NovelToon NovelToon
Sang Pewaris Tersembunyi

Sang Pewaris Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Romansa Fantasi / Identitas Tersembunyi / Elf
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Momoy Dandelion

Dalam bayang-bayang dendam, kebenaran menanti untuk diungkap.
Acalopsia—negeri para elf yang dulu damai—kini gemetar di ambang kehancuran. Serangan kaum orc tak hanya membakar ladang, tapi juga merobek sejarah, menghapus jejak-jejak darah kerajaan yang sah.
Revalant, satu-satunya keturunan Raja R’hu yang selamat dari pembantaian, tumbuh dalam penyamaran sebagai Sion—penjaga sunyi di perkebunan anggur Tallava. Ia menyembunyikan identitasnya, menunggu waktu, menahan dendam.
Hingga suatu hari, ia bertemu Pangeran Nieville—simbol harapan baru bagi Acalopsia. Melihat mahkota yang seharusnya menjadi miliknya, bara dendam Revalant menyala. Untuk merebut kembali tahta dan membuktikan kebenaran masa lalu, ia membutuhkan lebih dari sekadar nama. Ia membutuhkan kekuatan.
Dilatih oleh Krov, mantan prajurit istana, dan didorong tekad yang membara, Revalant menempuh jalan sunyi di bawah air terjun Lyinn—dan membangunkan Apalla, naga bersayap yang lama tertidur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21: Rayuan Putri Fayye

Langit malam menggantung tenang di atas kediaman keluarga Fayye. Rerumputan yang hangus di ladang mulai terdiam, hanya menyisakan bau asap yang menempel di tiang-tiang rumah. Di salah satu kamar sayap timur, Pangeran Nieville beristirahat setelah pertempuran panjang yang melelahkan.

Ruangan itu sederhana, namun rapi. Jendela besar terbuka ke arah barat, membiarkan angin malam masuk membawa wangi kayu terbakar yang samar. Nieville tertidur di ranjang tinggi yang dipayungi kelambu tipis berwarna kelabu pucat. Napasnya tenang, tubuhnya masih mengenakan pakaian dalam pelindung tipis dari lapisan sihir pendingin.

Namun, ketenangan itu tak bertahan lama.

Sesuatu… menyentuh dadanya.

Nieville mengerutkan dahi dalam tidur. Jemari halus menyapu kulitnya perlahan, menyusup dari bawah selimut. Saat ia membuka mata, pandangannya langsung disambut oleh siluet tubuh perempuan yang tak asing. Rambut coklat panjang, gaun tipis sewarna embun, dan mata kelabu yang penuh rayuan tersembunyi di balik senyuman manja.

“Yang Mulia…” bisiknya lembut. Suaranya nyaris seperti gumaman angin. “Izinkan aku… menghilangkan lelahmu.”

“Zetta?” Nieville tersentak, seketika duduk tegak. Nafasnya terhenti oleh keterkejutan, tetapi tubuhnya segera bertindak. Ia mendorong gadis itu menjauh dengan satu tangan tegas.

Zetta tersentak, namun tidak tampak marah. Ia malah tersenyum, menata posisi duduknya dengan elegan, seperti tidak ada yang salah.

“Aku hanya ingin memijatmu, Yang Mulia,” katanya manja. “Kau pasti lelah... setelah bertarung untuk menyelamatkan rumah kami. Ini bentuk rasa terima kasihku. Tak ada niat lain, sungguh….”

Nieville meraih selimut dan segera melemparkannya ke arah tubuh Zetta yang terbuka. “Kau tahu siapa aku. Seharusnya kau tahu tempatmu. Apa begini cara keluarga Fayye menunjukkan rasa terima kasih?”

Zetta menunduk, tapi senyum liciknya tetap bertahan. “Maafkan jika caraku terlalu… jujur. Tapi… aku bersedia jadi apapun untukmu. Bahkan jika harus menjadi wanita kedua di sisimu. Tidak semua wanita beruntung bisa melayani Yang Mulia.”

Nieville mengatupkan rahangnya. Amarah dan kekecewaan menari di matanya. “Kau bukan hadiah yang bisa dibungkus untuk disodorkan ke ranjangku.”

Zetta mengedip manis, masih mencoba merayu. “Apa salahnya... jika sedikit kehangatan malam ini menjadi penguat untuk besok? Tidak ada yang tahu.”

Tanpa menjawab, Nieville melangkah cepat menuju jendela besar. Ia membuka kunci pengaitnya, lalu bersiul pelan—suara panjang yang bergetar di udara, mengandung nada magis khas panggilan pengendara griffin.

Dari langit yang kelam, suara kepakan besar terdengar, dan tak lama kemudian, seekor griffin dengan bulu perak dan paruh emas mendarat di balkon kayu—Sword, tunggangan setia sang pangeran.

Nieville melompat ke punggungnya tanpa ragu, tak memberi kesempatan Zetta untuk berkata apa-apa lagi. “Sampaikan pada keluargamu, aku berterima kasih atas jamuan mereka. Tapi malam ini, aku memilih tidur di hutan daripada melihatmu!”

Dengan satu hentakan kaki, Sword mengepak dan membawa tubuh Nieville terbang tinggi, menembus kabut dan melintasi angin dingin malam.

Zetta berdiri terpaku di ujung ranjang, masih membiarkan selimut menutupi tubuhnya. Sorot matanya berubah. Tak lagi memelas, tapi menghitung. Ia tahu, yang pergi malam ini bukan hanya seorang pangeran, tapi juga peluang yang nyaris ia genggam.

Tak lama kemudian, langkah tergesa terdengar di luar pintu.

Pintu kamar terbuka dengan keras.

Brakk!

Val menerobos masuk, napasnya terengah. Wajahnya panik dan keningnya basah oleh keringat. Tatapannya langsung menyapu ranjang yang kosong. Dia membeku saat melihat seorang perempuan duduk di atasnya dengan tubuh hanya terbalut selimut tipis, rambut panjang berantakan, dan aroma minyak wangi yang masih menguar di udara.

“Di mana Pangeran?!” serunya tajam.

Zetta menoleh dengan tenang, tersenyum seolah tak ada yang aneh. “Dia pergi,” jawabnya singkat.

Val berlari ke arah jendela, melihat sosok yang ia cari—Nieville—telah berada di punggung Sword, yang kini terbang tinggi menembus langit malam.

“Lumelith…” desis Val, mencengkeram bingkai jendela. “Apa yang terjadi di sini?”

Langkah kaki tergesa terdengar di lorong. Romanel muncul di ambang pintu, dengan wajah bingung dan tatapan curiga. Ia nyaris menabrak Val karena tak menyangka kamar sang pangeran terbuka begitu saja. Tapi langkahnya langsung terhenti ketika ia melihat siapa yang ada di dalam ruangan… dan apa yang dikenakannya.

“Zetta...?” suaranya tercekat.

Gadis itu hanya menunduk, menyembunyikan ekspresi di balik rambutnya yang menjuntai. Ia bahkan tidak berusaha menyembunyikan fakta bahwa dirinya duduk di ranjang pangeran dengan pakaian yang tidak pantas.

“Apa yang kau lakukan di sini?” bentak Romanel. Kali ini suaranya naik beberapa oktaf, bukan sebagai bangsawan, tapi sebagai kakak.

Zetta tak menjawab.

“Jawab aku, Zetta!” tatapan Romanel mengeras. “Apa yang sudah kau lakukan?!”

Masih tak ada jawaban. Hanya embusan napas samar dari Zetta, seolah dunia di sekitarnya bukan urusannya lagi.

Val menoleh ke Romanel, matanya sempit. “Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku rasa Yang Mulia marah terhadap adikmu.”

“Biarkan aku bicara dengannya dulu. Tolong... keluar dulu, Val.”

Val menatap Romanel lama, ragu dan masih dipenuhi amarah yang tertahan. Tapi akhirnya ia melangkah mundur, keluar dari kamar dengan langkah berat. Pintu kembali tertutup di belakangnya.

Kini, hanya Zetta dan Romanel yang tersisa di dalam ruangan yang masih dipenuhi aroma parfum dan sisa kehangatan yang tidak semestinya.

Romanel berdiri diam. Wajahnya bukan hanya kesal, ia juga kecewa.

“Zetta… apa yang kau pikirkan?”

Zetta menegakkan tubuhnya perlahan, selimut masih membalut tubuhnya. Ia menatap kakaknya, dan untuk pertama kalinya, wajahnya menampilkan ekspresi getir.

“Aku pikir… ini kesempatanku,” katanya lirih. “Kesempatan kita.”

Romanel mengerutkan dahi. “Apa maksudmu?”

“Aku pikir, jika aku bisa... menyenangkan pangeran, maka dia akan tetap tinggal. Mungkin... menyukai Fayye. Mungkin akan menjadikanku selirnya.” Zetta menggigit bibir bawahnya. “Dengan begitu, wilayah kita takkan lagi dipinggirkan. Tak akan dilupakan.”

“Zetta…!” Romanel melangkah maju, suaranya penuh amarah dan syok. “Apa kau sadar betapa memalukannya ini?!”

“Aku sadar,” potong Zetta, matanya mulai berkaca-kaca. “Tapi aku juga sadar kita sudah berpuluh tahun menjadi bayangan Tallava. Kita yang memberi makan negeri ini, tapi tidak satu pun yang mengangkat suara saat ladang kita dibakar. Tidak ada yang peduli sampai api menyentuh langit!”

Romanel menggertakkan gigi. “Itu bukan alasan untuk menyerahkan harga dirimu seperti ini! Untuk menjebak pangeran di ranjang ….”

“Aku tidak menjebaknya!” teriak Zetta. “Aku... aku hanya berharap dia melihatku. Memberi perhatian. Dan kalau dia ingin aku... setidaknya itu akan membawa perubahan untuk Fayye.”

Romanel menatap adiknya, napasnya memburu. Ia menggeleng. “Kau... bahkan tidak mengenalnya. Nieville bukan lelaki yang bisa dibeli dengan tubuh atau sanjungan. Kau tidak hanya mempermalukan dirimu sendiri, tapi juga ….”

Zetta menunduk. “Aku... juga yang membuka celah tembok itu.”

Dunia serasa akan kiamat di pikiran Romanel.

“Apa... yang kau katakan?” bisiknya, tak percaya.

Zetta menatapnya lurus. “Aku tahu jalur tua di balik bukit. Aku … aku hanya membuka sebagian pagar batu. Kupikir... serangan orc akan menarik perhatian istana. Kupikir, begitu ladang terbakar, pangeran akan datang. Tapi akhirnya dia datang, bukan?”

Romanel melangkah mundur, tubuhnya terasa goyah. “Zetta... tidak... tidak mungkin...”

“Aku tak tahu mereka akan datang sebanyak itu,” bisik Zetta lagi, air mata mulai jatuh dari matanya. “Aku hanya ingin kita diperhatikan, kak. Aku hanya ingin kita dianggap penting.”

Romanel menutup wajahnya dengan kedua tangan. Bahunya gemetar.

“Kau... hampir membunuh seluruh pekerja kita. Kau membakar apa yang telah dibangun keluarga kita selama puluhan tahun. Demi... perhatian?”

Zetta menangis diam-diam. “Aku... hanya ingin mengubah sesuatu...”

“Tapi kau sudah menghancurkannya lebih dulu,” kata Romanel lirih.

Ruangan itu kembali sunyi. Hanya suara api kecil di perapian yang tersisa.

Romanel perlahan berbalik, melangkah pergi dari kamar itu tanpa berkata-kata. Ketika tangannya menyentuh gagang pintu, ia berhenti sejenak, lalu berkata dengan suara yang dingin dan tajam:

“Kembali ke kamarmu dan kenakan pakaian yang pantas. Dan jangan pernah berpikir untuk mendekati pangeran lagi.”

Pintu ditutup dengan pelan.

Zetta, untuk pertama kalinya, merasa dingin menembus tulangnya… lebih dari malam mana pun yang pernah ia lewati.

1
vj'z tri
ish ish ish rauk kurang jelas brifing nya 🤭🤭🤭 dah tau yang di bawa orc otak nya cuma 1/2 🤣🤣🤣🤣🤣lagian bawa anak orang gak di kasih makan kan jadi lapar 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
serangan orc tiba tiba ..pasti ada dalang nya ini 😤😡😤😡😤
vj'z tri
kalian salah matahari yang asli masih bersembunyi dia adalah Sion
vj'z tri
pangeran sadar lah akan hati mu sebelum ia pergi dan menghilang 🥹🥹🥹
vj'z tri
semoga Sion di pinjami kitab nya 🤭😁🥳
vj'z tri
naga kah 🤔🤔🤔
vj'z tri
dasar pemuda kurang kerjaan ,😤😤😤😤
vj'z tri
duarrrrr sekarang terbuka sudah biang Lala nya 😱😱😱😤😤😤😤
vj'z tri
pasti ada mata mata 🤔🤔🤔
vj'z tri
iyeee tar lu yang di masak mimbo 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
terpesonaaaaaa aku terpesonaaaaaa memandang memandang wajah mu yang manissss 💃💃💃
vj'z tri
semangat Thor up nya 🥳🥳🥳
vj'z tri
waktu nya belajar pedang semangat Sion 🎉🎉🎉
vj'z tri
ayo Sion beritahu paman mu 😁😁😁
vj'z tri
aura putra mahkota terlihat cuyyyy 🤩🤩🤩🤩 lanjuttt guysss
vj'z tri
pencuri 😤😤😤😤😤😤
vj'z tri
merindukan paman 😁😁😁
vj'z tri
Sion semoga kau kembali dengan selamat ....petualangan di mulai 🎉🎉🎉
vj'z tri
jangan sampai sissel di tuduh mencuri 🤨🤨🤨🤨🤨
vj'z tri
dukun u gak mempan bro 🤣🤣🤣🤣🤣🤣 nieville gak tertarik 🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!