David Ferrero
adalah seorang pengusaha muda yang berbakat dan tampan namun sayang ketampanannya tertutup oleh sikap dingin dan galaknya sebagai CEO dari Ferrero grup. sikapnya yang dingin membuat para wanita takut untuk sekedar menyapa atau meliriknya
Bela diana putri
adalah wanita sederhana yang berasal dari desa terpencil. bela memiliki karakter ceria, ramah dan sangat baik terhadap semua orang, walaupun bela berasal dari desa terpencil tapi otaknya sangat cepat tanggap dalam menerima sesuatu yang berkaitan dengan ilmu atau perusahaan. oleh sebab itulah bela direkomendasikan bekerja oleh kampusnya di perusahaan terkenal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
"kak maaf aku ketiduran" ucap syifa yang melihat seluruh ruangan sudah bersih
"tidak masalah, kau lapar?" tanya bela
"mm" syifa menganggukkan kepala
"baiklah ayo ke supermarket untuk membeli bahan memasak" ucap bela dan langsung disetujui oleh syifa
"kak ini uang" ujar syifa dengan polos
"untuk?" bela bingung
"mm kita harus patungan kan untuk membeli bahan masakan, terima saja kak" ucap syifa menyodorkan uang
"baiklah kita sama sama miskin jadi harus berhemat" kata bela sambil tertawa dan mengambil uang dari syifa
"kak aku tidak miskin, aku orang kaya hanya saja sedang kabur" ucap syifa membanggakan diri
"sudahlah jangan mengahayal ayo pergi" ujar bela
mereka pun pergi ke supermarket untuk membeli bahan memasak sekaligus keperluan di apartemen
"kak aku mau membeli snack dulu disana kakak saja yang membeli keperluan apartemen" ucap syifa lalu meninggalkan bela sendiri
bela mengangkat bahu lalu kembali memilih bahan bahan, bela memang sangat serius dalam segala hal termasuk saat memilih bahan makanan saking seriusnya memperhatikan bungkus makanan bela menabrak seseorang disampingnya sampai terjatuh
"aduuh tidak punya mata apa" ucap bela kesal
bela menabrak seorang pria namun pria itu acuh tanpa berniat membantu bela
"tidak dibantu juga hey ka,,,,,,u" mulut bela terbuka saat melihat orang yang dia tabrak adalah bosnya sendiri yaitu david
"tu,,,,,tuan" bela membulatkan matanya melihat orang yang dia tabrak adalah bosnya sendiri
david tidak menjawab dia hanya menatap tajam bela persis seperti tatapan yang ia terima pertama kali saat pertama bertemu
"ma,,,,, maaf tuan maaf telah menabrak anda, silahkan lanjutkan apa yang anda inginkan" ucap bela terbata bata
baru satu langkah berjalan syifa datang membawa beberapa bungkus cemilan
"ka,,,,,,kak" mulut syifa terbuka melihat kakaknya sedang berdiri disana
"syifa? kemana saja kau!" teriak david menatap syifa
"kakak"
syifa langsung melepas semua bungkusan snack dan berusaha berlari kesana kemari untuk kabur tapi david langsung meraih kerah baju syifa dari belakang
"hehe kakak maafkan aku" ucap syifa sambil cengengesan
"pulang sekarang, kabur kesana kemari mami mencari mu" kata david kesal
"syifa kau kenal dia?" tanya bela yang melihat tingkah adik kakak itu dari tadi
"kau mengenal adik ku?" tanya david menatap tajam bela
"i,,,,, iya tuan syifa adalah teman sekamar saya dan kami tinggal bersama mulai hari ini" jawab bela menundukkan kepala dia tidak berani menatap manik hitam menyeramkan bosnya
"bagus bagus jadi kau lari adik ku sayang?" ucap david mengalihkan pandangannya pada syifa sambil menekan suaranya
syifa tidak menjawab tapi cengengesan tanpa dosa
"pulang sekarang!" kata david dengan tegas
pulang sekarang? dia adiknya bos ku? jadi dia benar-benar orang kaya? astaga syifa akan ku buat kau jadi adonan donat. batin bela
"eeh tidak tidak kalau kakak membawa ku pulang aku akan bunuh diri sekarang juga" ucap syifa dengan serius
"hiis lalu apa mau mu" kata david kesal dan melepas kerah baju syifa
"ingin tinggal dengan kak bela" jawab syifa lalu berlari mendekati bela
bela diam dan kaku, dia tidak berani mengungkapkan sepatah kata pada syifa ataupun bosnya
"kau,,,,"
"hiis bilang saja pada mami kalau syifa baik baik saja" ucap bela kesal memotong kalimat kakaknya
"baiklah sekarang aku antar kalian ini sudah malam" kata david lalu menarik lengan syifa, kali ini dia tidak ingin menerima penolakan kali ini