Lanjutan Chelsea and The Ghosts
Bermula dari Seiichi Park yang dihantui oleh arwah gadis koma bernama Sasikirana, membuat dirinya terlibat kasus kejahatan yang sadis, terstruktur hingga tidak memperdulikan nyawa manusia.
Kasus Sasikirana membuat Seiichi bersama dengan Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya berhadapan dengan mafia hukum yang bukan hanya dari kejaksaan tapi juga kehakiman.
Puncaknya, saat ada korban, Klan Pratomo pun turun membantu para polisi-polisi yang masih lurus dan berdedikasi.
Generasi ke delapan klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bebal!
"Apa anda yakin, pak Hendrik? Karena dari hasil penyelidikan kami dari sinyal ponsel saudara Theo Tan, dari sini ke Karet Bivak. Anda dan saudara Theo melakukan apa di Karet Bivak?" tanya AKBP Victor dengan tatapan tajam.
"Anda memeriksa ping sinyal ponsel saya? Apakah anda memiliki ijin?" Wajah ramah Hendrik tampak tidak suka.
"Kami sudah mendapatkan ijin dari Nyonya Linda untuk memeriksa ponsel saudara Theo disertai surat dari jaksa. Dalam prosesnya, kami mengetahui bahwa ping sinyal ponsel saudara Theo tidak sendiri. Ada nomor anda di tempat yang sama." AKBP Victor masih menatap dingin ke Hendrik Tan. "Masih yakin anda tidak bersama dengan keponakan anda dua Minggu lalu?"
"Dua Minggu lalu .... " Hendrik membuka tabnya. "Ada temannya Theo meninggal dan disemayamkan disini. Jadi ... Wajar kan jika satu lokasi tapi saya tidak bertemu dengan Theo."
"Bagiamana bisa saudara Theo tidak menemui anda padahal ada temannya meninggal disini? Ataupun sebaliknya?" tanya AKP Arief dengan wajah dibuat bingung.
"Saya tidak tahu dan tidak ingat. Kan banyak orang juga yang ada kedukaan disini jadi saya tidak terlalu memperhatikan," jawab Hendrik Tan.
"Lalu di karet Bivak ... Yakin anda tidak bersama saudara Theo meskipun pin ponsel kalian mereka satu tempat?" tanya AKBP Victor.
"Bisa jadi ada pemakaman yang sama."
"Apakah biasa jika pemilik rumah duka ikut ke pemakaman?" tanya Kombes Purn Jarot.
"Biasa kalau tamu VIP."
"Apa anda yakin? Karena ping ponsel kalian itu terdata di jam sembilan malam? Kalian ngapain disana? Cari pesugihan?" sindir AKBP Victor judes.
Hendrik Tan sedikit goyah dalam satu detik tapi setelahnya dia kembali normal. "Saya tidak ingat."
"Jujur saja sama kami. Dimana Theo Tan? Terutama, dimana jenazahnya?" AKBP Victor menatap tajam ke Hendrik Tan.
"Saya tidak mengerti dengan apa ucapan anda, Pak Victor. Saya tidak tahu dimana Theo," jawab Hendrik Tan dengan wajah lempeng.
Bebal sekali orang ini! Apa kelamaan kumpul sama jenazah jadi bisa macam zombie tidak punya perasaa! - batin AKP Arief.
"Baiklah kalau begitu. Jika anda tidak mau bekerjasama. Kami akan menggali lebih banyak lagi tenang anda dan bisnis ini." AKBP Victor pun berdiri diikuti oleh dua rekannya.
Hendrik Tan pun ikut berdiri. "Maaf, jika saya tidak bisa membantu."
AKBP Victor mengangguk lalu ketiganya pun berjalan menuju pintu tapi Kombes Purn Jarot berbalik.
"Ohya, kami juga sedang menyelidiki kasus jenazah yang tertukar serta kasus kecelakaan yang menewaskan seorang wanita. Meskipun mobilnya tidak terlihat nomor polisinya tapi mereknya Hyundai Palisade dan saya lihat mobil anda itu. Semoga anda tidak terlibat," senyum Kombes Purn Jarot. "Selamat pagi."
Hendrik Tan hanya menatap dingin ke ketiga anggota Polda Metro Jaya itu. Kurang ajar! Seberapa banyak yang mereka tahu? Theo brengsek! Mati pun masih nyusahin!
***
Ruang Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya Jakarta
"Seiya nggak kemari, Ichi?" tanya AKBP Nana.
"Nggak Tante Nana, kan dia sebenarnya kerja di PRC Group tapi Seiya kan lebih suka disini," jawab Seiichi sambil memeriksa semua data para Mentri dan pejabat BUMN yang dicurigai terlibat. Seiichi menggunakan data dari Jang Corp yang terenkripsi hingga sulit untuk dibongkar.
"Kira-kira dik Victor ngamuk nggak ya?" gumam AKBP Atikah sambil makan lemper dari Holland Bakery yang dibawakan Seiichi.
"Ngamuk sih nggak tapi ... Memasang wajah seram. I know what you did last summer .... Huahahaha!" ucap AKBP Nana membuat semua orang disana hanya menggelengkan kepalanya.
Suara ketukan di pintu membuat para tim menoleh dan Seiichi segera mengganti layar laptopnya dengan drama Jepang.
"Lha? Dik Grace. Ada apa?" sapa AKBP Nana ke juniornya yang di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak.
"Mbak Nana ... Nganggur nggak?" tanya Iptu Grace.
"Lumayan nganggur. Kenapa? Masuk dik," ajak AKBP Nana.
Iptu Grace melihat ruang kerja divisi kasus dingin yang sangat nyaman dengan lemari besar berisikan camilan kering, mau dari Potato chips, kacang sampai kwaci pun ada. Belum roti yang ada di meja pantry plus coffee maker yang mahal. Itu baru dari segi panganan. Iptu Grace juga melihat gadget di ruangan itu adalah yang terbaik. Sementara di sisi kanan dinding, terdapat grafix secara digital berapa kasus yang sudah mereka pecahkan dalam semester ini. Pantas banyak orang sebal dengan divisi kasus dingin karena fasilitasnya tidak main-main. Tapi melihat grafik dan statistik cara kerja mereka memecahkan kasus dingin yang sekian tahun bahkan puluhan tahun mengendap, ya wajar jika mereka dinobatkan sebagai divisi paling produktif dalam penyelesaian kasus.
"Duduk dik Grace," timpal AKBP Atikah yang mejanya bersebelahan dengan meja AKBP Nana.
Iptu Grace pun duduk dan menatap AKBP Nana dengan wajah serius. "Aku ada kasus mbak."
"Lha kita di kantor polisi ya pasti ada kasus lah!" ujar AKBP Nana.
Iptu Grace tersenyum kikuk. "Gini ... Aku sedang menangani kasus pembakaran seorang anak perempuan oleh temannya, anak laki-laki usia sepuluh tahun."
Semua orang disana melongo.
"Sepuluh tahun membakar temannya?" seru AKBP Nana emosi. "Memangnya dia pyromania?"
Note
Pyromania adalah kelainan patologis yang sebenarnya jarang terjadi, di mana pengidapnya suka menyalakan api dengan sengaja dan berulang. Orang-orang dengan pyromania sangat terpesona oleh api dan perlengkapan api lainnya.
Sumber Google
"Astaghfirullah ...." Semua orang pun beristighfar.
"Lalu, anak perempuan itu bagaimana?" tanya Seiichi sementara Sasikirana menutup mulutnya, tidak percaya jika ada anak seumuran segitu berani melakukan tindakan kriminal seperti itu.
"Lho ? Kok ada orang sipil?" tanya Iptu Grace.
"Dia keponakan pak Rayyan dan iparnya dik Steven. Seiichi konsultan divisi kasus dingin." AKBP Nana menatap Iptu Grace. "Anak perempuan itu?"
"Oh Puji Tuhan selamat tapi terkena luka bakar empat puluh persen. Sekarang kedua orang tua si anak perempuan menuntut anak laki-laki ini dan kedua orang tuanya."
"Let me guess, pasti si orang tua bocah pyromania itu bilang 'ini kesalahan anak-anak yang tidak tahu bahayanya api'. Benar?" tebak AKBP Nana judes.
"Short of mbak. Aku sudah masukkan ke dalam hukum pidana karena ini masuk penganiayaan dan percobaan pembunuhan. Tapi mereka, orang tua si bocah laki-laki itu tetap meminta tidak dihukum dan diselesaikan dengan kekeluargaan. Aku kan gemas mbak! Mereka bilang tidak sanggup jika harus ke persidangan karena miskin, tinggal di bantaran sungai," jawab Iptu Grace.
"Alasan klasik! Kalau miskin itu, jangan kebanyakan gaya!" omel AKBP Nana geram.
"Sabaaarrrr," goda Iptu Fariz. "Mau aku buatkan es teh tarik?"
"Mau dong dik Fariz," senyum AKBP Nana manis.
Iptu Fariz pun berdiri menuju pantry.
"Tante Grace gemas karena kedua orangtuanya tetap menganggap itu kenakalan biasa? Itu bukan kenakalan biasa! Besarnya, dia akan menjadi pembakar berantai seperti kasus di Inggris." Seiichi menatap polwan manis itu.
"Itu lah mas Ichi. Aku harus bagaimana?" tanya Iptu Grace.
"Kita kasih mental. Baik orang tuanya dan si bocah!" seringai Seiichi.
AKBP Nana tersenyum. "Oooohhhh, aku suka ini!"
***
Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
Berkat didikan pak Hoshi bon cabe level 100 😝😝😝😝
Dulu sabrina sdh punya ardiona, skrg ji woo udh sama dr. Nadhif
Belajar sama ikan teri, fariz bkn rm
Meskipun per"dummy"an hanya punya terry seekor 😂😂😂😂