NovelToon NovelToon
Dosa Yang Kucintai

Dosa Yang Kucintai

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:23k
Nilai: 5
Nama Author: 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒

"Aku mencintainya, tapi akulah alasan kehancurannya. Bisakah ia tetap mencintaiku setelah tahu akulah penghancurnya?"

Hania, pewaris tunggal keluarga kaya, tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Meskipun seluruh sumber daya dan koneksi dikerahkan untuk mencarinya, Hania tetap tak ditemukan. Tidak ada yang tahu, ia menyamar sebagai perawat sederhana untuk merawat Ziyo, seorang pria buta dan lumpuh yang terjebak dalam bayang-bayang masa lalunya.

Di tengah kebersamaan, cinta diam-diam tumbuh di hati mereka. Namun, Hania menyimpan rahasia besar yang tak termaafkan, ia adalah alasan Ziyo kehilangan penglihatannya dan kemampuannya untuk berjalan. Saat kebenaran terungkap, apakah cinta mampu mengalahkan rasa benci? Ataukah Ziyo akan membalas dendam pada wanita yang telah menghancurkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Jujur

Hania melangkah kembali ke ruang terapi dengan langkah lebih lambat dari sebelumnya. Pikirannya masih penuh dengan apa yang baru saja ia ketahui.

Clara hamil. Dengan Bryan.

Ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini tidak ada hubungannya dengan Ziyo. Bahwa pria itu tidak akan peduli, bahwa semua ini tidak akan memengaruhi hidupnya sedikit pun.

Tapi… benarkah begitu?

Ziyo memang selalu tampak tenang, bahkan terkadang sulit ditebak. Ia bahkan pernah mengatakan dengan santai bahwa ia tidak pernah mencintai Clara.

Tapi tetap saja… wanita itu dulu adalah tunangannya.

Dan sekarang, Clara mengandung anak pria lain.

Hania menggigit bibirnya, hatinya terasa tak nyaman. Bukan berarti ia ingin menyampaikan berita ini pada Ziyo, tapi… bagaimana jika pria itu mendengarnya dari orang lain?

Bagaimana jika itu membuat suasana hatinya memburuk?

Hania menghela napas panjang sebelum akhirnya membuka pintu ruang terapi.

Ziyo masih di sana, duduk dengan tenang. Wajah pria itu tetap sama—dingin, sulit ditebak. Seolah tak ada satu hal pun di dunia ini yang bisa mengguncangnya.

Dan untuk sesaat, Hania merasa mungkin benar.

Mungkin ini tidak akan berarti apa-apa bagi Ziyo.

Tapi entah kenapa, di dalam hatinya, Hania tetap merasa khawatir.

***

Di rumah orang tua Hania.

Ruangan keluarga itu terasa lebih sunyi dari biasanya. Hania berdiri di tengah ruangan, di hadapan kedua orang tuanya, dengan tatapan tajam Rian mengarah padanya.

Tanpa basa-basi, sang ayah membuka pembicaraan, "Sekarang jelaskan, kenapa kamu menghilang, menyamar, dan berinvestasi besar di perusahaan Ziyo?"

Nada suaranya tegas, tak memberi ruang untuk penghindaran.

Hania menundukkan kepala, jemarinya saling meremas tanpa sadar. Ia memang sudah menduga akan ada saat seperti ini, tapi menghadapi langsung tatapan ayahnya tetap membuatnya sulit bernapas.

Di sebelah Rian, Riri menatap suaminya dengan sedikit khawatir. Ia memberi isyarat halus agar pria itu tidak terlalu menekan putri mereka, namun Rian tetap menatap Hania lekat-lekat, menunggu jawaban.

Hania menarik napas, mencoba menyusun kata. Tapi… bagaimana ia harus menjelaskan semuanya?

Ia tak tahu seberapa banyak ayahnya sudah tahu, dan yang lebih mengkhawatirkan, seberapa banyak yang masih disembunyikan ayahnya darinya.

Melihat putrinya tetap diam, Rian menyandarkan punggungnya ke kursi dan menyilangkan tangan di dadanya. "Papa sudah tahu banyak," katanya, suaranya lebih dalam. "Tapi Papa ingin mendengar langsung darimu."

Darah Hania berdesir.

Apa yang ayahnya tahu? Seberapa jauh informasi yang sudah ia dapatkan?

Jika ia mengatakan sesuatu yang salah, itu bisa memperburuk keadaan. Tapi jika ia tetap diam, ayahnya akan semakin curiga.

Hania menelan ludah.

"Aku…"

Suaranya terdengar serak. Ia mengepalkan tangannya erat.

"Aku punya alasan," lanjutnya akhirnya, "tapi aku tidak bisa menjelaskan semuanya sekarang."

Rian mengernyit, jelas tak puas.

"Hania."

Nada suaranya mengandung peringatan.

"Papa hanya ingin tahu kebenarannya. Tidak ada alasan bagi kamu untuk menyembunyikan sesuatu dari keluarga sendiri."

Hania menggigit bibirnya. Justru karena ini keluarga, ia tidak bisa mengatakannya.

Matanya sekilas melirik ibunya yang masih memandangnya dengan lembut. Berbeda dengan ayahnya, Riri tampak lebih sabar menunggu Hania bicara dengan caranya sendiri.

"Papa," suara Hania terdengar lebih lembut, hampir seperti permohonan. "Beri aku waktu."

Sejenak, Rian terdiam, menatap putrinya dengan sorot mata penuh penilaian.

Suasana semakin menegang, hingga akhirnya pria itu menghela napas panjang. "Baik," katanya akhirnya. "Tapi jangan berpikir Papa akan berhenti di sini."

Ia bangkit berdiri, menatap putrinya sekali lagi.

"Papa akan mencari tahu sendiri jika kamu tetap merahasiakannya."

Hania menahan napas saat melihat ayahnya berbalik pergi, meninggalkan ruangan.

Ibunya menyentuh bahunya pelan. "Kamu baik-baik saja?"

Hania tidak menjawab. Matanya masih terpaku pada pintu tempat ayahnya baru saja menghilang.

Satu hal yang jelas—ini belum berakhir.

Riri menatap putrinya dengan lembut. Ia bisa melihat kegelisahan di mata Hania, bagaimana gadis itu menggigit bibir bawahnya dan mengepalkan tangan seolah menahan sesuatu yang berat.

"Hania, Papamu bukan orang yang sabar. Kamu tahu bagaimana kerasnya dia," ujar Riri pelan, suaranya penuh bujukan. "Kalau kamu terus merahasiakan semuanya, Papamu tidak akan tinggal diam. Dia pasti akan mencari tahu dengan caranya sendiri. Dan kamu tahu itu bisa lebih buruk."

Hania menghela napas panjang. Ia tahu.

Ayahnya bukan tipe orang yang menerima jawaban samar-samar. Jika Rian sudah mencium ada sesuatu yang disembunyikan, ia pasti akan menggali lebih dalam—dan itu yang paling Hania khawatirkan.

Ia menutup mata sesaat, mencoba menenangkan pikirannya. Kemudian, dengan suara rendah, ia berkata, "Baiklah, aku akan menjelaskan semuanya."

Riri mengangguk, meski dalam hatinya ia tahu ini pasti bukan hal yang mudah bagi putrinya.

Tanpa menunda lebih lama, mereka pun melangkah keluar, menuju ruangan kerja Rian.

Ruangan kerja Rian

Rian sedang berdiri di depan jendela besar, menatap keluar dengan tangan disilangkan di dada. Dari sorot matanya, jelas ia masih memikirkan percakapan mereka sebelumnya.

Begitu mendengar langkah kaki mendekat, ia berbalik dan mendapati Hania berdiri di ambang pintu bersama Riri.

Riri melirik Hania sejenak, seakan memberi isyarat bahwa ini saatnya berbicara.

Hania mengambil napas dalam, lalu maju mendekati ayahnya.

"Pa…" suaranya sedikit bergetar, tapi ia meneguhkan hatinya. "Aku akan menjelaskan semuanya."

Rian menatap putrinya lekat, matanya tajam seperti sedang menilai seberapa jauh kejujuran yang akan diberikan Hania.

"Baik," katanya akhirnya. "Papa mendengarkan."

Hania menelan ludah.

Ini saatnya.

Ruangan kerja Rian terasa lebih dingin dari biasanya.

Hania duduk di hadapan kedua orang tuanya, meremas jemarinya sendiri, berusaha meredam gemuruh dalam dadanya. Rian duduk dengan ekspresi tegas, sementara Riri di sampingnya tampak lebih lembut, meski matanya jelas memancarkan kekhawatiran.

Hania menarik napas dalam sebelum akhirnya mulai bicara.

"Malam itu aku bertengkar dengan Bryan," suaranya sedikit bergetar, namun ia berusaha tetap tenang. "Dia memutuskanku… bahkan membawa wanita lain di hadapanku. Aku tidak terima, aku marah. Aku merasa dikhianati. Tapi amarahku semakin memuncak ketika dia mendorongku hingga aku terjatuh."

Rian mengepalkan tangannya di atas meja. Matanya menajam, penuh kemarahan yang ditahan. Sementara Riri langsung menutup mulutnya, matanya mulai berkaca-kaca.

"Lalu apa yang terjadi setelah itu?" Rian bertanya dengan suara berat, berusaha mengendalikan emosinya.

Hania menelan ludah, seolah membangun keberanian untuk melanjutkan. "Aku mengejarnya. Aku menyebrang jalan dalam keadaan marah, menuntut agar dia mengembalikan mobilku. Tapi… tapi aku malah membuat seseorang celaka."

Suaranya melemah di akhir kalimat. Dadanya terasa sesak saat mengingat malam itu. Ia menggigit bibirnya sebelum melanjutkan, "Ziyo yang sedang melintas mendadak terkejut karena aku. Dia membanting setir… dan—"

Ia menutup matanya, mengingat suara rem mendecit, suara benturan keras, dan jeritan orang-orang di sekitarnya.

"Dia ditabrak truk."

Hening.

Riri menutup mulutnya, matanya membelalak, sementara napas Rian terdengar lebih berat.

"Aku merasa bersalah," lanjut Hania, suaranya lirih, penuh sesal. "Apalagi saat tahu akibat kecelakaan itu, wajahnya rusak, dia buta… dan lumpuh. Semua karena aku. Aku tidak bisa tinggal diam. Aku tidak bisa berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Karena itulah aku memutuskan untuk merawatnya sampai dia sembuh."

Rian menatap putrinya tajam. "Lalu kenapa kau menyamar?" tanyanya, nadanya terdengar lebih menekan.

Hania menunduk. "Karena…" ia menghela napas berat, "…aku tidak akan bisa menjadi perawatnya jika tidak menyamar. Dia pasti curiga. Aku ini seorang dokter yang beralih profesi ke farmasi, seorang wanita karier yang tidak kekurangan uang, putri tunggal dari keluarga kaya. Apa alasanku merawat seorang pria yang bahkan tidak kukenal?"

Ia menatap ayahnya, suaranya lebih pelan namun sarat ketakutan. "Aku takut dia tahu… kalau akulah penyebab semua penderitaannya."

Ruangan kembali sunyi. Rian menekan pelipisnya, seolah berusaha menenangkan diri.

"Dan kau berinvestasi di perusahaannya juga karena merasa bersalah?" Rian bertanya, nadanya masih dingin.

Hania mengangguk lemah. "Aku tahu dia hampir kehilangan posisinya. Ibu tirinya ingin menjatuhkannya. Kalau aku tidak melakukan sesuatu, dia akan kehilangan segalanya… dan semua itu terjadi karena aku."

Riri mengusap dadanya, menatap putrinya dengan ekspresi terluka. "Lalu kenapa kau tidak jujur dari awal pada kami, Hania?" tanyanya pelan. "Kenapa harus menghilang dan membuat kami khawatir?"

Hania menatap ibunya. Ada rasa sakit di matanya, namun juga keputusasaan.

"Apa Mama dan Papa akan mengizinkan aku melakukannya jika aku jujur pada kalian?"

Hening.

...🍁💦🍁...

.

To be continued

1
kaylla salsabella
wuhhaaaaa ......kan ...kan udah tamat ...... terimakasih atas karya mu kak Nana 🥰🥰🥰.... tetep semangat berkarya kak 🥰🥰🥰🥰
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Dwi Winarni Wina
Akhirnya tamat juga kisah ziyo dan hania mereka menikah hidup bahagia.....
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
terima kasih semua baguslah karya kak Nana ini
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Terima kasih kembali, KK 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
Dwi Winarni Wina
kisah ziyo dan hania dah tamat thank ya thor...
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Aamiin.🤗🙏🙏
Dwi Winarni Wina: sukses ya kak dan sehat sll....
total 3 replies
Dwi Winarni Wina
Zian kakaknya anggap km adik walaupun mama diva jahat...
Tinggal bersama kakak ziyo dan hania...
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ditunggu karya berikutnya kak anna
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
karya yang sarat dengan pelajaran. Terima kasih banyak
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Sama-sama Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
Erchapram
Terima kasih atas karya yang luar biasa ini.
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Sama-sama, Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
Sinar FauzIan Rustin
tetap semangat Thor,, sehat selalu,, dan terus lah berkarya..
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
abimasta
trimakasih thor sudah menyuguhkan cerita yang bagus,sukses di karya selanjutnya
abimasta: sama sama thor
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Aamiin. Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏
total 2 replies
kaylla salsabella
terus nasibnya Brian gimana ya kak Nana
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Masih menjalani hukumannya, Kak.
total 1 replies
kaylla salsabella
seperti nya si zion mau tamat ya kak Nana
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ziyo & hania menikah. akhirnya ya
naifa Al Adlin
bentar lg tamat y kak
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Iya, Kak.
total 1 replies
abimasta
akhirnya zigo dan hania bersatu
abimasta
biasanya kalau rilis yang baru ada yang mau end ya thor
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Iya, Kak.🤗
abimasta: sepertinya dosa yang kucintai ya thor
total 3 replies
Dek Sri
sepertinya seru, aku mampir thor
Dek Sri: sama2
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Makasih, Kak 🤗🙏🙏
total 2 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
aku bakal mampir pakai akun lain ya.
Dwi Winarni Wina
Bagus bryan apa yg kamu lakukan sudah bener dan menebus kesalahannya membongkar kejahatan diva....
Diva dilaporkan ke polisi...
Dwi Winarni Wina
Bryan sangat menyesal telah menyakiti dan menyia2kan hania sangat tulus mencintainya menyesal sudah terlambat Bryan....
Demi ambisimu ingin menguasai perusahaan Clara tega selingkuh dengan Clara...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!