Fania seorang gadis cantik yang berasal dari desa, ia seorang anak art yang bekerja di sebuah rumah mewah.
Rumah yang terdapat tidak jauh dari tempat tinggalnya, menjadi misteri oleh penghuni desa, karena rumah tersebut sudah tidak dihuni oleh pemilik rumah.
suatu ketika Fania mendengar suara aneh dari balik kamar, kamar yang terbilang aneh itu membuat Fania penasaran.
Saat melihat itu Fania merasa.... mau tau kelanjutan ceritanya, jangan lupa baca terus novel ini ya semoga kalian suka dengan karyaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. monster...?
Edward terus mengamati dan mencari bukti yang dilakukan oleh wanita ini. Lalu wanita itu masuk ke dalam ruangan, ruangan tersebut terbuka lebar. Ternyata isinya banyak sekali wanita cantik dan seksi yang sudah tidak berdaya.
Ada yang kehilangan tangannya, ada juga yang kulit wajah wanita itu sudah tidak ada sampai anggota tubuh lainnya hilang. Hanya tersisa kerangka atau tulang yang terisi, Edward terus menggeleng kepala melihat kelakuan wanita ini.
Salah satu dari wanita itu di tarik paksa oleh dua orang petugas, wanita itu terus berontak tapi saat wanita itu memberikan sebuah suntikan wanita tersebut sudah tidak berdaya.
Tubuh wanita itu ditiduri dan diikat dengan erat, seperti binatang yang ingin dipotong. Edward merasa bahwa tindakan ini sudah tidak masuk akal, apalagi ini sudah seperti penyiksaan terhadap manusia.
Edward kembali ke kastil, ia berhasil mengumpulkan semua bukti Keluarga Fax. Lalu ia melangkah ke tempat ayahnya, di sana orang kepercayaan ayahnya sedang membicarakan hal penting.
Mereka berdua menatap kearah Edward saat lelaki itu melangkah masuk, "Apa aku mengganggu kalian?"
"Hahaha... Tidak anakku. Kemari lah." Edward melangkah menuju sang ayah, lalu dia melihat bahwa orang kepercayaan ayahnya ingin pergi tetapi Edward meminta untuk ikut gabung.
"Ayah, saya ingin kamu melihat sesuatu yang saya cari selama berapa hari ini. Saya pikir ayah akan melakukan tindakan secara langsung, kalau ayah bisa melihatnya."
Snowden terdiam bingung begitu juga dengan orang kepercayaan Snowden, Edward memberikan semua bukti dan juga vidio rekaman yang sempat diambil oleh Edward.
Mereka berdua terkejut melihat kelakuan keluarga Fax, jadi selama ini mereka membohongi orang istana termaksud raja Snowden sendiri.
"Kamu serius mencari bukti ini Edward?" Snowden menatap kearah Edward, saat lelaki itu mengangguk dan melangkah untuk memberikan bukti lagi.
"Aku dengan Resta mencari bukti. Awalnya aku penasaran kenapa ayah bisa mempercayai Fax untuk menjadi menteri keuangan buat menggantikan posisi ayahnya. Saat itu aku meminta Resta buat mencari informasi mengenai Fax, ternyata Resta menemukan Fax sering ke rumah bordir yang berada di ibu kota."
"Ayah pernah bilang kenapa data keuangan bisa tidak sama dengan pengeluaran kerajaan. Saya mencari catatan buku tentang pemasukan kerajaan, ternyata selama ini ada tiga gundik yang bekerja sama dengan Fax."
"Mereka mengambil uang kerajaan untuk kepentingan pribadi mereka, makanya kenapa pemasukan kerajaan sering menyusut dari sebelumnya. Dan ini data keuangan yang asli ayah."
Edward memberikan data keuangan yang asli dari tahun ke tahun, ternyata bener bahwa keluarga Fax melakukan kecurangan terhadap kerajaan.
"Ayah saya ingin memberikan bukti selain ini."
"Silakan anakku." ujar Snowden.
Snowden lagi-lagi dibuat terkejut dengan bukti yang dicari oleh Edward, bagaimana bisa seorang iblis biasa melakukan hal sekejam ini. Ini namanya sudah pembunuhan sadis, ini tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa ada tindakan.
"Farak kamu kumpulkan semua orang ke ruangan persidangan, saya ingin melakukan tindakan terhadap Fax dan keluarganya."
"Baik raja." lelaki itu melangkah pergi dengan cepat, dia juga meminta orang lain buat mencari ibu dan ayahnya Fax.
Di ruangan persidangan banyak sekali pada berbisik, mungkin mereka mempertanyakan kenapa mereka semua pada dikumpulkan secara mendadak di tempat persidangan.
Snowden dengan ratu Balqis berada di sana begitu juga Edward, mereka bertiga memanggil Fax untuk ikut serta dalam persidangan.
"Ada apa raja mengumpulkan kita semua di sini. Apa ada hal penting menyangkut rakyat?" tanya salah satu kasim yang berbaris dibagian kiri.
...***...
Snowden meminta orang kepercayaannya membaca bukti yang didapatkan oleh Edward, Fax yang berada di sana terkejut dengan pembacaan dekret yang di sampaikan oleh pria yang dipercayai oleh raja.
"Silakan Fax anda maju ke depan untuk menjelaskan semua ini." Fax dengan tenang melangkah maju, ia menunduk hormat saat dia juga meminta bahwa bukan dirinya yang melakukan itu.
"Maafkan saya raja, saya tidak mungkin melakukan hal sekotor itu. Saya disuruh sama seseorang untuk melakukannya."
Snowden mengerutkan kening, Edward yang berada di sana tersenyum miring saat pria di depannya ini sedang melempar kesalahan kepada orang lain.
"Siapa yang menyuruh kamu?" tanya Snowden tegas, lalu Fax menunjukan ke salah satu kasim yang dipercayai oleh ayahnya.
Kasim itu melangkah untuk meminta ampun kepada Snowden, "Ampun raja. Saya tidak melakukannya, saya juga tidak menyuruh Fax untuk melakukan hal sekotor ini."
"Cukup! Biar bukti yang menjelaskan semuanya."
Kali ini Edward yang turun tangan, dia melangkah mendekat kearah Fax, lelaki itu seperti memberikan sihir tanpa Fax sadari.
Lalu dia mengangguk saat dia menatap sang ayah, "Baiklah, saya ingin kamu berkata jujur Fax. Apa benar kamu melakukan kecurangan terhadap kerajaan?"
"Tidak raja." saat Fax berbohong tubuh Fax merasa kesetrum, Edward memberikan sihir kejujuran saat si pelaku tidak berkata dengan kenyataan sihir itu akan bereaksi.
Banyak sekali pertanyaan yang diberikan oleh raja Snowden dan tidak satupun Fax berkata dengan jujur. Malah tubuh Fax semakin melemah dan banyak sekali cairan yang keluar dari tubuh, orang yang ada di sana terkejut melihat tubuh Fax yang hampir hancur.
"Fax, semakin kamu berbohong tubuhmu akan semakin hancur. Katakan yang sebenarnya, maka tubuhmu tidak akan menjadi seperti ini." ujar Edward yang melihat Fax sudah tersiksa dengan kebohongan yang pria itu lakukan.
Fax sama sekali tidak mengatakan apapun, lalu prajurit raja membawa ayah dan ibu Fax untuk ikut persidangan. Banyak bukti yang di dapat oleh Edward dan juga Resta, tetapi mereka berdua mencari secara diam-diam tanpa sepengetahuan siapapun.
Akhirnya kelurga Fax dihukum mati di penjara bawah tanah, penjara yang dijaga ketat oleh para monster yang sangat kejam tanpa belas kasihan.
"Baik para menteri, terima kasih kalian sudah datang ke persidangan. Saya ingatkan sekali lagi kepada kalian, kalau kalian melakukan kesalahan dan saya tidak tahu kesalahan apa yang kalian perbuat saya akan menghukum kalian melebihi Fax."
"Saya tidak ingin ada kebohongan terhadap apapun, lebih baik kalian jujur dari sekarang dari pada nantinya kebohongan kalian terungkap di sini." tutur Snowden dengan tegas membuat para menteri yang ada di bawah pada mengangguk.
Ada salah satu menteri yang merasa takut dengan kejadian yang dialami oleh Fax, Edward yang melihat itu sudah terlihat jelas siapa yang melakukan kebohongan selanjutnya.
"Sayang, kenapa?" tanya Snowden melihat tubuh Balqis melemah, seperti sedang menahan sakit.
"Apa kamu sakit?"
"Aku kurang tahu suamiku. Akhir akhir ini aku merasa pusing, lemas dan mual. Aku tidak tahu kenapa, apa aku kecapean atau mungkin aku kurang tidur." ucap Balqis saat tubuhnya dituntun oleh Snowden.
"Baiklah, kita panggilkan dokter untuk memeriksa keadaan kamu. Sini saya gendong kamu ke kamar."
Edward menggeleng kepala melihat keromantisan kedua orang tuanya, di saat dia sudah dewasa orang tuanya masih saja bersifat romantis.
Seketika Edward mengingat Fania, sudah beberapa hari ini Edward tidak berkunjung ke ruang Fania. Entah sedang apa wanita itu sekarang, yang pasti dia sangat merindukan wanita itu.
Edward tersenyum saat melihat Fania sibuk di ruang tamu, wanita itu sedang menonton film sampai memakan cemilan yang berada di mangkok.
Fania belum menyadari kehadiran Edward, Fania terkejut saat ada sebuah tangan melingkar dan mencium punggung belakang Fania dengan lembut.
"Sayang... Hem..." ucap Fania yang tidak sadar mengeluarkan d3s4h4n pelan, membuat Edward ingin mengerjai Fania.
Edward terus mencium punggung Fania dari belakang, membuat Fania tidak tahan dengan apa yang Edward lakukan. Edward terus melakukan pemanasan untuk Fania, dia sengaja membuat Fania ter4ngs4ng karena sudah lama sekali tidak memainkan Fania.
Fania terus menikmati sentuhan Edward membuat Fania tidak tahan untuk melakukan hal lebih selain sentuhan kecil. Saat Fania ingin meminta lebih, Edward malah menghentikan permainannya membuat Fania kesal.
Edward tertawa melihat ekspresi wajah Fania yang terlihat kesal, kecewa saat nafsunya sudah membara malah di permainkan.
"Kenapa sayang?" tanya Edward yang pura-pura tidak tahu bahwa Fania sedang marah akibat ulahnya sendiri.
"Gak." jawab Fania dengan jutek, dia memilih sibuk menonton film dan mendiamkan Edward.
...***...
...Maaf ya teman-teman selama ini aku tidak update bab, karena banyak sekali aktifitas yang aku jalani di dunia nyata......
...Sebisa mungkin aku akan update walau aku banyak kesibukan di kehidupan aku, semoga kalian suka dengan karyaku......
...Semoga kalian pada sehat, dan apa yang kalian lakukan semoga dimudahkan......