangkat tangannya hendak menampar wajahnya mulus Jinyue, tetapi kata-kata Selir Xue yang terngiang-ngiang di telinganya berhasil menghentikannya tepat waktu.
"Jika kamu ingin Yi Nan menjadi istri yang setara, maka kamu harus mempertahankan Jinyue. Biarkan dia memasuki Istana Mige dengan membawa kekuasaan keluarga pihak ayah dan ibunya, mereka akan membantumu naik tahta."
Jinyue tidak berkedip, dia hanya menatap dingin pada telapak tangan Pangeran Rui yang hampir mendarat di wajahnya.
'Tidak boleh menyakitinya.' Pangeran Rui menurunkan tangannya, ekspresi garang di wajahnya juga perlahan-lahan menghilang. 'Aku sudah berjanji pada ibu demi Yi Nan dan tahta!'
"Yue'er—"
"Yang Mulia, Selir Xue memintamu kembali."
Karena kehadiran Aliang, Pangeran Rui tidak jadi mengeluarkan kata-kata manisnya untuk merayu Jinyue.
"Yue'er, aku pergi menemui ibu selir dulu ... nanti kita bicara lagi."
terima kasih