First Love

Kevin mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam saku, dan memberikannya untuk freya.

"Apa ini.?"

"Buka saja."

Freya lalu membukanya, ternyata sebuah kalung dengan liontin kecil berbentuk bulat.

"Apa kau suka.?" tanya kevin

Freya mengangguk, "ya aku suka."

Kevin tersenyum senang melihat gadisnya menyukai kalung yang dia berikan. Dia sudah memesan kalung itu sejak satu bulan lalu. Namun baru sekarang ada keberanian untuk memberikannya. Dan sebenarnya itu adalah kalung pasangan, kevin menyimpan kalung dengan liontin yang berbentuk bulan sabit. "Mau aku pakaikan?" tawarnya.

"Ya." lalu kevin mengambil kalung itu. Dengan lembut ia menyematkan kalung berkilau ke leher Freya.

Di luar jendela tampak ketenangan salju yang turun perlahan, tiba-tiba terlihat percikan warna-warni memecah kegelapan malam. Kembang api membelah langit dengan sorotan gemerlapnya, menciptakan kontras yang menakjubkan dengan putihnya salju. Cahaya dan warna dari kembang api menyinari butiran salju yang masih jatuh, menciptakan pemandangan yang sangat indah.

Kevin menatap Freya dengan penuh kekaguman, melihat ekspresi wajahnya yang berbinar-binar saat melihat kembang api. Senyum yang merekah di wajah Freya menggambarkan kegembiraannya yang tak terkira, seolah-olah setiap percikan warna dari kembang api memancarkan kebahagiaan yang tak terbatas dalam dirinya.

Kevin tak bisa menahan senyumnya melihat Freya yang begitu mempesona, dan dalam hatinya ia merasa beruntung dapat menyaksikan keindahan malam yang dipancarkan oleh kembang api, sekaligus keindahan Freya yang tak tertandingi di sisinya.

*

Waktu sudah menjelang pagi saat kevin menghentikan mobilnya di depan rumah. Dia melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 4. Dia melihat freya tidur dengan lelap, di kursi sampingnya. Kevin menggendongnya masuk kerumah dengan perlahan. Dia tidak ingin membangunkannya.

Dengan hati-hati dia membaringkannya di ranjang, kemudian melepaskan sepatu yang dipakai freya dan menyelimutinya. Lalu dia kembali ke kamarnya untuk mandi dan ganti baju. Namun kali ini dia memutuskan untuk tidur di kamarnya sendiri.

Freya tersentak dari tidurnya oleh getaran ponsel yang tiba-tiba. Matanya yang masih berat terbuka perlahan, dia meraih ponselnya memandang layar ponsel dengan kebingungan melihat panggilan masuk dari celine.

"Kenapa?" tanya freya yang masih mengantuk

"Kok kenapa.? Kamu baru bangun ya..?"

"He'em.. aku tidur kemalaman.?"

"Benarkah.?" terdengar tawa celine. lalu ia menambahkan.

"Memangnya apa yang tadi malam kalian berdua lakukan, sampai tidak tidur.?"

"Ck, apa sih maksudmu.? Sudah aku mau mandi dulu, lalu kesana." ucap freya mematikan panggilan lalu pergi mandi.

Sekitar pukul 11 siang freya sudah sampai di hotel, kali ini dia tidak berpamitan lagi karena kevin masih tidur nyenyak.

Freya mengetuk pintu kamar celine, dan saat dibuka nampak jimmy.

"Freya.." kedua temannya begitu heboh saat freya tiba

"Gimana semalam..??" debby terlihat sangat penasaran

Freya tidak mempedulikannya, dia langsung berbaring di ranjang, karena masih merasa ngantuk.

Celine mulai merengek, "frey, ayo dong cerita. Apa yang kalian lakukan semalam.?"

"Iya, kenapa kau pelit sekali sih..!" ucap debby menggerutu

"Kalian berdua ini kenapa jadi aneh banget.?" protes jimmy

"Kamu diem dulu. Oh mending kamu keluar dulu, ini urusan para gadis." ucap celine sembari mendorong jimmy keluar kamar

Debby dan celine ikut berbaring di sebelah kanan dan kiri freya, "ayo sekarang cerita." ucap celine serius

Freya menghela nafas, sahabatnya ini tidak akan diam sampai dia bercerita. "Semalam kita cuma dinner."

"Masa sih.?" tanya celine yang kelihatan tidak percaya

"Memangnya kalian dinnernya dimana?" imbuh debby

"Aku nggak tau apa nama restonya, tapi tempatnya bagus ada diatas bukit, jadi bisa lihat pemandangan dari sana."

Celine terlihat antusias, "aku jadi pengen kesana juga. terus apa lagi.?"

"Yah saat aku baru datang tidak lama kemudian makanannya sudah datang dan banyak banget, ternyata kak kevin sudah pesan sebelumnya."

"Bukan itu maksudku." ucap celine kecewa.

"Resto nya besar nggak.?" tanya debby

"Aku gak tau soal itu, saat datang kita langsung ke ruang yang sudah kak kevin pesen."

Seketika mereka berdua heboh, "jadi, kalian makan berdua di private room dong.?"

Freya hanya menjawab dengan anggukan.

"Wahh.. kak kevin romantis banget, steve aja kalah deh." ucap celine

"Nggak mungkin cuma makan aja kan..?" timpal debby

Freya diam sesaat, memikirkan kalimat yang tepat, "Sebenarnya dia menyatakan perasaannya, dan memberiku sebuah kalung."

"Kyaa..." teriak mereka berdua heboh. "Jadi kalian berdua pacaran kan.." imbuh celine

Freya menggelengkan kepalanya, "aku belum mengiyakan." seketika kedua sahabatnya kecewa

"Kenapa nggak langsung kamu terima sih frey..? Kak kevin itu udah perfect banget menurutku." ucap celine

"Iya dia itu kelihatan sayang banget sama kamu, walau aku baru beberapa kali ketemu. Aku bisa lihat dari tatapan matanya, kalau dia itu cinta mati sama kamu."

"Iya bener banget." imbuh celine

"Lalu..." celine tertawa sebelum melanjutkan ucapannya. "Apa dia sudah menciummu.?"

Wajah freya seketika memerah mendengar pertanyaan itu, 'dia sudah beberapa kali menciumku.' batinnya

Celine tertawa lepas, "kalau melihat dari wajahmu, sepertinya sudah. Benar kann."

Freya diam saja dia tidak mau menanggapi ucapan sahabatnya, karena mereka pasti akan meledeknya. Lalu dia mengalihkan pembicaraannya.

Freya memperlihatkan kalung pemberian kevin, "Dia memberiku ini."

Celine melihat kalung itu, "Bagus banget, sepertinya ini kalung couple."

"Benarkah.?"

"Iya, aku sepertinya pernah lihat, kalau kamu pakai yang ini kan seperti matahari. Jadi yang satunya liontin bentuk bulan sabit." ucap celine

"Nanti aku akan tanya sama dia." ucap freya

"Frey, bagiamana dia bisa menciummu.?" debby kembali mengungkitnya

"Iya aku sangat penasaran, tapi kau berusaha mengalihkan omongan." ucap celine mengerucutkan bibirnya

"Bagaimana mungkin aku bisa menceritakan hal seperti itu pada kalian." ucap freya kesal

Namun kedua sahabatnya justru tertawa lepas melihatnya.

"Kali ini aku serius nanya, kenapa kamu nggak langsung menerimanya?" ucap celine

"Aku, sepertinya memang menyukainya, tapi aku masih ragu." ucap freya

Celine menatap sahabatnya, "sepertinya Daniel masih menempati posisi yang sangat penting ya." Akhirnya nama itu keluar juga dari mulut sahabatnya.

"Kalau kamu sangat menyukainya, kenapa kalian dulu putus.?" tambah debby

Celine mencoba menghentikan debby agar tidak berbicara terlalu jauh, tapi debby tidak menghiraukannya.

"Apa kamu tau frey, kak Daniel masih menyimpan foto kalian berdua di insta nya sampai sekarang."

Freya sangat terkejut mendengarnya, padahal mereka sudah lama berpisah, hal ini membuatnya tiba-tiba merasa sedih dan juga bersalah.

"Sudah cukup deb, kita nggak tau apa yang terjadi diantara mereka. Kamu jangan terlalu ikut campur."

"Maafkan aku frey, aku nggak bermaksud." ucap debby yang merasa menyesal

"Iya tidak apa-apa."

Setelah itu freya pamit pada sahabatnya untuk pulang.

Saat sudah sampai di area rumahnya, dia belok ke taman, dan duduk sendiri sambil memandangi butiran salju yang turun dari langit.