NovelToon NovelToon
Rahasia Hati

Rahasia Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:584
Nilai: 5
Nama Author: Yunsa

Sebuah Cinta mampu merubah segalanya.Begitulah kiranya yang akan dirasakan Mars dalam memperjuangkan cinta sejatinya.
gaya hidup Hura Hura dan foya foya berlahan mulai ia tinggalkan, begitu juga dengan persahabatan yang ia jalin sejak lama harus mulai ia korbankan.
lalu bisakah Mars memperjuangkan cinta yang berbeda kasta, sedangkan orang tuanya tidak merestuinya.
Halangan dan hambatan menjadi sebuah tongkat membuatnya berdiri tegak dalam memperjuangkan sebuah cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 4

Satu Minggu berlalu sejak test berlangsung, ini adalah hari dimana pengumuman akan di keluarkan lewat website online. Ketika ibu Amara akan ke tempat Rebbeca untuk membersihkan apartemen, Amara pun akhirnya ikut bersama karena di rumah memang sudah tidak ada pekerjaan lagi.

Sampainya di apartemen Rebbeca, Amara pun langsung masuk ke kamar Rebbeca setelah mendapatkan ijin dari Maria ibu tiri Rebbeca. Terlihat Rebbeca sedang serius meneliti tulisan dalam laptop satu per satu memastikan jika namanya tercantum di sana.

"Pagi Rebecca." sapa Amara ketika melihat Rebbeca yang tidak menyadari kehadirannya.

"Hey.. Amara. Kemarilah ada berita bagus untukmu. Kamu berhasil menduduki nilai tertinggi dalam test kemarin. Tapi...... Kenapa namaku.... Tidak ada ya." ucap Rebbeca sambil terus memastikan penglihatan nya pada laptop agar tidak terselip namanya. Namun tetap saja berulang kali ia membaca satu per satu nama nama tersebut, tidak ada yang menuliskan nama dirinya.

"Benarkah. Coba lihat." ucap Amara yang tersenyum akan prestasinya yang memuaskan, dan mencoba membaca nama nama lain siapa tahu ia menemukan nama Rebbeca di sana. Sayangnya hasilnya sama saja dengan Rebbeca, ia tidak berhasil menemukan nama Rebbeca di sana.

"Kenapa Rebecca? namamu tidak ada?" tanya Maria pada anak tirinya dengan suara yang agak keras, sehingga Ibu Amara yang berada di dapur pun mendengar akhirnya ikut menyusul ke kamar Rebbeca untuk memastikan jika putrinya tidak membuat ulah.

"Kenapa Amara?" bisik Ibu Amara di telinga Amara yang sudah berdiri begitu mendengar Bu Maria berbicara.

"Aku sudah berusaha keras untuk membuat lebih pintar lagi. Les, ekstrakurikuler, apapun kegiatan lain sudah aku lakukan tapi kamu masih saja tidak bisa lolos?" ucap Bu Mira dengan nada agak tinggi

"Bu Mira sebaiknya kamu pulang dulu. Hari ini cukup. Ajak Amara pulang juga." ucap Bu Maria dengan nada yang lemah tidak seperti ketika bicara dengan Rebbeca.

Bu Mira pun segera menarik lengan Amara agar mengikutinya untuk keluar dari kamar Rebbeca.

"Rebbeca, kamu bahkan memikirkan anak penjaga apartemen ini untuk ikut test dan dia berhasil, sedangkan kamu??" ucap Bu Maria yang masih sayup sayup terdengar di telinga Amara, karena Amara masih di luar kamar dan masih berjalan untuk keluar.

"Bagus Rebbeca.... Bagus sekali. Kamu bisa membuat hidup seorang putri penjaga apartemen menjadi berlian sedangkan kamu terpuruk nantinya." ucap Bu Maria yang mulai lelah juga dengan sifat Rebbeca yang bodoh.

"Memangnya kenapa kalau aku tidak berhasil? Ayahku masih kaya, dia bisa menghidupi aku. Sedangkan kamu? Kamu bahkan lupa apa statusmu sebelum menikah dengan Ayahku." jawab Rebbeca dengan airmata yang mulai jatuh. Ia yang sudah bersedih karena tidak lulus, masih di ceramahi dan di pojokan oleh ibu tirinya.

"Kamu.... Lihat saja aku akan mengadukan pada Ayahmu. Aku sudah tidak sanggup lagi menangani." ucap Bu Mira tersinggung dengan ucapan Rebbeca yang mengusik masa lalunya.

Di dalam kamar Rebbeca menangis tersedu sedu, Ibu tirinya terlalu kejam baginya. Ia sudah berupaya keras, tapi entah kenapa dirinya juga tidak lolos

Sedangkan di apartemen lantai bawah, Ibu Mira begitu bergembira mengetahui jika putrinya masuk di Universitas terbagus di Indonesia itu. Ia membanggakan pada suaminya jika putrinya berhasil masuk di perguruan tinggi dengan nilai tertinggi, yang membuat Ayah Amara menjadi bangga, dan begitu senang.

"Mari malam ini kita buat perayaan." ucap Bu Mira dengan bergegas masuk ke dapur dan mengeluarkan semua isi kulkas untuk ia masak untuk makan malam hari ini. Keluarga Amara pun bersuka cita merayakan makan malam dengan kebahagiaan, tak terkecuali dengan Amar yang ikut merayakan walaupun ia tidak begitu senang dengan Amara yang akan kuliah, namun ia juga berbangga karena saudara kembarnya bis kuliah di tempat terbaik melalui jalur beasiswa dengan peringkat tertinggi.

****************************************

Satu Minggu berlalu Amara mulai aktivitasnya sebagai mahasiswa, karena Rebbeca tidak di terima ia pun sendiri saja di kampus. Seperti saat ini ia hanya berjalan sendirian karena memang Amara paling sulit untuk bergaul dan lebih senang menyendiri.

Di lantai bawah terlihat Mars mendekati Bara dan Clara yang sedang bercanda dan tertawa tawa ketika Clara memaki Bara.

"Kenapa dengan kalian, seperti tikus dengan kucing?" tanya Mars ikut bergabung berdiri di bawah tangga.

"Kamu tahu Mars, Clara memberiku pertanyaan, jika aku bisa menjawab dia akan mentraktirku Coffe late hari ini. Dan aku menjawab benar kenapa dia marah sekarang." ucap Bara dengan cengengesan.

"Benar dari mana? Dari mana?" ketus Clara

"Dengar Mars, menurutmu jawabannya apa. Hal apa yang paling menyeramkan di dunia. Dan aku jawab adalah hal ketika Clara sedang marah. Betul tidak Mars? Haha..." ucap Bara sambil tertawa dan di sambut senyum oleh Mars membuat Clara yang semula sewot begitu melihat Mars tersenyum, ia ikut tersenyum.

"Aku sependapat dengan Bara." jawab Mars tersenyum sambil matanya menatap lantai atas, melihat seseorang yang hendak menuruni tangga.

"Kalian sungguh kejam." ucap Clara ikut tertawa.

Mars bergegas mendekati tangga, meninggalkan kedua sahabatnya yang penasaran terhadap dirinya yang berlalu meninggalkan mereka begitu saja.

"Pagi...." sapa Mars begitu melihat Amara sampai di lantai bawah, ia menghadang berdiri dihadapan Amara

"Pagi..." jawab Amara ikut membalas senyuman dari Mars

"Bagaimana tanganmu, sudah sembuh?" tanya Mars baik baik sambil hendak menengok lengan Amara, namun Amara agak menjauh

"Sudah lebih baik.. di bandingkan ponselku." jawab Amara sengaja ingin mengolok Mars akibat kecerobohannya mengemudi, bisa merugikan juga membahayakan orang lain.

"Maaf." ucap Mars

"Aku maafkan. Permisi." jawab Amara menghindar dari hadapan Mars agar dirinya bisa lewat, namun Mars kembali menghadang di depan Amara lagi.

"Mau kemana?" tanya Mars lagi

"Bukankah semua anak yang masuk kuliah harus masuk kelas untuk belajar. Bel sudah berbunyi bukan?" jawab Amara karena barusan ia mendengar bel berbunyi. menandakan jam pelajaran pagi sudah siap di mulai.

"Mars....." ucap Mars sembari mengulurkan tangannya pada Amara tak lupa senyuman termanis ia persembahkan untuk bidadari di hadapannya.

Amara tertegun sebentar menatap tangan Mars yang terulur karena selama ini ia tidak berjabat tangan dengan seorang pria, ia tidak pernah menanggapi pria pria yang mengusiknya karena Amar sudah berdiri di garda depan, jika ada yang menggangu saudara kembarnya.

"Amara.." jawab Amara sembari membalas uluran tangan Mars yang pada akhir mereka berjabat tangan.

"Amm..ma..ra." ulang Mars mengeja nama Amara dan Amara mengangguk tersipu, kemudian melepaskan jabat tangan mereka dan berlalu meninggalkan Mars yang masih terus menatap kearah Amara yang sudah mulai berjalan menjauh membelakangi dirinya..

Bersambung....

"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!