Terikat Syarat Jailangkung

Terikat Syarat Jailangkung

Bab. 1.

Di suatu sore hari di salah satu ruang sekretariat organisasi kemahasiswaan, suasana tampak hening, asap dan aroma dupa yang sudah dibakar mengepul menguar di dalam ruang itu. Beberapa orang mahasiswa duduk bersila di lantai dengan formasi melingkar menghadap satu lembar kertas putih di dekatnya beberapa batang dupa yang menyala.

“Jailangkung jailangsat di sini ada pesta, pesta kecil kecilan, datang tak diundang, pulang tak diantar, jika sudah datang katakan sesuatu...” ucap lirih seorang gadis yang bernama Fatima, mahasiswi baru. Jari jari Fatima memegang benang putih yang diikat pada pegangan jangka tulis. Sedang satu ujung jarum jangka tertusuk pada pusat titik sebuah lingkaran yang tergambar di kertas putih, dan ujung satunya yang ada biji pencil berputar putar.

Beberapa orang mahasiswa senior, kakak kakak tingkat Fatima terlihat serius menatap jangka itu. Ada yang jantungnya berdebar debar takut dengan arwah atau roh makluk halus yang akan datang. Tetapi ada sebagian yang biasa biasa saja karena tidak percaya adanya roh halus yang bisa masuk ke dalam media jailangkung itu.

“Sudah datang belum?” tanya salah satu mahasiswa dengan tidak sabar.

“Siapa nama nya?” tanya yang lain.

Fatima diam saja masih memegang ujung benang putih. Tampak ujung jangka yang ada biji pencil berwarna hitam bergerak gerak berputar putar pada lingkaran yang tertulis huruf huruf dari A hingga Z dan juga angka 0 hingga 9.

“Jailangkung jailangsat di sini ada pesta, pesta kecil kecilan datang tak diundang, pulang tak diantar, jika sudah datang katakan sesuatu...” ucap lirih Fatima lagi, dia sudah terbiasa main jailangkung sejak duduk di sekolah menengah pertama.

Semua orang yang duduk melingkar menghadap media yang dipegang oleh Fatima itu, tampak serius melihat ujung jangka yang bergerak gerak memutar mutar.

Aroma asap dupa di dalam ruang itu semakin tajam tercium oleh hidung mereka. Suara desau angin di luar ruangan terdengar menggoyang goyangkan ranting ranting dan dahan pohon peneduh halaman kampus itu.

Sesaat kemudian tangan Fatima merasakan jangka itu sudah terasa lebih berat, dan tampak ujung jangka yang ada biji pencil itu, mulai bergerak perlahan dan terhenti di huruf A. Dan tidak lama kemudian bergerak lagi menuju ke huruf K, berhenti sesaat lalu bergerak lagi berputar putar seperti mencari cari huruf yang cocok dan akhirnya berhenti di huruf U. Dan begitu seterusnya berputar putar dan berhenti sesaat di huruf D, A, T, A, N dan G.

“Sudah masuk.” Ucap Fatima sambil terus memegang ujung benang putih, setelah ujung jangka itu sudah merangkai suatu kalimat “AKU DATANG”

“Tanya Fat siapa namanya!” ucap beberapa mahasiswa itu dengan tidak sabar.

“Siapa nama kamu mereka ingin kenalan?” ucap Fatima dengan serius dan terus memegang ujung benang sementara jangka masih berputar putar.

Seperti tadi ujung jangka itu bergerak gerak dan terhenti sesaat di satu huruf. Lalu bergerak lagi dan terhenti di satu huruf lainnya , begitu seterusnya dan sesaat kemudian ...

“Dewantara.” Ucap Fatima pelan, setelah merangkai huruf huruf yang ditunjuk oleh ujung jangka itu.

“Hah?” teriak mereka semua sebab sudah tidak asing lagi dengan nama yang disebut oleh Fatima.

“Nama lengkap Fat? Tanya lagi!” ucap salah satu dari mereka.

Fatima pun menanyakan nama lengkap dan jangka kembali berputar putar mencari cari huruf yang di mau.

“Dewantara Anggara Putra.” Ucap Fatima setelah mendapatkan jawaban.

Para mahasiswa yang berada di ruang itu matanya melotot dan saling pandang. Sementara ada satu orang mahasiswa yang bertubuh gemuk yang sejak tadi berdebar debar jantungnya langsung bangkit berdiri dan mundur pelan pelan lalu berlari keluar dari ruang sekretariat kemahasiswaan itu.

“Tanya Fat siapa nama pacarnya dulu sebelum meninggal.” Ucap salah satu dari mereka dengan sangat kepo. Fatima pun kembali menanyakan.

Jangka itu berputar putar agak lama, serasa tidak mau memberi jawaban, namun Fatima terus saja menanyakan dan ujung jangka itu bergerak pelan pelan bagai terpaksa untuk menjawab, sesaat kemudian.

“Angela.” Ucap Fatima dan masih memegang ujung benang putih dan jangka itu terus berputar putar. Kakak Kakak tingkat Fatima terus saja menyuruh Fatima menanyakan data data Dewantara . Dan jawaban dari mulut Fatima sama persis dengan data data Dewantara teman mereka yang sudah meninggal kira kira satu tahun lalu. Sedangkan Fatima sendiri tidak mengenal Dewantara Anggara Putra, karena Fatima baru masuk beberapa bulan lalu.

“Tanya Fat, meninggal nya kenapa?” ucap salah satu dari mereka, mahasiswa yang bernama Pungki. Fatima pun menanyakan pada jailangkung itu. Tetapi jangka itu terus saja berputar putar, bahkan putarannya semakin cepat tidak menunjuk pada salah satu huruf pun

“Sepertinya sulit, mungkin dia tidak mau menjawab.” Gumam Fatima dan masih terus berusaha menunggu jawaban.

“Hiii benar roh Dewa yang masuk itu. Udah ah aku pulang takut kalau roh Dewa marah.” Ucap salah satu dari mereka lalu bangkit berdiri dan keluar dari ruang sekretariat itu.

“Ah bisa jadi Fatima sudah dikasih tahu Pungki, tentang data data Dewa.” Ucap yang lain yang masih meragukan ada roh Dewa teman mereka yang masuk dalam media jailangkung itu.

“Sembarangan, aku saja kepo dengan permainan ini. Dan masih penasaran dengan kematian Dewa tapi kalau tidak mau jawab ya sudah..” Saut Pungki.

“Tidak percaya juga tidak apa apa.” Saut Fatima sekilas menatap teman yang meragukan roh Dewa benar benar datang.

“Okey, kita sudahin Fat, sudah mau maghrib juga..” ucap Pungki orang yang mengajak Fatima bermain jailangkung di ruang sekretariat itu.

“Besok lanjut lagi ya Fat, roh siapa lagi yang bakalan masuk. Siapa tahu bisa, meramal jodohku ha... ha.. ha... .” Ucap Pungki lagi yang masih penasaran dengan permainan jailangkung.

Fatima pun mengangguk dia masih memegang benang putih itu jangka pun masih berputar putar...

“Sudah ya sekarang kamu pulang, kalau tidak mau menjawab..” Ucap Fatima dan jangka masih berputar putar dan kini mau berhenti sebentar di huruf huruf yang di mau.

“Ya minta syarat apa? Doa? Nanti aku doakan.” Ucap Fatima lagi, sebab memang biasanya banyak yang minta syarat doa jika disuruh pulang. Dan jangka masih berputar putar dan menunjuk nunjuk pada huruf huruf..

“Hah?” teriak Fatima dengan mata melebar karena sangat kaget, tidak menyangka roh yang datang kini meminta syarat yang berbeda dari biasanya. Fatima pun segera melepas benang putih yang dia pegang dan jangka itu pun lantas tergeletak di atas kertas putih yang ada gambar lingkaran.

“Kenapa Fat?” tanya Pungki cemas dan penasaran....

Terpopuler

Comments

Andini Andana

Andini Andana

minta syarat nasi Padang dua bungkus.. 😳🙄

2024-05-09

6

Mata Peña_✒️

Mata Peña_✒️

masuk sini gk ngajak2 ya..
@Andini Andana
@Ai Emy Ningrum

2024-06-16

4

Îen

Îen

aku suka sama cerita kamu kk author....semangat up nya yahhh

2024-05-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!