Anindita dipaksa menjalani pernikahan dengan seorang pria yang bernama Adam Dharmawan. Dan di malam pertamanya Anindita mendapati kenyataan bahwa suaminya sudah menikah dengan wanita lain.
"Aku sudah menikahi wanita lain, sebelum menikah denganmu!" Perkataan itu yang terlontar di malam pertamanya.
Adam Darmawan adalah seorang pria yang baik namun terjebak di dalam sebuah pernikahan dengan dua wanita. Akankah pernikahan yang penuh dengan konflik berakhir bahagia atau sebaliknya?
Ig : mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34 Honeymoon
Visual para pemain
Adam
Anindita
Alya
Andre
Mita
Adam yang masih memeluk Anin, langsung membelai kepala Anin. "Terima kasih sayang," ucap Adam mengecup kening Anin dengan lembut.
"Terima kasih untuk apa?" tanya Anin menatap wajah Mas Adam dengan mendongakkan kepalanya, karena tinggi badan Mas Adam lebih tinggi darinya.
"Terima kasih karena sudah mau memberi ku kesempatan untuk memulai semuanya dari awal. Dan terima kasih karena sudah mau mencintaiku," ucap Adam kembali mengecup kening Anin.
"Kau tidak perlu membalasnya dengan ucapan terima kasih, tapi balaslah cintaku ini dengan menjaga hatimu hanya untuk ku," ucap Anin.
"Aku akan menjaga hatiku untukmu disetiap doa dalam sujudku, karena dalam doa cara ku mencintaimu," ucap Adam memeluk Anin dengan erat.
Setelah mengutarakan semua ungkapan cinta mereka, Adam pun membawa Anin pulang kembali kehotel. Di sepanjang perjalanan Anin dan Adam pun berbincang untuk mengenal lebih dalam satu sama lainnya, karena selama ini mereka sangat jarang sekali berkomunikasi dan itulah yang membuat jarak mereka semakin jauh.
Setelah sampai di dalam hotel, Adam menyuruh Anin untuk mandi terlebih dahulu sedangkan dirinya memesan makanan untuk diantar kedalam kamar. Karena saat arah pulang tadi Anin tidak mau di bawa ketempat makan, itu sebabnya Adam memesan makanan hotel.
Anin yang sudah selesai mandi, melihat sudah ada banyak makanan yang ada di meja.
"Makanlah dulu, aku takut kau masuk angin." ucap Adam yang duduk di atas sofa dengan mata yang tertuju di layar laptop.
Anin pun langsung mengambil makanan berupa nasi goreng seafood, Anin duduk di sebelah Mas Adam dan menyuapkan nasi goreng yang di pegangnya kearah mulut Mas Adam. Masih dengan tatapan matanya di layar laptop Adam pun langsung membuka mulutnya dan memakannya. Anin kembali menyuapi Mas Adam secara bergantian dengan dirinya, sampai nasi goreng yang ada di piringnya habis.
"Oh ya, waktu itu kau pernah menyuruhku masak di hadapan Alya. Aku kira kau itu sangat mencintai Alya sampai tidak ingin melihatnya kecapaian." gerutu Anin.
"Aku menyuruhmu masak karena aku rindu pada masakan mu, tapi kau malah salah mengartikan perkataanku," ucap Adam dengan mengacak-acak rambut Anin.
"Mas rambutku," pekik Anin memegang tangan Mas Adam dan berusaha menggelitik pinggang Mas Adam.
"Hentikan Anin... !" ujar Adam yang langsung menarik tangan Anin hingga membuat Anin terjatuh di pelukannya. Membuat jarak diantara mereka sangatlah dekat. Seketika waktu pun terasa berhenti di sekitar mereka saat tatapan mereka saling bertemu.
Dengan perlahan Adam pun mendekat kewajah Anin dan mencium bibir Anin dengan perlahan dan dengan lembut, ciuman itu semakin dalam saat Anin pun membalas ciuman itu walaupun terlihat sangat kaku.
Adam menghentikan ciumannya dan menggendong Anin ala-ala bridal menuju tempat tidur. Anin yang sudah siap lahir dan bathin untuk menjalankan tugasnya sebagai istri hanya bisa tersenyum kaku saat menahan detakan jantungnya yang semakin kencang saat Mas Adam membaringkan dirinya di atas tempat tidur.
Adam yang sudah berada di atas tubuh Anin menatap mata Anin dengan dalam. "Apa kau siap?" tanya Adam masih dengan menatap wajah Anin yang terlihat memerah.
"Insaallah aku siap Mas," jawab Anin.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Anin, Adam kembali mencium bibir Anin dan mulai menanggalkan yang di kenakan Anin dengan perlahan. Anin yang malu berusaha menutup tubuhnya dengan kedua tangannya, jantung Anin semakin berdetak kencang tak karuan menerima semua perlakuan Mas Adam pada tubuhnya.
Ciuman Adam pun turun kebawah dan terus mencium keseluruh tubuh Anin dan meninggalkan bekas di setiap ciumannya, membuat Anin memekik kesakitan dan geli dengan apa yang di lakukan oleh suaminya itu.
Setelah puas mencium di setiap incinya, Adam pun langsung menanggalkan yang di kenakannya. Anin yang malu tidak berani menatap pada tubuh Mas Adam dengan perut yang berkotak-kotak kering, dengan lengan kekar nya yang kini mengukung tubuhnya di bawah.
Adam mengecup kening Anin dengan disertai doa, dan dengan perlahan mulai memulai pe*** tuannya secara perlahan.
"Aww... Mas...." jerit Anin dengan tertahan dengan reflek mendorong tubuh Mas Adam karena Anin merasakan sakit yang luar biasa di area sensitifnya.
Adam yang melihat Anin kesakitan sampai mengeluarkan air mata langsung menghentikan tindakannya dan mulai mencium kedua kelopak mata Anin dengan lembut.
"Tahan ya sayang, aku akan melakukannya dengan perlahan," ucap Adam.
Anin pun kembali menjerit kesakitan, Adam pun dengan segera mencium bibir Anin agar Anin lebih Relax dan dengan perlahan memulai percintaan mereka.
Anin yang masih merasakan sakit, menatap pada wajah tampan suaminya itu. Anin tidak pernah menyangka bahwa dirinya kini sudah sepenuhnya menjadi seorang istri dari Adam Dharmawan. Anin berharap pilihannya ini tidak akan salah dan membawanya kedalam pernikahan yang samawa.
Adam yang sudah selesai dan menumpahkan semua kedalam rahim Anin. Langsung mengecup kening Anin disertai dengan doa yang di panjatkannya.
"Allahummaj'alnuthfatanaa dzurriyyatan thayyibah, Ya Allah jadikanlah nutfah kami ini menjadi keturunan yang baik (saleh)."
Yang langsung di amini oleh Anin dengan memeluk tubuh suaminya itu. Inilah malam pertama yang akan selalu di ingat oleh Anindita dan Adam. dan mereka pun mengulangi malam percintaan mereka hingga larut malam.
Anin yang kelelahan pun langsung tertidur dipelukan Mas Adam, Adam yang melihat wajah Anin yang berada di pelukannya tersenyum penuh dengan rasa bahagia. Adam tidak berhenti terus memandangi istri tercintanya itu, sampai akhirnya dirinya pun tertidur dengan memeluk erat tubuh Anin yang masih polos tidak mengenakan apa pun.
Pagi harinya saat Anin terbangun, matanya langsung mendapati dada bidang Mas Adam yang rata. Anin pun mendongakkan kepalanya dan melihat wajah tampan suaminya yang masih tertidur.
Dengan perlahan Anin menyentuh wajah Mas Adam dengan tangannya, hingga membuat Adam pun terbangun dari tidurnya. Dan tanpa basa-basi Adam langsung mencium kembalibibir Anin dengan penuh gairah. Dan mereka pun kembali bercinta mengulangi kegiataan semalam yang sudah mereka lakukan, dan setelah selesai Adam pun membawa Anin ke dalam toilet untuk mandi. Karena Anin masih merasa sakit di area intinya.
"Mas, aku akan pulang ke Jakarta bersama Pak Andre." ucap Anin yang sudah duduk di samping Mas Adam. Membuat Adam langsung menatap wajah istrinya itu dengan intens.
"Tidak bisakah kau keluar dari pekerjaanmu?" tanya Adam.
"Keluar dari pekerjaanku? memangnya kenapa Mas?" tanya Anin.
"Aku cemburu jika kau berada di dekat Pak Andre," jawab Adam dengan suara yang tegas.
"Aku akan keluar kerja, jika itu permintaan suami ku." ucap Anin dengan memegang wajah suaminya itu.
Adam pun langsung memeluk tubuh Anin, karena Adam merasa bahagia Anin yang sekarang sudah berubah menjadi lebih penurut.
"Mas... Alya, ---- " Anin terdiam tidak meneruskan perkataannya.
"Percayalah padaku sayang, setelah kita sampai di Jakarta. Aku akan bicara padanya secara baik-baik agar tidak melukai hatinya. Aku pun akan memberikan tunjangan hidup padanya sebagai rasa bersalahku telah merusak hidupnya," ujar Adam memeluk Anin dengan erat.
Anin tersenyum bahagia mendengar janji yang di berikan oleh Mas Adam, dirinya berharap kebahagiaan yang dirasakannya kini akan terus berlangsung selamanya.
Anin pun segera bersiap dengan di bantu oleh Mas Adam, Anin kembali ke hotel di mana Pak Andre menginap. Pak Andre yang sebelumnya sudah di hubungi oleh Anin menunggu Anin di lobi hotel.
Anin yang melihat Pak Andre di lobi hotel, langsung meminta ijin ke kamarnya untuk mengambil barang-barangnya. Meninggalkan Pak Andre dan juga Mas Adam berdua di lobi hotel, yang saling terdiam tidak ada yang berbicara satu pun.
Setelah selesai mengepak barangnya Anin kembali ke lobi hotel dan berjalan masuk kedalam mobil Mas Adam. Andre yang melihat Anin masuk kedalam mobil Adam hanya bisa terdiam tanpa bisa menahannya, karena Andre sadar akan posisinya yang hanya orang luar bagi seorang Anindita.
krn pd dasarnya dia itu punya prinsip
jd tidak plin plan
ihhhj najongg