Brakk
"Tidak becus! aku bilang teh hangat. Kenapa panas sekali? kamu mau membakar tanganku?"
Alisa tidak mengatakan apapun, hanya menatap ke arah suaminya yang bahkan memalingkan pandangan darinya.
"Tahunya cuma numpang makan dan tidur saja, dasar tidak berguna!"
Alisa menangis dalam hati, dia menikah sudah satu tahun. Dia pikir Mark, suaminya adalah malaikat yang berhati lembut dan sangat baik. Ternyata, pria itu benar-benar dingin dan tak berperasaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Joyce
Di depan Rumah Sakit Medika, kota B, suasana tengah malam itu berubah menjadi pusat perhatian. Deru lembut mesin mobil-mobil mewah terdengar bersahutan, menyiratkan kedatangan orang-orang penting. Barisan kendaraan elit mulai berhenti satu per satu di pelataran utama rumah sakit, menciptakan pemandangan yang begitu kontras dengan rutinitas medis biasa.
Mobil paling depan adalah sedan mewah Bugatti Centodieci berwarna hitam metalik dengan kilau yang mencolok di bawah sinar matahari pagi. Pintu mobil terbuka otomatis dengan anggun, dan dari dalamnya keluar seorang wanita yang segera menarik perhatian siapa pun yang melihatnya. Ia berkacamata hitam dengan frame tegas, mengenakan blazer berpotongan tajam berwarna abu arang, dipadukan dengan celana panjang dan heels hitam mengilap. Gaya berpakaian yang stylish namun jelas memancarkan aura maskulin dan otoritas yang tak terbantahkan. Dialah Dr Amara Yudhistira, spesialis bedah saraf ternama sekaligus direktur penanganan kasus khusus nasional. Wajahnya tenang, ekspresinya tak terbaca, tapi sorot matanya tajam dan tegas. Ia tampak mengepalai kedatangan tim medis khusus pagi itu.
Di belakangnya, menyusul Rolls Royce Phantom dengan warna deep navy yang elegan, dari mana keluar Dr. Edwin Hartono, ahli onkologi terbaik di Asia Tenggara, mengenakan setelan jas putih bersih dengan lambang federasi internasional di lengan kiri. Lalu Lamborghini Urus warna abu doff berhenti di belakangnya, menurunkan Dr. Raisa Al-Fatimah, ahli penyakit dalam dan imunologi, yang dikenal dengan pendekatan pengobatan eksperimentalnya yang revolusioner.
Tak ketinggalan, sebuah Mercedes-Benz S-Class Maybach tampak mengantar Dr. Julian Wu, seorang spesialis kardiologi yang wajahnya sering muncul di jurnal medis dunia, sementara dari Porsche Taycan Turbo S putih mengilap keluar Dr. Samuel Leandro, pakar bedah ortopedi dengan jam terbang internasional.
Joyce sendiri keluar dari Lamborghini miliknya dan segera memimpin pada dokter itu masuk ke dalam rumah sakit.
Sampai di kamar rawat Alisa, Joyce yang tak bisa percaya benar-benar melihat nonanya yang sudah hilang selama satu tahun ini langsung memeluk Alisa dan menangis sejadi-jadinya.
"Permisi, ada apa ini?" tanya dokter jaga yang kebingungan dengan apa yang terjadi.
Namun ketika dokter jaga itu melihat ke arah dokter Amara. Dia langsung terlihat canggung.
"Dokter"
"Dokter Anis, tolong siapkan ruangan radiologi secepatnya" perintah dokter Amara.
Alisa melihat ke arah Joyce, dan melirik ke Amara.
"Siapa dia!" tanya Alisa pelan.
"Nona, dia adalah pemilik rumah sakit ini. Aku tidak percaya ini. Aku sudah mencari nona sampai ke kutub Utara, kutub selatan, Enam bulan aku menyisir eropa, 3 bulan aku ke Afrika, tapi tidak bisa menemukan nona. Kenapa nona malah berada di kota kecil seperti ini?" tanya Joyce kebingungan.
Alisa menghela nafas, lalu menceritakan semuanya.
"Hah, siapa wanita itu? bagaimana rupanya? dimana kecelakaannya nona? aku akan menangkap wanita itu!" kata Joyce ketika Alisa menceritakan pasal kecelakaan satu tahun lalu yang membuatnya amnesia.
"Aku samar mengingatnya. Dimana tepatnya akun benar-benar lupa. Mobil jenis apa? sshhh"
Mencoba mengingat kembali kejadian satu tahun lalu. Membuat kepala Alisa terasa sangat sakit.
"Nona, ada apa? Amara periksa cepat!" kata Joyce khawatir.
Para dokter itu memeriksa Alisa satu persatu. Memastikan bagaimana kondisi Alisa. Setelah satu jam berada di ruangan radiologi, Joyce juga kembali bertanya pada Alisa.
"Aku benar-benar tidak terpikir nona akan berada di tempat seperti ini. Tuan Ergi dan nona Regina mengatakan nona pergi ke bandara dengan marah. Aku pikir nona akan pergi keluar negeri. Aku seharusnya tidak percaya pada mereka!" ujar Joyce kesal.
"Sudahlah, lagipula aku sudah mengatakan pada Pengacara Abimanyu. Jika terjadi sesuatu padaku, dan tidak menemukan aku lima tahun. Baru dia boleh bacakan wasiat itu. Jika belum lima tahun, semua kamu yang mengurus. Kamu pasti lelah, sudah mengurus perusahaan, mencariku juga!"
Joyce malah menangis.
"Nona bicara apa? jika aku tahu mereka berbohong dan meninggalkanmu di kota asing ini. Aku pasti akan mencekik mereka!"
"Benarkah?"
"Tentu saja! setelah hasil pemeriksaan keluar. Kita pulang ya nona, rumah sakit di kota A lebih bagus, lebih besar dan peralatan medis disana lebih canggih. Nona pemulihan disana saja! Oh ya, bagaimana nona kecelakaan?" tanya Joyce yang melewatkan hal itu.
Alisa terdiam, dia masih mengingat bagaimana terakhir kali Karina menyiksanya sampai mendorongnya dari lantai dua ke lantai satu.
"Ini urusan yang masih harus aku selesaikan. Lagipula aku berhutang budi pada suamiku, setidaknya aku harus membantu usahanya. Sebelum aku pergi!"
Joyce terlihat ingin mengatakan sesuatu tapi ragu-ragu.
"Jika dia tampan, dan pengusaha mapan. Kenapa kita tidak beritahu saja yang sebenarnya nona. Nona adalah pemilik perusahaan multinasional Helmith..."
"Dia mencintai wanita lain!" sela Alisa.
"Apa?" Joyce memekik, dia bahkan langsung berdiri sangking terkejutnya, "Bagaimana bisa, nona menikahi dengan pria yang mencintai wanita lain, bagaimana mungkin?"
"Saat Mark akan menikah, Karina sakit dan pergi ke luar negeri untuk berobat. Tapi saat itu pernikahan sudah tidak bisa di batalkan..."
"Tunggu nona, bagaimana ceritanya? pergi keluar negeri itu juga butuh prosedur, bagaimana bisa tetap menyiapkan pesta pernikahan?" tanya Joyce menyela.
"Karina pergi diam-diam. Alasannya tidak ingin Mark tahu penyakitnya. Tapi setengah tahun yang lalu, ibunya datang dan mengatakan kalau sebenarnya Karina terpaksa pergi karena sakit. Wanita itu bahkan tinggal di rumah"
"What! nona, yang benar saja. Nona adalah Paula Anna Helmith. Bagaimana bisa diperlakukan seperti itu?" Joyce sungguh tidak habis pikir.
"Apa kamu lupa? aku amnesia!" pungkas Alisa.
Joyce langsung terlihat canggung.
"He he, lupa nona"
Saat mereka sedang mengobrol, dokter Amara masuk ke dalam ruangan itu.
"Nona, hasil pemeriksaan sudah keluar!" katanya
"Bagaimana hasilnya, nona terlihat kurus dan pucat. Apa yang terjadi?" tanya Joyce.
"Nona Paula sepertinya baru saja mengalami kecelakaan. Para dokter yang menangani operasi mengatakan nona jatuh dari tangga..."
"Apa?" pekik Joyce.
Alisa segera melirik ke arah Joyce, membuat wanita itu segera menutup mulutnya dengan tangannya.
"Nona juga mengalami malnutrisi, kelelahan, kurang istirahat, kurang darah, dan banyak luka akibat benda tumpul, luka bakar, dan memar"
Joyce mengeraskan rahangnya.
"Nona, jujur padaku! siapa yang telah melakukan semua ini padamu?" tanya Joyce yang merasa begitu berang, mendengar kondisi nonanya yang sangat buruk itu.
***
Bersambung...
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/