NovelToon NovelToon
Pesona Suami Tetangga

Pesona Suami Tetangga

Status: tamat
Genre:Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Tamat
Popularitas:23.8k
Nilai: 5
Nama Author: Bareta

Kehadiran Damar, pria beranak satu yang jadi tetangga baru di rumah seberang membuat hidup Mirna mulai dipenuhi emosi.


Bagaimana Mirna tidak kesal, dengan statusnya yang belum resmi sebagai duda, Damar berani menunjukkan ketertarikannya pada Mirna. Pria itu bahkan berhasil membuat kedua orang tua Mirna memberikan restu padahal merek paling anti dengan poligami.

Tidak yakin dengan cerita sedih yang disampaikan Damar untuk meluluhkan hati banyk orang, Mirna memutuskan mencari tahu kisah yang sebenarnya termasuk masalah rumahtangga pria itu sebelum menerima perasaan cinta Damar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesepakatan

Kepala Mirna mendongak, menatap Damar sambil tersenyum getir lalu mengeluarkan dokumen lain dari dalam map plastik.

 

“Begitu keras hatinya Mas Damar sampai aku memutuskan untuk berpisah. Ternyata aku sudah mengajukannya ke pengadilan tapi ditemukan kak Rangga yang memintaku untuk membatalkannya sebelum kecelakaan.”

 

Mata Damar membola karena sungguh ia tidak menyangka kalau istrinya akan mengambil tindakan sejauh ini dan Rangga ternyata sudah tahu detilnya.

 

“Kamu sudah mengingatnya sebagian ?” tanya Damar dengan suara bergetar dan menatap Mirna dengan raut penuh penyesalan.

 

“Belum, kak Rangga yang menceritakannya padaku beberapa hari yang lalu. Dokumen-dokumen ini kak Rangga simpan di laci meja belajarku.”

 

Tidak peduli Mirna akan menolaknya, Damar berpindah tempat duduk persis di samping Mirna dan meraih jemari istrinya itu ke dalam genggamannya.

 

“Aku mohon maafkan aku, Mirna dan jangan pernah berpikir untuk berpisah dariku. Aku sangat mencintaimu dan kamu sangat berharga dalam hidupku. Maaf karena aku tidak bisa bersikap dewasa saat menghadapi masalah pekerjaan. Aku sempat merasa perusahaan ini begitu penting karena yang kuingat bagaimana perjuanganku untuk mendapatkan semua keberhasilan sampai di titik ini. Aku lupa kalau segala usahaku tidak akan berhasil tanpa campur tangan Tuhan dan kalau Dia mau, dalam sekejap semuanya hilang dari genggamanku.”

 

Mirna hanya diam namun tidak menepis genggaman Damar. Saat ini hatinya sedang berkecamuk antara marah, kecewa, sedih namun ia tidak bisa menyangkal perasaan cintanya pada Damar yang begitu besar.

 

“Tuhan telah membuatku terhempas ke titik yang terendah waktu melihatmu terbaring koma. Di saat itulah aku baru sadar kalau kamu adalah pemberian terbaik dari Tuhan yang aku terima. Aku menyesal karena tidak melibatkan dirimu saat ditimpa banyak masalah karena merasa kamu bukanlah orang tepat untuk membantuku.

Aku lupa kalau kamulah yang selalu ada menemaniku mulai dari titik awal perjalanan usahaku, kamu yang memberi semangat di saat aku putus asa. Kamu menerimaku sebagai suamimu padahal aku belum apa-apa, berjuang bersamaku hingga mencapai posisi sekarang ini. Maafkan Mirna, berikan aku kesempatan untuk memperbaikinya.”

 

“Apa Mas Damar dan Marsha pernah…..” Mirna menelan salivanya, tidak sanggup mengucapkan kalimat yang ingin ditanyanya pada Damar.

 

“Tidak Mirna, sekalipun tidak pernah !” tegas Damar penuh keyakinan.  “Jangan percaya dengan yang kamu lihat di foto itu karena selain di restoran yang aku ceritakan tadi, aku tidak pernah pergi berduaan dengan Marsha, selalu ada Ardi atau Budi karena hanya mereka berdua yang aku percaya tidak akan mudah dibujuk oleh Marsha.”

 

“Tapi foto-foto itu…”

 

“Aku akan mengajakmu bertemu dengan Ardi dan Budi. Kita bisa tanyakan langsung pada mereka tentang kejadian yang sebenarnya. Aku tidak akan menutupi apapun lagi darimu.”

 

“Aku belum bisa mempercayai Mas Damar sepenuhnya,” gumam Mirna dengan kepala menunduk.

 

“Boleh aku peluk ?”

 

Melihat Mirna bergeming, Damar pun nekad memeluknya dan menarik nafas lega saat istrinya tidak memberontak.

 

“Seperti yang pernah aku bilang padamu, seumur hidup aku tidak akan pernah bosan minta maaf sekaligus membuktikan perasaan cintaku padamu. Aku pernah lalai sebagai suami tapi tidak pernah terlintas untuk mengkhianatimu apalagi berpisah denganmu.”

 

“Tapi aku tidak tahu apakah masih bisa mencintai Mas Damar seperti dulu.”

 

Damar tertawa pelan dan mengeratkan pelukannya.

 

“Sekalipun kamu tidak ingat masa lalu kita dan butuh waktu untuk mencintaiku, aku akan sabar menunggu tanpa batas sama seperti dulu kamu selalu percaya kalau suatu hari nanti aku pasti bisa mencintaimu.”

 

Mirna langsung melepaskan pelukannya dan menatap Damar dengan dahi berkerut.

 

“Kapan aku bilang begitu ? Memangnya aku duluan yang mencintai Mas Damar ?”

 

Damar mengangguk-angguk sambil tertawa pelan dan mencubit kedua pipi Mirna dengan gemas.

 

“Waktu itu kamu baru saja naik ke kelas 7. Suatu sore aku datang mencari Rangga dan malah ketemu kamu lagi sendirian di rumah makanya aku langsung pamit pulang tapi kamu memaksaku menunggu di ruang tamu dan aku bersikeras menolak karena takut dianggap macam-macam oleh tetangga. Tiba-tiba kamu bilang kalau kamu suka padaku dan ingin jadi pacarku.”

 

“Mas Damar jangan lebay karena aku nggak ingat !” ketus Mirna sambil menggeser duduknya, menjauhi Damar.

 

“Sumpah aku nggak bohong, Mir ! Waktu itu aku sempat kaget terus langsung terbahak-bahak tapi kamu biasa saja, tidak tersinggung atau menyesal dengan ucapanmu. Setelah aku selesai tertawa, kamu bilang akan sabar menunggu dan sangat yakin kalau suatu hari nanti aku akan jatuh cinta dan tak akan pernah berpaling darimu.”

 

“Aku nggak percaya !” tegas Mirna.

 

“Kalau begitu kita tanyakan pada Rangga karena kamu sempat mengucapkan kalimat yang intinya sama saat aku bertengkar dengan Rangga gara-gara Anita.”

 

“Huufftt !”

 

“Aku tidak menyesal terkena sumpahanmu dan benar-benar jatuh cinta sama kamu bahkan tergila-gila padamu sampai nggak tahan ajak cepat-cepat nikah karena takut kamu disamber cowok lain,” ujar Damar sambil terkekeh.

 

“Lebay !” cebik Mirna lalu beranjak bangun karena tidak tahan dengan kata-kata manis Damar apalagi melihat lesung pipitnya setiap kali ia tertawa.

 

Rasanya hati Mirna masih kesal, marah dan kecewa tapi tubuhnya tidak bisa diajak kerjasama setiap kali berdekatan dengan pria itu sejak mereka bertemu setelah kecelakaan.

 

“Mau kemana ?” 

 

Damar menahan lengan istrinya yang langsung meronta tapi bukannya terlepas malah cengkraman Damar makin kuat bahkan berhasil membuat Mirna duduk di pangkuannya.

 

“Maafkan aku,” bisik Damar.

 

Mirna membuang muka ke lain arah, tidak mau Damar melihat wajahnya yang mulai merona.

 

“Aku akan membuktikan kesungguhan hatiku. Bagaimana kalau kita mengusut tuntas masalah Marsha, Anita dan Firman ?”

 

“Maksud Mas Damar ?”

 

“Aku bersyukur kamu masih menyimpan sisa vitamin yang diberikan Marsha. Saat ini aku dan Ardi sudah mengumpulkan bukti-bukti tentang kecelakaanmu tapi belum ada bukti-bukti yang bisa memberatkan Firman dan Marsha masuk dalam jerat hukum. Sempat terpikir kalau Anita terlibat di dalamnya tapi aku sempat ragu karena memikirkan Rangga.”

 

“Apa kecelakaanku direkayasa ?”

 

“Polisi tidak menemukan bukti di mobilmu tapi dokter menemukan kandungan obat tidur dalam darahmu. Ada kemungkinan kamu tertidur saat menyetir hingga mobilmu pindah jalur dan menabrak mobil dari arah berlawanan.”

 

Fokus dengan cerita Damar, Mirna tidak sadar kalau ia masih duduk di atas pangkuan suaminya bahkan salah satu tangan Mirna merangkul leher Damar supaya tidak terjatuh.

Sesekali alisnya menaut karena sedang memikirkan sesuatu sementara Damar hanya senyum-senyum dan satu tangannya memeluk pinggang Mirna.

 

“Mbak Nita bilang, malam itu aku bukan bertemu dengannya tapi Marsha.”

 

“Mungkin saja, kita bisa cari kebenarannya tapi berdasarkan bukti yang didapat dari operator, terakhir kali kamu menghubungi Anita, bukan Marsha. Tidak ada jejak kamu melakukan kontak apapun dengan Marsha padahal kamu menyimpan nomornya di handphonemu dengan nama pelakor.”

 

“Jadi handphoneku tidak hilang atau rusak ?”

 

“Tentu saja rusak fisiknya tapi teman Ardi masih bisa menyelamatkan perangkat lunaknya termasuk data-datamu yang tersimpan dengan baik dalam drive jadi beberapa informasi masih bisa dilacak.”

 

Mirna menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan lalu menatap Damar yang posisi wajahnya ternyata begitu dekat di hadapannya.

 

Damar tertawa saat melihat Mirna terkejut dan refleks menjauhkan wajahnya dari Damar.

 

“Mas Damar beneran nggak akan bohong lagi padaku ?”

 

Damar mengangguk sambil mengangkat jarinya membentuk huruf V.   “Swear !”

 

“Kalau begitu ayo kita pastikan Marsha, Firman dan mungkin mbak Anita untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.”

 

“Terima kasih, Sayang.”

 

Mirna langsung melotot saat bibir Damar bukan hanya mengecup bibirnya namun posisi Mirna benar-benar terjepit, sulit untuk melepaskan diri.

1
mis.be
jangan jangan mirna emang mamanya chika, hilang ingatan karna kecelakaan ya ?🤔
Fera Susanti
iiih aku baru tau ada novel baru KK..
Baretta: Hai Kak Fera 😊
total 1 replies
Herman Lim
makasih Thor utk karya dan kerja keras sampe sini , ttp semangat dan di tgg karya selanjut nya ❤️
Baretta: Teima kasih banyak karena selalu setia mengikuti karya saya Kak 🙏🙏
total 1 replies
Andri Yukarthi
shock jg...ga nyangka Dewi pelakunya
Herman Lim
shock bgt rumit sungguh tidak di sangka org terdekat yg jadi musuh dlm selimut
Herman Lim
firman ato Marsha ne obat nyav
Andri Yukarthi
aq percaya Damar emg ga ada apa² sama Marsha...mdh²an Mirna faham wlo tetap sakit mengingatnya
Herman Lim
lupa ego mu Mirna lihat Chika begitu rindu papi y klo kamu pisah kan pasti akan agak terpukul Chika lain waktu kamu ilang ingatan Chika Masi BS lihat kamu biar pun sangat rindu mami nya beda yg skrg pisah tanpa lihat papi nya
Herman Lim
ya ampun Mirna kasian tuh damar walau dia ada salah dl setidak jgn hukum dia dgn pisahkan dia sama anak nya
Herman Lim
moga segara terkuak semua kejahatan Marsha dan firman
Herman Lim
selamat berjuang damar
Herman Lim
ya ampun ternyata begitu sakit Mirna sampe ingin ilang dari damar
Tutuk Isnawati
lanjut thor
Andri Yukarthi
jd curiga ke Rangga jg...apa dia menyembunyikan sesuatu 🤔
Herman Lim
moga setelah ini Mirna ingat lagi semua yg terjadi waktu blom kecelakaan dan Mirna bus lebih dewasa dalam hadapin Maslaah rmh tangga nya dengan damar moga bisa kumpul kembali semua
Herman Lim
apa yg di sembunyi kan damar lagi 🙈
Tutuk Isnawati
semangat up thor d tggu lnjutn critanya. penasaran
Herman Lim
nah gini kan enak BS saling terbuka jadi BS sweet terus
Herman Lim
mungkin hanya salah paham yg berujung kecelakaan
Herman Lim
Mirna bnr yg di kata dr Steven pasti ada hal yg di ttp damar smpai dia milih diam
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!