NovelToon NovelToon
Namanya Rajendra

Namanya Rajendra

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kehidupan di Kantor / Keluarga
Popularitas:50.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Penulis_Baru15

Tulisan ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Kaluna Seretha Ardianto atau yang akrab disapa Luna, seorang wanita berstatus dokter spesialis bedah syaraf di usianya yang sudah menginjak angka 34 tahun. Memiliki masa lalu dengan seorang laki-laki bernama Rajendra Prabu Wicaksono atau yang akrab disapa Rendra, putra sulung dari pemiliki sekaligus ketua dari Future Corporation. Wanita yang semula merasa tidak akan bisa dekat dengan laki-laki seperti Rendra suatu ketika pemikirannya berubah yang menjadikan hubungan mereka semakin berkembang hingga pada di tahap Kaluna meminta berpisah tanpa alasan yang jelas. Apa sebenarnya alasan Kaluna meminta pisah dari Rendra setelah hubungan yang sudah mereka jalani cukup lama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis_Baru15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Rendra melepas pelukannya dari tubuhku. Tangannya dia tangkupkan di kedua pipiku. "Mas antar pulang ya?"

Aku menggeleng. "Aku punya sesuatu buat kamu."

Rendra menatapku dengan ekspresi bingung. Ya, benar-benar ekspresi bingung. "Apa?" tanyanya penasaran.

Tanganku mencari sesuatu di dalam tas yang sedari tadi aku letakkan di sofa. Sebuah kotak warna navy yang sempat diberikan oleh Rendra beberapa saat sebelum lelaki itu pergi ke New York selama satu bulan.

Aku menarik napas ku dalam-dalam lalu menghelanya pelan. "Aku mau nikah sama kamu mas." Kataku dengan nada dan tatapan yakin.

Rendra diam, lelaki itu hanya mematung saat mendengar ucapanku.

"Mas?" Panggilku pelan. Sebisa mungkin aku berusaha menarik Rendra kembali ke alam sadarnya. "Kenapa? Gak suka?" Ucapku penasaran.

Rendra menggeleng. Diraihnya tanganku yang sedari tadi berada bebas di atas pahaku.

"Kalau kamu belum siap, mas bisa kok..."

Rendra terdiam saat aku menyatukan bibirku dengan bibirnya. Hanya sepersekian detik, tetapi berhasil membuat Rendra membeku di tempatnya. Sedangkan aku, entahlah, jantungku selalu berdetak tidak karuan setiap kali kami berciuman.

“Mas ragu sama aku?”

Rendra menggeleng dengan cepat. “Ya nggaklah sayang, mana mungkin mas ragu sama kamu?”

“Ya sudah, terus masalahnya dimana?”

“Kamu yakin sama keputusan kamu?”

Aku mengangguk. Entah kenapa disaat aku sudah sangat yakin, tatapan ragu justru tersirat dalam sorot mata Rendra.

“Kamu kenapa mas?” Gumamku dalam hati saat lelaki di depanku ini masih terdiam.

Tidak berselang lama, lelaki itu tiba-tiba mengangguk. Sorot mata tegas terpancar jelas dari manik mata berwarna kecoklatan yang selalu berhasil membuatku jatuh cinta setiap kali aku melihatnya.

“Besok kita temui mama kamu ya?”

“Harus sama aku?” Tanyaku ragu.

Rendra tiba-tiba tertawa saat mendengar pertanyaanku. “Ya kan yang dilamar kamu sayang, ya harus sama kamu lah.” Jelasnya.

“Tapi aku besok ada rapat sampai sore mas. Kan kamu juga harus ke kantor kan?”

“Nggak. Siapa bilang aku harus ke kantor?”

Mendengar jawaban Rendra membuatku merubah posisi duduk dimana sekarang aku bersila di atas sofa, membuat aku bisa menatapnya dari sisi kanan tubuhnya.

“Kenapa libur? Kan gak ada tanggal merah?” Tanyaku penasaran yang sebenarnya lebih terdengar seperti seorang pegawai yang sedang memprotes bosnya karena libur semaunya sendiri.

Rendra mengangkat pundaknya. “Memangnya libur harus nunggu tanggal merah?” godanya.

Untuk saat-saat seperti ini, aku benar-benar membenci karakter mas Rendra yang terkadang terlihat angkuh saat memamerkan sesuatu di depanku.

“Auuu.. sakit Yang.” Celetuknya tiba-tiba saat aku mendaratkan sebuah cubitan di bagian pinggang kanannya.

“Biarin. Siapa suruh sombong banget jadi orang.” Aku menjulurkan lidahku sembari berusaha bangkit dari kursi.

“Mau kemana?”

Rendra menarik tanganku, membuat tubuhku terpaksa kembali ke atas sofa.

“Yang tadi belum dilanjutin.” Godanya sembari mendekatkan wajahnya ke arahku, yang tentu saja membuatku beringsut mundur untuk menjaga jarak dari lelaki yang sepertinya sedang kesambet atau apapun lah itu namanya.

“Mas, mundur! Kamu mau ngapain sih?” Tanyaku dengan nada panik. Jujur saja, saat ini aku sedikit panik saat melihat Rendra terus berusaha memutus jarak di antara kami.

“Why? Kita akan segera menikah kan?” Katanya tersenyum nakal.

“Mundur!” Gertakku sembari menoyor jidatnya yang justru ditanggapi dengan tawa. Entah apa yang sebenarnya dia tertawakan, ekspresi takutku atau apapun itu lah aku tidak perduli, tetapi jujur saja tatapan mata laparnya berhasil membuatku sedikit bergidik.

“Come on beb.” Ucapnya sembari tetap terbahak-bahak karena melihat ekspresiku yang sudah kesal karena kelakuannya.

Hari itu, untuk pertama kalinya aku bermalam di rumah mas Rendra.

Hust, jangan berpikir terlalu jauh. Kami tidur di kamar yang berbeda. Dia di lantai dua dan aku di lantai satu. Bahkan mas Rendra memintaku untuk mengunci pintu kamar sampai pagi dengan alasan dia takut kalau tiba-tiba khilaf.

Terdengar sedikit menggelikan memang, tetapi aku menghargainya karena itu salah bentuk dia mencintaiku. Entahlah bagaimana nanti saat kami sudah menikah, hanya saja untuk saat ini dia benar-benar sebisa mungkin tidak membangkitkan singa lapar dalam dirinya sendiri.

Jam sudah menunjukkan angka 12 malam, tetapi mataku masih terus menatap kosong ke arah langit-langit kamar tamu rumah mas Rendra. Beberapa kali helaan napas berat aku lepaskan walaupun aku sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya membuat pundakku terasa begitu berat.

Aku mengangkat tangan kiriku. Senyumanku mengembang tipis saat melihat sebuah cincin yang hampir satu bulan lamanya aku simpan di laci, hari ini sudah resmi berpindah ke jari manis tangan kiriku.

“Maaf ya mas kalau aku membawamu ke pusaran masalah.” Ucapku lirih sembari tetap menatap cincin bertahtakan satu berlian kecil di bagian tengahnya.

Author

Suara ketukan pintu kamar memaksa Kaluna untuk membuka matanya. Entah pukul berapa semalam dia terlelap, yang jelas saat sadar, jam di ponselnya sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.

“Sayang, ayo sarapan.”

Kaluna tersenyum tipis. Tangannya meraih guling yang semalam ada di sisi kirinya. “Habis ini.” Teriaknya dengan suara yang sedikit serak.

“5 menit! Kalau 5 menit kamu gak keluar, mas yang masuk.”

“Enak aja!” Gertak Kaluna tidak terima yang mendapat respon tawa dari balik pintu.

Setelah sekitar 10 menit, wanita dengan piyama warna navy yang mengikat rambutnya ke bagian atas tampak keluar dari kamar tamu.

“Ini piyama siapa sih mas?” Tanyanya tiba-tiba seraya tangannya menarik satu kursi di meja makan.

“Punya Dhira. Dulu sebelum dia nikah kan sering nginep disini.”

Kaluna mengangguk dengan tatapan yang masih memperhatikan Rendra yang sibuk dengan sarapan yang sedang dia buat.

“Tapi mas…”

Rendra menoleh, begitu juga dengan Kaluna saat seseorang tiba-tiba membuka pintu rumah Rendra. Manusia bernama Dhira itu membelalakkan mata saat melihat Kaluna sudah ada di rumah Rendra sepagi ini.

“Mas bisa jelasin dek…” Rendra coba menjelaskan kesalahpahaman yang sedang beradu di kepala Dhira.

“Lun?” Dhira memanggil nama Kaluna dengan ekspresi menelisik yang tentu saja membuat Kaluna juga ikut bangkit dari kursinya.

“Duduk dulu yuk, aku jelasin semuanya.”

Kaluna menarik tangan Dhira, tetapi Dhira menepisnya lembut, membuat Rendra dan Kaluna saling beradu tatap dengan bingung.

Dhira menghela napas, kedua tangannya dia silangkan di depan dada. “Kalian tidur bersama?” Telisiknya serius.

“Nggak!” Rendra dan Kaluna menjawab bersamaan.

“Kami tidur terpisah. mas Rendra di kamarnya dan aku di kamar tamu.” Lanjut Kaluna mencoba sebisa mungkin menjelaskan.

Dhira menatap serius ke arah Rendra lalu kembali ke Kaluna. “Kalian nggak bohong kan?”

Rendra mengangkat tangannya dengan tanda peace “Sumpah, mas gak ngapa-ngapain, dan kami belum pernah ngapa-ngapain.”

Dhira mengernyitkan dahi. “Ha? Kok bisa?”

“Maksudnya?” Tanya Kaluna tidak mengerti.

“Ya kok bisa pasangan yang sudah 30+ tapi pacaran gak ngapa-ngapain? Kalian mau nikah kontrak ya?”

Kaluna menghela napas, kali ini ekspresi kesal yang tergambar di wajahnya. Wanita itu mendekat ke arah Dhira, “Jangan samakan aku sama kamu Ra.” Bisiknya lirih.

“Ya maaf.” Ujarnya santai dengan senyuman simpul saat Kaluna kembali mundur beberapa langkah darinya.

“Kamu ngapain kesini pagi-pagi? Mana gak ketuk pintu lagi.” Ujar Rendra kesal. Lelaki itu berjalan kembali ke dapur, meninggalkan Dhira dan Kaluna yang masih berdiri di tempatnya.

“Disuruh mama, katanya nanti malam kita ada acara.”

Rendra mengangguk. “Ya, nanti mas pulang.”

“Tapi suruh bawa Kaluna kata mama.”

Rendra diam sebentar sebelum akhirnya menoleh ke arah Dhira.

“Kamu bilang ke mama hubungan kami?”

Dhira mengangkat bahunya. “Habisnya mama mau jodohin mas Rendra, ya aku bilang lah kalau mas Rendra udah pacaran sama Luna.” Pungkasnya kemudian.

“Ya sudah, nanti malam kami datang.”

“Ya sudah. Aku pulang dulu kalau gitu, kasihan Athar nungguin.” Ujarnya centil.

Kaluna menatapnya sinis. “Emangnya ngapain Athar jam segini nungguin situ?” Ledeknya.

“Makanya nikah, biar tahu.” Dhira menjulurkan lidahnya sebelum akhirnya menerima pukulan di lengannya dari Kaluna.

Kaluna tertawa. “Rese!” Ucapnya kemudian.

Sepertinya Dhira, Kaluna bergegas menyusul Rendra ke dapur.

“Aku bantuin ya mas?”

Rendra menggeleng. “Sudah beres sayang.” Ucapnya lembut.

“Hmm.. ngapain tiba-tiba peluk-peluk gini?”

Kaluna hanya tersenyum. “Pengen aja.” Ucapnya seraya mengeratkan pelukannya. Kepalanya menyandar sempurna di punggung Rendra, laki-laki yang sedang menyiapkan sarapan untuk mereka.

“Kamu mau kita nikah kapan Lun?”

Kaluna mendongakkan kepala, menatap Rendra yang sedang meliriknya dengan senyuman manis di wajahnya.

“3 bulan lagi?”

Rendra menggeleng dengan cepat, “Kelamaan!” Ucapnya singkat.

“2 bulan lagi gimana?” Rendra coba menawar. Kaluna mengangguk, wanita itu tersenyum tipis mengiyakan permintaan sang kekasih walaupun di dalam dirinya belum benar-benar yakin 100% dengan pernikahan mereka.

Ini bukan perkara cinta, ini masalah Kaluna yang merasa bahwa membawa Rendra masuk ke dalam keluarganya ketika sedang kacau balau seperti ini seperti membawa lelaki itu ke dalam medan perang yang entah kapan akan berakhir.

1
Ayangnya Junmyeon❤
Masrennnddkuu😭❤
Penulis Baru: kenapa? 😂😂
Sarina Astriani: gemeeessss pasuntrii baruuuu
total 2 replies
Santy_
Selaluuu syukaaakkk sama jalan cerita yg di buat,.
Mita Sari
omaygat,,, Rendra junior
Penulis Baru: belum heh /Scream/
total 1 replies
Cici Pramita
demii apaa sepagii ini udah upp .. /Drool//Drool//Drool/sehatt selalu author kuuu
Penulis Baru: itu sebenarnya nulisnya semalam cuma emang di uploadnya pagi
total 1 replies
Lucya Handayani
duh mas reen nanggung..ayo kaaak lanjutkaan🤣🤣
Penulis Baru: nggak... udah sampai situ aja
total 1 replies
Ayangnya Junmyeon❤
Masrennndkuuuu YaAllah😭 Engapp dkit bcanyaa😭😭😭
Penulis Baru: maaf ya /Grin//Grin/
total 1 replies
Lucya Handayani
wah kan jdi rame mas ren kalo babnya kyak gini ..mas ren sih mancing /Facepalm/
Mita Sari
kan nanggung bgt ih 😭
Penulis Baru: udah segitu aja.. butuh effort banget nulisnya yg itu soalnya bahasanya harus diperhalus 😁
total 1 replies
Sarina Astriani
lanjjuuuuut mas ren jangan kasih ampun hahaaaaaaa
Irani Ira
woooo isuk2
Santy_
Naaahhh ini niiihhhhh,. Walopun seperti biasaaa,, berakhir penasaraaannn dg lanjutannyaaa /Shy//Shy//Shy/
Penulis Baru: Nggak, author nggak tau, author belum nikah kak, mana tau /Facepalm/
Santy_: Author kaaannn tauuu,, kentanggg tuhh rasanya gaenaaakkk hloooo /Drool//Drool/
total 3 replies
Sarina Astriani
selaluuu kerrrn
Penulis Baru
Giliran begini aja rame yang comment /Smirk/ Udah ya, gak usah ada adegan ++nya, udah biasa juga kan baca di novel lain /Slight/
Santy_: Haiiissshhhhh,, cuma di novel ini ga ada adegan ++ nya hloooo iniiihhh
total 1 replies
Sarina Astriani
pokonya sabar nya masren mah udah 11 12 sama mas dika
eeh ko jadi ke mas dika hahaaa
Sarina Astriani: nah sama athar jadi 13 heheeee
Penulis Baru: Kalau ada nominasi manusia paling sabar di dunia, kayanya Athar, Dika sama Rendra pasti masuk ⭐
total 2 replies
Santy_
Kapan Mas Rend sama Mba Luna bikin ReLun Junior niii??
Penulis Baru: Kaluna be like : ah elah, pinggang aja masih berasa mau patah habis resepsi, udah langsung di tagih aja
total 1 replies
Vika Nurmalasari
manis amat
Penulis Baru: Gula aja kalah /Chuckle/
total 1 replies
Irani Ira
sabar ren wleowleonya bentar lagi, blm apa2 uda di ancam sama si mama 🤣
Mita Sari
tinggal di unboxing ahahha
Penulis Baru: heh ini orang bukan paketan 🤨
total 1 replies
Mita Sari
aaaaaaa kok gak ada ninaninu nya sih 😭😭🤣
Penulis Baru: heh kenapa yg dicari adegan itunya sih 😭
total 1 replies
Ayangnya Junmyeon❤
hhuaaaa masrendkuu akhirnyaaa😭🥳❤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!