cerita ini mengisahkan tentang perjuangan orang tua yang perekonomiannya di bawah garis kemiskinan tetapi dengan semangat dan tekat yang kuat akhirnya ia bisa membesarkan anak anaknya akan tetapi setelah anak anak itu dewasa dan sudah bekerja justru mereka lupa akan perjuangan orang tua yang sudah membesarkan mereka..... mau tau ceritanya lanjutkan dengan baca cerita di bawah ini ya❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
"hoekkk..... Hoekkkk" terdengar suara orang muntah di kamar mandi
"mas kamu kenapa" alya menggedor nggedor pintu kamar mandi
Ceklek pintu kamar mandi pun terbuka dan muncullah andi dengan tubuh yang lemas dan muka yang sangat pucat
"mas kamu kenapa" teriak alya yang panik melihat keadaan suaminya
"dari tadi aku muntah muntah yang badanku terasa lemas sekali" andi menjelaskan dengan lirih hampir tidak terdengar
alya memapah tubuh suaminya untuk di bawa ke atas ranjang mereka
"aku buatkan jahe hangat dulu mas" tanpa menunggu jawaban dari suaminya alya segera menuju dapur untuk membuat minuman jahe
"bi tolong buatkan jahe hangat ya mas andi muntah muntah terus dari tadi siapa tahu bisa meredakan mualnya" pinta alya kepada pembantunya
"iya non mau sekalian bubur tidak" tawar bi inem
"boleh bik siapa tahu mas andi mau makan biarpun sedikit" alya menerima tawaran dari pelayannya itu
"non kembali dulu aja ke kamar nanti biar bibi antar" kata bik inem lagi
"iya bik" jawab alya lalu bergegas menuju kamarnya di lantai 3 rumah mewahnya
"mas aku panggilin dokter saja ya biar kamu segera sembuh" pinta alya pada suaminya itu
"iya yang" andi pun setuju karena memang dia merasa badannya sangat lemah
Alya lalu menelpon dokter pribadinya dan tak perlu menunggu waktu lama dokter yang bernam hendra itu segera datang
"suamimu kenapa" tanya hendra ketika sudah sampai di kamar alya
"dari tadi muntah terus ren sampai badannya lemas" alya memberitahu apa yang terjadi pada suaminya itu
"biar aku periksa dulu" kata hendra sambil mengeluarkan alat alat medisnya
Setelah di periksa hendra justru menginterogasi alya
"alya kapan terakhir kamu dapat tamu bulanan" cecar rendra
"lah kok malah aku sih ren kan yang sakit suamiku" ketus alya
"dasar mak gambreng di tanya bukannya jawab malah nyolot aja" kesal rendra pada teman kuliahnya itu
sedangkan alya hanya mencebikkan bibirnya mendengar ejekan Rendra
"aku memang telat haid sudah 1 bulan lebih lalu apa hubungannya dengan keadaan suamiku" tanya alya yang heran akan pertanyaan rendra
"ckckckck kamu itu perempuan kok ga peka amat sih al, kalau perempuan yang udah bersuami tapi telat datang bulan itu kemungkinan besar ya kamu lagi hamil" jelas rendra yang kesal karena alya yang lemot berpikir memimpin perusahaan aja bisa kenapa masalah pribadi wanita aja ga tau
Mendengar penuturan rendra alya dan andi pun menangis mereka berdoa supaya apa yang di katakan oleh rendra tadi benar
"andi sebaiknya kamu istirahat dulu kalau sudah enakan kalian periksa ke dokter kandungan" rendra memberikan saran kepada suami istri itu
"iya ren terima kasih banyak kalau yang kamu omongin tadi benar aku akan memberimu bonus 200juta" celetuk alya yang merasa sangat bahagia biarpun dia belum tahu hasil sesungguhnya tetapi kata kata rendra membuat dia lebih semangat dan optimis kalau dia sedang hamil
"benarkah aku tunggu uang itu tiba di rekeningku" ucap rendra dengan percaya diri karena sebagai seorang dokter dia bisa sedikit tahu tentang tanda tanda kehamilan
"ok istirahat dulu sebentar karena jam segini dokter kandungan biasanya juga belum praktik" saran rendra sambil berlalu keluar dari kamar alya
"semoga apa yang di omongin rendra beneran ya dek, mas sudah tidak sabar melihat hasilnya" andi langsung sumringah mendengar kata kata rendra tadi
"iya mas tapi ini masih jam 6 pagi mas istirahat dulu aja sebentar biar pulih tenaganya" alya menyahuti kata kata suaminya itu
"iya yang kamu juga rebahan disini tidak usah kemana mana" andi merengek manja seperti anak kecil
"iya mas" alya hanya bisa pasrah melihat kelakuan suaminya yang berubah seperti anak kecil
Sedangkan di tempat keluarga kecil dari adiknya yanto pun tak kalah bahagianya
"mas boleh ga aku beli kulkas dan tv yang kecil kecil saja sepertinya uang kita cukup deh" tanya ana kepada suaminya
"emang adik ada uang berapa kan kemarin bang yanto hanya memberi 3 juta apakah itu cukup" ilham merasa ragu apakah uangnya cukup untuk membeli keinginan istrinya
"kemarin bang yanto memberiku uang 2 juta bang jadi total ada 5 juta sepertinya cukup kita beli yang murah murah saja tenang aja mas uang tabungan yang kita simpan tidak akan terpakai karena tabungan itu buat bangun rumah kita suatu saat nanti" jelas ana panjang lebar
"baiklah kita beli sekarang aja ya kalau ada kulkas kan kita bisa simpan bahan makanan dan lauk lebih lama jadi tidak harus belanja tiap hari" ilham juga setuju akan ide istrinya itu
"iya mas ayo kita pergi mumpung belum panas" ajak ana kepada suaminya
"ayo"
Mereka berdua berjalan keluar rumah menuju jalan di kampungnya, mereka pergi dengan berjalan kaki karena memang belum memiliki kendaraan apapun bahkan sepeda sekalipun mereka tidak punya
"eh ada pasangan miskin lagi jalan jalan mau pergi kemana kok jalan kaki hari gini loh pergi kemanapun masih jalan kaki" ejek seorang perempuan yang dulu satu sekolah dengan ana
ana dan ilham tidak menggubris ocehan perempuan itu mereka tetap melanjutkan perjalanan mereka
"eh udah miskin sombong lagi di tanya tidak mau jawab" kesal perempuan itu karena ana dan suaminya mengabaikannya
Tidak terdengar sahutan apapun dari ana dan suaminya karena mereka tidak mau mendengar ocehan orang orang yang suka menghina mereka karena miskin
Ana dan ilham lebih memilih diam dan akan membuktikan kalau mereka juga bisa merubah perekonomian walaupun membutuhkan waktu yang lama
"mas semoga saja nanti panen jagung yang kedua hasilnya banyak lagi ya kalau kita dapat bonus lagi kita bisa beli motor yang bekas seperti punya bang yanto biar kita tidak jalan kaki kemana mana" ana memberi ide kepada suaminya
"kamu benar dek apa juga berencana seperti itu" ilham setuju dengan perkataan istrinya
"sebenarnya kalau tabungan kita di buka mungkin cukup bang buat beli motor" celetuk ana
"yang benar dek bagaimana kalau nanti sampai rumah terus kita buka saja" ilham semangat dengan perkataan istrinya itu
"iya bang nanti kita buka ya" ana pun tak kalah semangatnya
"tapi kan itu buat bangun rumah dek katamu tadi di rumah" ilham mengingatkan istrinya
"rumah kita masih lumayan bagus bang kita pakai buat yang lebih perlu nanti pelan pelan kita menabung lagi" ana memberi penjelasan pada suaminya itu
"baiklah terserah kamu aja dek abang manut saja kamu pintar pintar aja mengatur uang kita pasti lama lama akan terkumpul juga tabungan kita" ilham menasihati istrinya
"iya bang"
Karena asyik mengobrol mereka sampai tidak sadar kalau sudah sampai di depan toko elektronik di desa sebelah
"mau cari apa mbak mas" sapa pria paruh baya dengan ramah
"saya mau beli kulkas dan tv" jawab ana tak kalah ramah
"mari ikuti saya biar bisa memilih sesuai selera dan tentunya sesuai harga yang diinginkan" ajak pria paruh baya itu
setelah melihat lihat akhirnya ana memilih kulkas yang tidak terlalu besar dengan harga 2 juta begitupun dengan televisi dia memilih harga yang sama supaya ada sisa buat tambah beli motor nanti
tetap semangat thor...