Menjadi simpanan? Tak pernah ada dalam daftar hidup seorang Amelia Putri, gadis desa yang mengadu nasib di kota besar, takdir membawa nya bekerja di sebuah perusahaan terbesar di kota itu sebagai office girl.
Nasib membawa nya pada seorang pria dingin dan arrogan pemilik perusahaan dan tertarik menjadikan nya simpanan.
Bagaimana kisah mereka? Akankah status sebagai simpanan akan berubah karena cinta? Yuk baca disini☺️
Note: karya real hanya ada di aplikasi Noveltoon/Mangatoon, selebihnya itu fake atau plagiat.
salam dari author, happy reading😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kalah Telak
Ibu Arkan yang bernama Sri itu datang dengan langkah angkuh nya, dia mendongakan kepala nya sombong. Dengan menjinjing tas branded kw dia dengan percaya diri berniat memarahi gadis yang menurut nya kampungan.
Dia meneliti mobil mewah yang terparkir rapi di halaman rumah kecil dan reot milik keluarga Amelia.
"Mewah sekali, bahkan model ini belum ada di kampung ini." Gumam Sri, dia bahkan beberapa kali memotret dirinya di depan mobil itu dan memosting nya di media sosial.
Setelah selesai berselfie ria di depan mobil orang, dia baru ingat apa tujuan nya datang kemari, tanpa basa-basi lagi dia berteriak keras di depan rumah Amelia.
"Keluar kau gadis kampung!" Teriak Sri dari luar. Amelia yang sedang makan bersama Smith dan kedua orang tua nya terkejut dengan suara makhluk astral pengganggu itu.
"Oke, semua nya di mulai lagi." Gumam Amelia dengan hembusan nafas panjang nya.
"Ada apa sayang?" Tanya Smith, dia mana tau dengan suara teriakan cempreng yang menyakiti gendang telinga itu.
"Ibu nya Arkan, pasti dia mau marah-marah sama aku."
Akhirnya Smith mengerti kenapa Amelia tak ingin berhubungan dengan pria muda bernama Arkan itu, ibu nya sangat menyebalkan apalagi suara cempreng nya.
Amelia keluar di ikuti Smith di belakang nya, Ibu Sri mematung saat melihat wajah tampan Smith. Benar ternyata desas desus yang beredar, pria yang bersama Amelia bukan main ganteng nya. Bahkan Arkan putra nya saja yang tampan, jauh di bawah dari pria yang berdiri tegap di belakang Amelia dengan menyedekapkan tangan nya di dada.
"Ada apa ibu Sri yang terhormat?" Tanya Amelia lirih tapi dengan nada mengejek.
"Berhenti mengganggu anak tampan ku, Arkan." jawab nya dengan lantang, tapi mata nya terus menatap Smith yang berdiri dengan wajah datar nya.
"Saya tak mengganggu anak ibu, lagi pun saya tak berminat pada putra ibu itu. Saya punya yang lebih segalanya dari Arkan dan yang terpenting pacar saya tak pernah menilai seseorang berdasarkan harta dan kekayaan, kenapa saya harus mendekati Arkan sedangkan saya punya yang lebih tampan, lihat bahkan dia seperti idol korea." Sindir Amelia.
"Berani sekali kau, hah? Mentang-mentang punya pacar tajir terus kamu ngejelek-jelekin anak saya seenaknya."
"Sebenarnya yang suka menjelek-jelekkan orang itu ibu sendiri atau saya? Tanya pada diri anda sendiri, jangan menyalahkan saya." Amelia berani menjawab sekarang, keberanian nya entah muncul darimana.
Smith tersenyum manis, dia tak menyangka gadis manis dan imut itu ternyata bisa bersikap galak juga.
Tapi senyuman itu malah membuat Ibu Sri salah tingkah, baru kali ini dia melihat seorang pria yang sangat tampan. Bahkan suami nya saat muda pun kalah jauh.
"Apa? Kenapa senyam-senyum sama pacar saya, naksir ya? Sadar umur bu!" Ledek Amelia.
"Kau lebih berani ya sekarang.." Bu Sri berjalan mendekati Amelia dan hendak melayangkan tamparan ke pipi Amelia, tapi setelah beberapa menit pipi nya tak merasakan apapun.
Amelia membuka mata nya perlahan, dia melihat punggung tegap di baluti sweater tengah melindungi nya. Smith mecengkram kuat tangan Sri hingga membuat wanita paruh baya itu meringis kesakitan.
Smith menghempaskan tangan itu dengan kasar, wajah nya yang tadi datar berubah kesal.
"Berani sekali tangan kotor anda ingin menyentuh gadis ku, siapa kau begitu berani hah?" Tanya Smith dengan suara berat nya.
"Kenapa tuan bisa menyukai gadis kucel seperti dia?"
"Urusan mu apa sebenarnya? Amelia kucel karena tak di rawat, lihat sekarang. Dia menjadi bidadari tercantik sejagat raya, bahkan putra mu saja tergila-gila dengan gadis ku kan?" Sindir Smith dengan gaya cool nya.
"Pria macam apa yang menginginkan gadis saat dia sudah cantik, sebagai pria harus nya dia menemani saat Amelia masih gadis kucel seperti yang kau ucapkan."
"Kasian sekali anak mu itu korban keegoisan orang tua yang rakus, tamak akan harta. Hanya karena Amelia miskin kau menghina nya sesuka hati mu. Asal kau tau saja, bahkan dirimu tak lebih baik dari gadis mu. Kau ingin tau keunggulan kekasih ku?"
"Memang nya apa? Seperti nya tak ada, gadis kampung mau di sulap seperti apapun tetap saja terlihat seperti gadis kampungan." Jawab Sri angkuh.
"Amelia memiliki hati yang murni, tanpa iri dan dengki dalam hati nya. Lalu kau? Apa yang kau fikirkan, kau lebih baik dari gadis ku? Cihh, kau bahkan terlihat seperti ibu-ibu girang penggoda suami orang." Sindir Smith pedas, dia memerhatikan gaya wanita yang mengaku sebagai ibu nya Arkan itu.
Baju nya ketat dan terbuka apalagi di belahan dada, make up nya menor, bibir nya tebal di baluti lipstick merah yang mencolok mata, dengan telinga yang di pakaikan anting bulat besar yang lebih pantas di pakai di tangan sebagai gelang.
"Memalukan sekali, ternyata begini ya orang tersombong di desa nya Amel. Sombong kok di kampung, di kota dong." Sindir Smith lagi dengan pedas, bibir nya tersenyum mengejek.
"Awas kau ya?"
"Kau mengancam ku? Maaf tapi itu tak mempan untuk ku, aku tak takut dengan ancaman mu Tante." Ucap Smith dengan menekankan kata 'Tante'.
"Ingat, jangan coba-coba melukai atau bermain-main dengan gadis ku atau orang tua nya. Kalau tidak, aku ratakan rumah beserta pabrik teh kebanggaan mu itu. Akan aku pastikan kau menjadi gelandangan dan akan berlutut di kaki gadis ku untuk meminta maaf." Peringat Smith datar, tapi tatapan nya sangat tajam.
Sri yang sudah terpojok akhirnya memilih pergi, dia bahkan sempat menendang ban mobil Smith membuat mobil itu bersuara keras, menyadari kesalahan nya dia segera lari tunggang langgang dengan sendal yang dia jinjing. Mungkin tujuan nya agar jalan nya cepat.
"Tuan, terimakasih."
"Terimakasih untuk apa? aku lelaki mu, sudah sepantasnya aku melindunginmu." Jawab Smith, dia merengkuh tubuh mungil itu ke dalam pelukan nya.
Amelia membalas pelukan itu tak kalah erat, hingga suara deheman membuat mereka segera melepaskan pelukan dengan ekspresi wajah yang terlihat malu.
"Masuk, lanjut makan." Ucap Ibu Rara dengan senyum jahil nya karena berhasil mengganggu adegan romantis anak dan kekasih nya.
Smith menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal dan wajah Amelia yang memerah karena malu.
...
🌻🌻🌻
malu kan ya?🤭🤭