Dinding penghalang bukan lagi antara kasta dan takhta, akan tetapi antara sujud dan Atheis.
Min Yoon-gi Diandre, artis ternama yang tidak percaya akan Tuhan tiba-tiba jatuh cinta kepada salah satu gadis muslimah. Gadis yang mampu membuatnya jatuh cinta saat pertama kali bertemu. Di saat semua wanita tergila-gila dan lberhalusinasi menjadi pasangannya, gadis itu malah tidak meliriknya sama sekali.
Mampukah Yoon-gi meluluhkan hati gadis itu? Di saat dinding penghalang yang begitu tinggi telah menjadi jarak di antara mereka.
"Aku tidak ingin kamu mengganut agamaku karena diriku. Tapi jika kau ingin menjadi salah satu dari umat nabiku, maka tetapkanlah hatimu kepadanya, bukan kepadaku." Cheesy Ajhiwinata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34
Yoga menatap Diandre dengan tatapan tidak percaya. Jika perusahaan dan rumah yang dia tempati di wariskan kepada Yoon-gi, lalu apa tujuan dia menjadi CEO? Tentu dia tidak akan menerima itu dengan mudah.
Dia sudah bekerja keras untuk perusahaan itu. Dia juga sudah membuktikan jika dia layak memegang bisnis perusahaan itu. Dia sudah membuktikan semuanya, dia bekerja dengan begitu giat, dia juga menghabiskan masa-masa remajanya untuk bekerja dan bekerja.
Lalu kenapa sekarang berubah? sama sekali tidak sesuai dengan apa yang mereka rencanakan. Jika rumah dan juga perusahaan diwariskan kepada Yoon-gi, semua usahanya akan sia-sia.
"Itu tidak adil. Yoga yang selalu membantumu. Kenapa anak s1al4an itu yang harus mewarisi perusahaanmu," ucap Tania tidak terima.
"Karena Yoon-gi adalah putra kandungku, dan aku memiliki perusahaan dan rumah ini sebelum aku menikah denganmu. Lagi pula kau belum pikun 'kan?" Tanya Diandre tersenyum sinis.
"Aku sudah memberikan apartemen, mobil dan juga fasilitas mewah untuk Yoga. Selama ini aku juga memberikan gaji yang pantas untuknya setiap bulan. Aku juga telah memenuhi semua kebutuhan dan juga pendidikannya. Jadi aku rasa itu lebih dari cukup."
Ucapan Diandre berhasil membuat Tania naik darah. Dia mengepalkan tangannya geram sambil menatap tajam suaminya itu. Dia mencoba melangkahkan kakinya mendekati Diandre, sedangkan Yoga hanya bisa diam mendengar ucapan Diandre.
Lagipula apa yang dikatakan ayah sambungnya itu benar apa adanya. Dia telah mendapatkan apa yang seharusnya dia dapatkan, kasih sayang, waktu dan semua keinginannya di penuhi oleh ayah sambungnya itu. Bahkan Yoon-gi, putra kandung Diandre tidak mendapatkannya sama sekali.
"Aku tidak terima. Aku adalah istrimu sekarang, jadi aku berhak menentukan siapa yang enjadi ahli warismu," ucap Tania dengan penuh ambisius.
Tidak menunggu lama, wajah asli wanita itu akhirnya muncul juga. Seorang istri yang manja dan juga penuh perhatian, ternyata hanyalah topeng untuk menutupi wujud aslinya.
Mendengar ucapan Tania, Diandre hanya tersenyum kecil. Dia mencoba memegang kedua bahu istrinya itu, lalu menatap wajah sang istri yang telah menunjukkan kerutan kecil dengan lekat.
"Tanpa kamu katakan aku tahu jika kamu adalah istriku. Tapi Yoon-gi juga putraku, aku membangun perusahaan itu saat bersama ibunya. Lagi pula kamu bebas menikmati uangku. Masa depan Yoga juga sudah terjamin, dia memiliki jabatan tinggi di perusahaanku,'' ucap Diandre mencoba meyakinkan sang istri.
Tania terlihat diam sejenak, dia mencoba mengontrol emosinya. Dia membuang napasnya pelan, lalu memperlihatkan wajah cemberut. Dia kembali memainkan perannya dengan baik, tentu dia tidak akan diam begitu saja.
"Tapi aku juga ingin putraku memiliki perusahaan sendiri. Dia sangat ahli dalam bidang bisnis, jadi sangat di sayangkan jika dia hanya bekerja dan mengembangkan perusahaan orang lain,'' Tania memanyunkan bibirnya sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Baiklah! Jika itu yang kamu inginkan. Aku akan membantu Yoga membangun perusahaannya sendiri,'' ucap Diandre mengelus puncak kepala Tania dengan lembut.
"Ta ... Tapi!"
"Yoga, Kamu sudah bekerja bertahun-tahun. Gajimu juga besar, papa yakin kamu punya tabungan. Kita akan membangun perusahaanmu sendiri. Jika tabunganmu kurang papa akan membantu," ucap Diandre terseyum tanpa perduli dengan ucapan Tania.
"Baik, Pa!" Yoga hanya bisa menunduk sambil mengepalkan tangannya.
Tabungan. Dia tidak memiliki sedikitpun. Semua uangnya habis untuk obsesinya sendiri. Padahal, semua kebutuhannya telah dipenuhi oleh Diandre. Mulai dari uang saku, juga kartu kreditnya.
Siapa sangka, jika anak penurut dan gila kerja itu memiliki hobi menghamburkan semua hasil kerjanya dengan mudah. Selain suka ke club malam, dia juga hobi mengonta-ganti pasangan. Dia akan merayu korbannya dengan iming-iming uang dan barang mewah.
Dia merasa jika dia adalah penerus satu-satunya keluarga Diandre, jadi dia bebas menghabiskan uangnya tanpa perlu memikirkan tabungan. Lagipula Diandre memiliki kekayaan yang begitu banyak, jadi tidak akan habis dengan mudah.
"Bagus! Kamu memang anak kebanggaan papa." Diandre tersenyum sambil menepuk pundak Yoga.
"Bik Inah! Kembalikan foto itu pada tempatnya," perintah Diandre beralih ke Bik Inah.
"Baik, Tuan!" Bik Inak mengangguk patuh lalu mengembalikan foto keluarga Yoon-gi ada tempatnya semula.
Setelah selesai, Diandre melangkahkan kakinya menuju kamar. Tubuhnya sangat lelah, di tambah lagi dengan pikirannya yang kacau, jadi dia tidak ingin berbicara panjang lebar lagi. Dia hanya ingin beristirahat dan berharap semoga hari esok lebih baik lagi.
Melihat kepergian Diandre, Tania langsung melupakan emosi yang sejak tadi berusaha dia tahan.
Arghh...
"Sial! Kenapa anak s1al4n itu ngak ikut mati saja. Seharusnya aku juga membunuhnya sejak awal," teriak Tania sambil melemparkan gelas yang ada di meja.
"Ma!" Yoga melirik Bik Inah yang masih diam mematung di tempatnya.
Wanita itu menatap sang majikan dengan tatapan tidak percaya. Tentu dia mengerti dengan ucapan Tania tadi. Seharusnya aku juga membunuhnya, kata-kata yang begitu tajam dan menusuk ke ulu hati Bik Inah.
Tidak terasa air matanya menetes, dia sadar jika selama ini dia mengabdi kepada pembunuh majikannya sendiri. Kenapa dia sangat bodoh, dia tidak menyadari itu sama sekali. Dia telah di butakan dengan sikap manis dan juga ucapan yang lembut dari wanita itu.
Sadar jika ucapannya telah membongkar perbuatannya sendiri, Tania langsung membuang napasnya kasar. Dia menatap tajam Bik Inah, lalu mendekati wanita paruh baya itu sambil tersenyum sinis.
"Aku harap kamu bisa menjaga ucapanmu. Anggap kamu tidak mendengar dan melihat apapun. Atau, kamu akan mengalami hal yang sama." Tania mencengkram leher Bik Inah dengan kuat.
Sorot matanya begitu tajam, di ikuti dengan senyuman sinis yang begitu menyeramkan. Sehingga membuat Bik Inah hanya bisa meringis kesakitan, dengan ketakutan yang tidak bisa di bayangan.
"Sa ... Saya tidak mendengar apapun, Nyonya. Saya juga tidak melihat apapun." Wajah Bik Inah berubah pucat. Keningnya di penuhi dengan keringat, diikuti dengan tangan yang gemetar karena takut.
"Bagus! Sekarang kembali bekerja seperti biasa. Jangan coba-coba untuk membuka mulutmu itu, atau aku akan perlihatkan siapa aku sebenarnya," ucap Tania melepaskan cengkramannya, tetapi kini beralih menarik rambut Bik Inah yang sudah memutih.
"Aku tidak akan membiarkanmu mati dengan mudah. Kamu ingat, anak cucumu di kampung? Aku akan memulainya dari mereka. Pasti sangat seru." Tania tersenyum sinis melihat ketakutan yang terpancar dari wajah Bik Inah.
Tanpa mereka sadari, ternyata Diandre memperhatikan dari kejauhan. Dia melihat jiwa asli istrinya itu dengan tatapan tidak percaya. Dia tidak menyangka, jika istri yang dia anggap penurut dan juga lemah lembut itu ternyata memiliki jiwa psikopat yang terpendam.
Namun, kenapa dia tidak menyadari sejak dulu? Setelah tujuh belas tahun menikah, dia baru menyadarinya sekarang. Seharusnya dia mendengarkan ucapan Rayyan sejak awal.
"Kenapa kamu memutuskan hal sebesar ini secara sepihak? Istrimu baru di makamkan, putramu berada di rumah sakit. Apa kamu tidak bisa berpikir jernih sedikit saja? Bagaimana dengan putramu?"
"Dia yang telah membunuh ibunya sendiri. Jika dia tidak berbuat ulah, pasti istrinya tidak akan mengalami kecelakaan. Lagi pula dia buka putraku. Dia putra pria itu."
"Siapa yang mengatakannya? Apa kamu punya bukti jika istrimu berhianat? Hanya karena foto itu, apa kamu pernah bertanya kepadanya secara baik-baik? Apa kamu mendengarkan alasannya. Otakmu sudah di cuci oleh wanita itu."
"Cukup! Jangan hina istriku. Kamu hanya rekan bisnisku. Jadi, jangan ikut campur soal keluargaku. Urus saja keluargamu sendiri."
Bersambung......
kyaknya ini rencana Diandre dia pura2 bangkrut kayaknya biar si lampir sengsara
baru eling yah ???? punya anak namanya Yoon gi