Terlambat menyatakan cinta. Itulah yang terjadi pada Fiona.
ketika cinta mulai terpatri di hati, untuk laki-laki yang selalu ditolaknya. Namun, ia harus menerima kenyataan saat tak bisa lagi menggapainya, melainkan hanya bisa menatapnya dari kejauhan telah bersanding dengan wanita lain.
Ternyata, melupakan lebih sulit daripada menumbuhkan perasaan. Ia harus berusaha keras untuk mengubur rasa yang terlanjur tumbuh.
Ketika ia mencoba membuka hati untuk laki-laki lain. Sebuah insiden justru membawanya masuk dalam kehidupan laki-laki yang ingin ia lupakan. Ia harus menyandang gelar istri kedua, sebatas menjadi rahim pengganti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34. KAMU MAU, KAN?
Fiona sedikit tercengang begitu masuk ke kamar, mendapati sprei kasurnya yang semula berwarna putih itu telah berganti menjadi warna biru muda. Warna favoritnya.
Seingatnya tadi bi Ira sedang ada di dapur saat ia mengambil air minum, jadi tidak mungkin bi Ira yang mengganti spreinya. Lagipula wanita paruh baya itu juga selalu bilang padanya terlebih dahulu setiap kali akan mengganti sprei.
Perhatian kemudian teralihkan ke arah kamar mandi. Samar-samar ia mendengar suara gemericik air dari dalam sana. Ekspresi wajahnya langsung berubah sedikit tegang dan penuh kewaspadaan.
Segelas air minum ditangannya diletakkan ke atas nakas, lalu melangkah pelan menuju kamar mandi. Baru saja ia akan mendorong daun pintu, namun pintu kamar mandi sudah lebih dulu terbuka dari dalam dan memunculkan Teddy yang langsung tersenyum begitu melihatnya.
"Eh, kamu udah balik rupanya. Baru aja mau aku susulin," ujar Teddy.
Fiona tak menggubris. Ia menarik nafas dalam-dalam untuk mengurai rasa terkejut juga ketegangannya. "Mas Teddy ngapain di sini?" tanyanya. Pertanyaan yang seharusnya tak ia tanyakan karena Teddy adalah suaminya juga. Tapi teringat ucapan Agnes beberapa saat lalu yang memintanya untuk menjauhi Teddy, membuatnya menjadi bertanya demikian.
"Aku baru aja selesai membersihkan lantai kamar mandi. Tadi lantainya agak licin jadi aku bersihkan, takut kamu kepeleset. Oh ya, tadi aku juga udah ganti sprei nya dengan yang baru biar kamu tidurnya lebih nyaman. Biru muda, warna kesukaan kamu," ujar Teddy sembari tersenyum.
"Seharusnya Mas gak perlu repot-repot begini. Aku bisa minta bantuan sama Bi Ira," ujar Fiona terdengar sedikit ketus.
"Gak apa-apa. Lagian kamu juga istri aku, wajar aja kan kalau aku yang melakukan ini," ucap Teddy sembari menutup kembali pintu kamar mandi.
"Ok, kalau begitu terimakasih. Sekarang Mas Teddy boleh keluar. Aku mau istirahat."
Teddy tertegun. Ia semakin merasa bersalah. Perkataan Fiona baru saja benar-benar menyadarkannya bahwa selama ini ia sudah dzalim pada istri ke-duanya itu. Keberadaannya di kamar itu tak berarti bagi Fiona sebab ia sendiri yang tidak pernah berlaku adil. Ia kemudian meraih tangan Fiona dan menggenggamnya dengan erat.
"Fio, aku minta maaf atas sikapku selama ini. Kamu juga istriku tapi aku tidak pernah memperlakukan kamu sama seperti Agnes. Mulai sekarang aku akan membagi waktuku untuk kalian berdua. Aku berjanji akan adil," ucapnya penuh kesungguhan.
Fiona menatap tangannya yang digenggam Teddy, lalu menariknya dengan sedikit kasar, membuat lelaki itu tersentak. "Itu gak perlu, Mas. Aku disini cuma untuk melahirkan anak buat kamu dan juga Agnes. Setelah itu aku akan pergi dari hidup kalian berdua!" tekan Fiona memperingati. Tubuhnya bergetar saat mengatakan itu, karena bagaimanapun bayi itu juga adalah anaknya, jelas ia merasa berat untuk melepasnya. Tapi ia sadar hanyalah seorang rahim pengganti.
"Fio, bisakah kamu tetap disini? Kita membesarkan anak itu bersama-sama. Aku, kamu dan juga Agnes," ucap Teddy. Menatap wanita yang masih sangat ia cintai itu dengan tatapan penuh permohonan.
Fiona terdiam selama beberapa saat. Rasanya tak mempercayai pendengarannya baru saja. Teddy memintanya untuk tetap tinggal dan membesarkan anak mereka bersama-sama.
Ia menggeleng pelan. Meskipun perasaan itu masih ada untuk Teddy, tapi ia tidak bisa bersamanya. Walau Teddy sudah menjanjikan keadilan, tapi ia tahu bahwa tidak ada yang benar-benar adil dalam rumah tangga berpoligami. Disamping itu ia juga tidak boleh lupa, bahwa ada Damar yang senantiasa menunggunya kembali.
"Fio. Kamu mau, kan?"
*****
Waktu telah menunjukkan pukul satu dini hari, tapi Agnes belum juga dapat terpejam. Ia menoleh ke sisi kanannya sembari mengusap permukaan kasur dimana biasanya Teddy tidur. Tapi malam ini suaminya itu sudah memutuskan untuk tidur di kamar Fiona, membuatnya gelisah dan tak bisa tidur karena terus terpikirkan apa yang sedang mereka lakukan saat ini.
Ia pun memilih untuk keluar dari kamar. Melangkah dengan gontai ditengah kesunyian malam. Saat melewati kamar Fiona, ia berhenti sejenak. Menatap pintu kamar itu dengan mata berkaca-kaca. Perasaannya bergemuruh, dadanya terasa sesak membayangkan di dalam sana Fiona sedang berbagi tempat tidur dengan suaminya.
Ia meminta Teddy dan Fiona untuk melakukan inseminasi karena tidak rela suaminya menyentuh wanita lain. Tapi jika pada akhirnya suaminya tetap menyentuh madunya, ia bisa apa?
Ingin sekali ia dobrak pintu itu dan menarik suaminya keluar dari sana. Tapi itu tidak mungkin ia lakukan. Ia tidak ingin membuat Teddy marah dan justru berbalik menjauhinya. Selama ini ia adalah istri yang penurut di mata suaminya.
Tak ingin berlama-lama di sana dan semakin menyakiti hatinya sendiri. Ia pun kembali mengayun langkahnya dengan cepat pergi dari sana.
*******
Yg katanya mau skip karena update-nya lama. Gak apa-apa, skip aja. Padahal aku tuh updatenya gak konsisten karena lagi nungguin yg masih numpuk bab. Karena semakin bertumpuk gak di baca, asliii retensi bakal anjlok. Di bab 20 aja retensi rendah karena banyak yg belum selesai baca. Apalagi in otw ke bab 40 jg masih banyak yang numpuk bab.
🙃🙃🙃 Yang masih bertahan dan konsisten, tengkyu ya, lope you sekebon sawit 😘😘😘
Oh ya, karena ada juga yang bilang ceritanya jadi bertele-tele. Ok, tinggal beberapa bab lagi ini bakal tamat kok. Aku juga udah mumet soalnya lihat retensi. 🤣🤣🤣
Dan nanti lanjut novel baru, semoga yg mampir bisa konsisten semuanya ya biar aku juga bisa konsisten updatenya. 🙏🙏🙏
Hayoookk di tebak endingnya bakal gimana 😎😎😎
buat damar berusahalah karena bukan hanya maaf Fiona yang bakalan susah kamu dapat nantinya tapi jga keluarga besarnya karena fio itu putri kesayangan jadi selamat berjuang semoga semesta menjodohkan kamu sama fio
🤭🤭🤭 eh salah semoga Mak nur menjodohkan kamu ama fio
Ngak usah ngimpi mau punya dua istri kalau belum bisa bersikap adil bijak dan tegas kamu ,
jangan cuma mikirin perasaan kamu pikirkan juga perasaan Fio ... Fio itu manusia bukan boneka Fio punya hati nurani
ayo Damar tetap semangat jgn kendor terus perjuangkan cinta mu lewat jalur langit selalu langit kan doa"mu rayu tuhanmu, dan jangan lupa kamu harus jujur dgn masa lalu mu,, belajar jadi imam baik untuk calon bidadari surga mu ❤️🥰