"Jika aku bisa memiliki keduanya kenapa aku harus memilih salah satu saja." Alkama Basri Widjaya.
"Cinta bukanlah yang kamu butuhkan, pilih saja ambisimu yang kamu perjuangkan mati-matian." Nirmala Janeeta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dyawrite99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Kama dan Dirga baru saja menyelesaikan meeting dengan perusahaan milik Juwita. Meeting itu berjalan cukup lama dan panjang.
Setelah menyelesaikan pekerjaan mereka kini Kama dan Juwita memisahkan diri. Mereka sedang menuju restoran untuk menikmati makan siang berdua.
"Meeting yang sangat panjang ya Kama. Aku lapar banget deh." Terang Juwita. Mereka berdua sudah mulai akrab dan sudah bisa berbicara tanpa rasa canggung.
Kama menanggapi perkataan Juwita dengan menganggukkan kepalanya.
Keduanya tiba di restoran tujuan mereka. Dan menikmati makan siang dengan hikmat.
"Makanan di sini lezat sekali." Puji Juwita setelah menghabiskan menu makanannya."
"Benar. Menu mereka sangat begitu fresh." Jawab Kama. Tatapan Kama teralih dari menu makanan miliknya pada Juwita yang sama sedang memakan makanan miliknya sendiri.
Setelah itu Kama melihat ada sisa makanan yang menempel di sudut bibir Juwita yang masih menempel. Kemudian tanpa rasa canggung Kama membersihkan noda itu.
"Ada sisa makanan di bibir kamu." Kama memberi penjelasan.
"Terimakasih Kama. Aku makannya belepotan sekali ya." Jawab Juwita merasa malu malu diperlakukan begitu oleh Kama.
Sebenarnya Kama biasa biasa saja. Perlakuan itu tidak istimewa. Ia Hanya membersihkan dengan tisu makan bukan dengan bibirnya. Kama biasa melakukan hal lebih jika yang ia bersihkan bibirnya itu adalah milik Nirmala kekasihnya. Ia akan ikut melahap sisa makanan dibibir kekasihnya jika itu adalah Nirmala.
Memikirkan hal itu Kama jadi rindu pada kekasihnya itu. Padahal baru ditinggal beberapa jam saja.
Nasib Kama harus kembali menahan rindu dari kejauhan.
****
Di tempat lain.
Setelah menikmati waktu liburan selama tiga hari bersama Kama, Nirmala harus kembali melakukan aktivitas masing-masing.
Kama dengan waktu nya di perusahaan dan Nirmala di kantor mengurus acara kliennya.
Hari ini Nirmala kembali bekerja selama absen tiga hari. Di kantor Nirmala telah dinanti oleh para pekerjanya.
"Selamat pagi mbak Mala."
"Pagi Malika. Hari ini agenda kita apa Malika."
"Hari ini kita ada pertemuan dengan vendor di restoran pak Rian mbak. Klien kita mau tester menu makanan yang mau dipilih pasangan pengantin kita."
"Loh. Saya kira mereka sudah melakukannya beberapa hari lalu."
"Belum Mbak. Mereka belum ada waktu kemarin kemarin hari ini baru bisa terlaksana mbak."
"Ya sudah kalau begitu. Kamu atur waktunya."
"Baik mbak. Omong omong baru pulang honeymoon sudah dapat hasilnya belum mbak."
"Hasil apa?"
"Ya apa gitu. Baby mungkin."
"Sembarangan kamu!" Nirmala tersedak oleh perkataan pegawainya ini. Nasib punya pegawai sudah terlalu akrab.
"Hehe.. becanda mbak. Saya ini mata mata pak Kama loh mbak kalau mbak mau tahu."
"Iya saya tahu. Makanya jangan kasih tahu yang aneh aneh. Biar hubungan saya aman dan tentram."
"Siap mbak. Asal ada sesajen saya akan dapat bekerja sama dengan baik."
"Oh gitu. Nah di paperbag itu ada sajen untuk kamu." Tunjuk Nirmala pada paperbag yang ia bawa sebagai oleh oleh khusus pegawai nya ini.
"Makasih mbak."
"Sama sama Malika."
****
Malamnya Kama dan Juwita kembali pergi berdua ke club malam. Merak telah janjian dari beberapa hari yang lalu.
Agenda ini begitu dinantikan oleh Juwita. Perempuan itu begitu bersemangat ingin bertemu Kama. Walau tadi siang mereka sudah bertemu namun Juwita tetap bersemangat untuk bisa kembali bertemu Kama.
Juwita semakin tertarik dengan Kama yang menurutnya begitu tampan dan memiliki sifat yang begitu perhatian pada dirinya.
Mereka berdua telah duduk di ruangan tersendiri dan minum beberapa gelas sembari menemani mereka berbicara sedari tadi.
Dari tempat mereka musik dari luar semakin meriah membuat Juwita ingin bergabung dengan manusia diluar tempat mereka.
"Kama ayo kita bergabung di luar. DJ sudah mulai mainkan musik mereka." Juwita menarik Kama untuk bergabung menari bersama orang orang. Kama tidak menolak ajakan Juwita.
Keduanya sama sama menikmati alunan musik DJ.
Juwita dan Kama saling berhadapan berjoget bersama, menggerakkan tubuh mereka seirama musik.
Juwita menari bebas tanpa canggung. Ia mendekatkan dirinya pada Kama sesekali menempel pada Kama.
Juwita menari meliuk liukkan badannya dihadapan Kama sambil berpegangan pada tubuh Kama.
Kama merasa cukup terhibur pada Juwita yang selalu ingin menempel pada dirinya. Perempuan itu tanpa rasa canggung menyentuh tubuh Kama saat menari.
Seperti saati ini. Dengan posisi membelakangi Kama, Juwita kembali bergoyang meliuk liukkan badannya pada Kama. Dan kemudian kembali membalik badan menghadap Kama lagi sambil merangkul pundak Kama melanjutkan bergoyang berhadapan dengan Kama.
"Huuu."
Suara manusia manusia yang semakin bersemangat bergoyang setelah musik DJ semakin menaikkan volume musik.
Di sekiling keduanya juga tidak kalah heboh saat bergoyang bahkan ada beberapa juga yang saling bercumbu.
Juwita ingin sekali ikut seperti orang orang yang saling bercumbu itu. Juwita ingin merasakan bibir Kama melumat bibir miliknya.
Waktu itu ia dengan berani menempelkan bibirnya pada Kama. Namun Kama tidak merespon kecupannya itu. Padahal Juwita sudah berharap Kama akan tergoda dan membalas ciumannya dengan agresif.
Sedari tadi juga Juwita sudah berusaha memancing Kama. Setiap gerakan dan sentuhannya pada Kama sudah ia lancarkan. Namun Kama tidak respon Juwita. Kama hanya ikut bergoyang tanpa memberikan sentuhan balasan pada Juwita.
Apakah Juwita memulai duluan saja seperti tempo hari. Mungkin saat ini jika Juwita kembali mencium Kama laki laki itu tidak akan canggung membalas ciumannya.
Juwita tanpa berpikir lama langsung ingin merealisasikan rencananya.
Juwita mulai mendekatkan wajahnya bersiap mencium Kama kembali namun gerakan itu terbaca oleh Kama dan dengan cepat membalik tubuh Juwita membelakanginya. Dan bergoyang kembali seolah tidak ada akan terjadi apa apa barusan.
Juwita yang bingung dengan gerakan Kama dibelakang seketika mengurungkan niatnya.
Kini posisi Juwita kembali membelakangi Kama. Namun akal Juwita tidak kehabisan. Perempuan itu kini dengan berani bergoyang dengan mendekatnya bagian belakang tubuhnya yang menonjol pada milik Kama.
Juwita bergerak gerak berharap semakin membuat Kama merasakan keintiman mereka yang kian menempel itu. Itu adalah balasan yang Juwita lakukan karena Kama dengan berani menolak niat berciumannya tadi.
Biarlah laki laki itu merasakan akibatnya.
Kama tahu Juwita dengan sengaja ingin menciumnya dan setelah aksi perempuan itu ia gagalkan kini Juwita dengan berani menggesek gesekkan tubuhnya pada tubuh Kama. Dapat Kama rasakan bagian bawah tubuh Juwita menggesek bagian bawah tubuh Kama yang merespon sentuhan dari tubuh Juwita saat perempuan itu bergerak liar.
Kama mulai kewalahan dengan sikap agresif Juwita pada dirinya. Perempuan itu seperti mencari cari kesempatan dan terus menggoda Kama tiada henti berharap Kama dapat tergoda.
Namun Kama harus menahan sekuat hati dan pikiran agar tidak tergoda. Padahal ia sudah dibuat pusing atas dan bawah tubuhnya.
Kama harus bisa menjaga kesetiannya. Misi ini hanya untuk perusahaan miliknya dan ia tidak berniat lebih dari itu.