JUARA 2 KONTES BERTEMA BERBAGI CINTA
NOTE : Ide kisah ini berdasar pengalaman author sendiri yang dikembangkan sebagus mungkin.
Season 1 :
Perjuangan seorang wanita cantik bernama Sena yang berusaha menggapai cinta sang suami, Regan Anggara. Regan merupakan mantan dosen killernya yang harus menikah dengannya akibat perjodohan. Sudah 2 tahun hubungan pernikahan mereka namun Sena tak membuahkan hasil untuk mengambil hati dari sang suami, namun alangkah terkejutnya saat Sena memergoki sang suami yang tengah mesum dengan rekan kerjanya. Hati Sena mendadak sakit, pantas saja selama ini tak mau menyentuhnya, rupanya Regan sudah mempunyai wanita lain dan mengaku sudah menikah sirih dengan Maya dan kini tengah mengandung anak dari Regan. Parahnya, orang tua Regan yang selama ini baik dengan Sena ikut menyembunyikan rahasia itu.
Dan jangan lupakan Devan! Pria duda yang selalu ada untuk Sena bahkan siap menjadi suami baru untuk Sena.
Season 2 :
Ketika semuanya tak bisa ia gapai. Dia hanya bisa berusaha untuk tegar. Lika-liku kehidupan ini membuatnya menjadi sangat kuat.
Sena dan Devan berjuang keras untuk mendapatkan momongan.
Namun...... semuanya tak semudah itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ria Mariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 : Pergi
Sena tentunya tidak terima dengan semua penindasan ini. Dia ingin melawan namun dia hanya wanita yang tak berdaya bahkan tidak punya uang banyak untuk pergi.
"Sena..." Suara ibu mertuanya membuyarkan lamunannya.
Sena mengusap air matanya kasar, menangis malah membuat dirinya semakin di pandang rendah Regan. Regan sedari tadi hanya menatapnya dingin.
"Kak Re, kau sudah sangat keterlaluan. Papa, Mama, bahkan Kak Re belum pernah menyentuhku sama sekali sejak kami menikah lalu untuk apa rumah tangga ini masih berlanjut?" Suara Sena yang tinggi mendominasi ruang tamu ini bahkan ibu cepat-cepat untuk menutup pintu supaya para tetangga tidak mendengar masalah keluarganya.
"Apa benar itu Regan?" tanya Papa.
Regan mengangguk, ia juga tak ingin menutupi rumah tangganya dengan Sena yang sudah tidak berbentuk lagi. Mereka tentu saja terkejut, apalagi mereka tak tega dengan Sena yang terus mengeluarkan air mata.
"Aku ingin bercerai, hanya itu saja."
"1 tahun, aku akan memberi 1 tahun untuk memperbaiki rumah tangga kita. Jika memang tidak ada perubahan maka kamu bisa menggugat cerai padaku," ucap Regan menatap Sena.
Sena tertawa sinis. Dia menganggap jika Regan memang tak waras bahkan waktu 2 tahun ini saja terbuang sia-sia apalagi ditambah 1 tahun. Sena tentu saja tak setuju, ia akan segera menggugat cerai Regan apapun yang terjadi. Bukti sudah kuat jika Regan sudah menikah siri dengan Maya tanpa sepengetahuannya. Pernikahan ini memang sudah tak sehat dan harus diselesaikan.
Sena berlari keluar, ia tak memperdulikan kesopanan pada kedua mertuanya. Sena membenci semuanya, mereka pembohong besar dan mengkhianatinya. Air mata berderai diterpa angin kala berlari di malam yang gelap itu. Bayangan akan kekecewaan sang bapak terus saja tergambar apalagi sang bapak selalu memuji sikap Regan yang baik.
Hanya berlari dan terus berlari sampai rintik hujan ikut membasahi pipi. Sena tak akan melupakan sikap Regan yang membuatnya seperti ini. Regan sudah merendahkan perempuan baik sepertinya. Tak hanya itu, sikap Regan yang tidak mempedulikan Sena seolah menyiksa batin terdalam.
Apa salahku? Kenapa dia kejam seperti ini? Apa saat dia menjadi dosenku punya dendam kepadaku lalu melampiaskan di pernikahan ini? Sungguh! Kau memang persetan, Regan! Kau manusia yang tidak punya hati seenaknya mempermainkan perasaanku.
Hujan semakin deras sampai Sena terjatuh dan lulutnya berdarah. Dia meringis kesakitan merasakan ngilu di lututnya namun lebih perih lagi pada hatinya seolah tertancap ribuan pedang.
"Akh ... sakit ..."
Sena memutuskan untuk berteduh sebentar di halte bus. Badannya menggigil nan kedinginan, rambut barunya menjadi rusak karena terguyur air hujan.
Hah... hah ... hah ...
Nafasnya menjadi sesak, ia memang mempunyai riwayat penyakit asma yang sewaktu-waktu kambuh jika kelebihan atau banyak pikiran. Dia mengambil inhaler yang selalu dia bawa ke mana-mana lalu memakainya namun tiba-tiba seseorang memakaikan jaket. Sena melirik orang itu yang ternyata Regan.
Dalam pikiran Sena hanya ada pilihan untuk kabur. Sena mencoba untuk lari namun sayangnya tubuhnya malah rubuh dan hampir pingsan. Regan membantunya untuk berdiri lalu menggendongnya masuk ke mobil. Sena hanya bisa pasrah karena tubuhnya sangat lemas. Regan lalu menyetir mobilnya untuk pulang ke rumah.
Suara rintikan hujan terdengar di kesunyian ini. Sena masih saja diam terpaku memandang kaca mobil yang sudah basah. Sena tak melihat ada Maya di dalam mobil itu, mungkin saja Maya menginap di rumah mertuanya.
Regan pun memilih bungkam dan fokus jalanan yang kemungkinan. menjadi licin. Pria itu memang tak bisa mengekpresikan diri dengan baik membuat Sena yakin Regan tak akan berubah jika diberi kesempatan kedua.
Sesampainya di rumah.
Sena lekas turun dari mobil dan segera berjalan masuk ke rumah walau kakinya begitu nyeri. Regan setengah berlari mencoba untuk membantu Sena, namun saat tangannya baru saja menyentuh baju Sena langsung ditepis wanita itu.
"Cukup! Gak usah sok baik! Jangan mengurusi aku lagi!"
Sena berjalan menuju kamarnya namun tiba-tiba Regan memeluknya dari belakang.
"Beri aku kesempatan! Aku akan memperbaiki semuanya."
"Bullshit! Aku tidak percaya mulut laki-laki. Kau sudah merusak semuanya. Aku tahu jika kamu membenciku sedari aku menjadi mahasiswimu. Aku paling bodoh di kelasmu, aku paling dungu untuk buat skripsi." Sena mengeluarkan semua keluh kesahnya. Dia tak bisa menahan gejolak yang selama ini terpendam.
Sena melepaskan pelukan Regan, ia berlari kecil menuju ke kamar dan mengemasi semua barang-barangnya. Regan hanya menatapnya, ekspresi pria itu cukup mengelabuhi Sena.
"Aku juga terpaksa menikah dengan Maya. Saat itu terjadi insiden yang tak terduga dan membuatnya hamil..."
"Cukup!" bentak Sena. "Cukup! Tolong jangan menambah lukaku! Kau terlambat untuk mengakui kesalahanmu. Kenapa tidak dari awal kau jujur jika menghamili seseorang. Aku tahu itu sama-sama menyakitkan namun pasti sakitnya tidak sesakit saat ini," ucap Sena sambil terisak dan menepuk-nepuk dadanya.
Regan baru kali ini melihat Sena begitu terluka dan menunjukan semua perasaannya. Sena melanjutkan mengemasi semua pakaiannya setelah itu menenteng menuju keluar. Saat dirinya melewati Regan, ia terhenti saat Regan mengatakan sesuatu.
"Bukankah aku sudah meminta maaf? Kau tahu jika aku sangat menyesali perbuatanku? Setiap malam aku merutuki diriku karena tidak bisa jujur padamu," ucap Regan.
"Kak Re, simpan omong kosongmu! Permintaan maafmu tidak aku terima. Semua sudah terlambat. Kau tadi bilang untuk memberiku 1 tahun? Kau gila?! 1 tahun aku harus melihat kalian berduaan, bermesraan bahkan melihat kalian bermain dengan anak kalian," jawab Sena.
Regan lagi-lagi menunjukan ekspresi hampa tak terbaca oleh Sena. "Kau ingin malam pertama? Kita bisa melakukannya. Kau ingin punya anak? Kita bisa membuatnya."
Sena tercengang dengan ucapan Regan. Semudah itu mulut kadal raksasa berbicara?
"Jangan bermimpi setelah apa yang kau lakukan padaku! Kawinlah sana dengan istri keduamu itu! Dasar!"
Sena segera pergi walau rintik hujan masih mengguyur malam ini. Regan hanya menatap punggung Sena yang kian menjauh lalu hilang ditelan gelapnya malam ini. Sena melanjutkan tangisannya yang sempat ia tahan tadi. Sungguh! Akting sok kuatnya sangat bagus dan baik, mungkin saja dia bisa ikut casting setelah ini dan membintangi sinetron berjudul "Derita dipoligami" atau mungkin "Istri Yang Terkhianati"
Hahaha ... Menjadi wanita kuat itu sebenarnya melelahkan. Dia terus saja melawan supaya harga dirinya tak terinjak lagi oleh keluarga mereka. Sudah cukup pengorbanan selama 2 tahun menikah ini. Mengalah dan mengalah lalu pada akhirnya memang harus mengalah.
Aku begitu rapuh, jika ada ibu ku masih ada pasti tidak akan seperti ini.
Bapak, aku harus bagaimana? Aku tidak mungkin menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Aku harus mencari tempat kos dan untuk malam ini aku menginap di tempat Ningsih saja.
untung sena udah cerai....
jadi ga ketularan virus edan
obral janji sana.sini...
q baca aja ikutan emosi😡😡
kok bapaknya sena dibawa2