Berawal dari sebuah dendam di hati Sakti yang terpendam selama puluhan tahun kep pada keluarga Rangga. Sakti pun tega menculik Ainun yang tak bersalah, Ainun sendiri adalah gadis dari keluarga sederhana yang berusia 23 tahun di hari pernikahnnya dengan Rangga.
Bahkan Sakti membuatkan sabotase pesta pernikahannya yang begitu megah untuk mengeabui pihak kluarga Rangga.
Akhirnya, Keluarga Rangga pun menetapkan Ainun dan kluarganya menjadi pihak yang bertanggung jawab atas gagalnya pesta pernikahan Rangga lalu menuntut mereka.
akankah ada perasaan di antara pernikahan itu? Sedangkan Sakti hanya memanfaatkan Ainun sebagai alat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Geerqiasilatusiluchen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga pria tampan
"Tolong!" Teriak Ainun menunggu seseorang menaik tangannya dari air yang dalam itu. Ainun memang tidak bisa berenang, hingga apapun yang ia lakukan, tetap saja membuat tubuhnya tak bisa mengambang di dalam air.
Malah Ainun makin tenggelam setelah berkutat beberapa menit saja untuk menaikkan kepalanya ke permukaan.
Aku akan mati? Oh tuhan... Bodohnya aku, jika saja aku tak datang ke pesta ini. Sudah pasti... Aku akan selamat, tapi... Kenapa rasnya sungguh menyakitkan sekali. Bathin Ainun menggumam sebelum kesadarannya hilang bersama gelapnya air kolam itu.
Verll tahu jika Ainun sedang kesusahan dan tak bisa berenang, ia pun berlari menuju pusat jatuhnya Ainun "Kakak. Tunggu aku! Aku akan menolongmu!" Pekiknya berlari dan siap mencebur ke dalam kolam itu. Namun, terlambat... Yerim terlebih dahulu mendapatkan tubuh anak itu hingga Verll tak mampu mencebur berkat tarikan sigap dari1 ibunya.
Nampaknya Verll berfikir jika Ainun tak akan selamat hingga ia menangis sejadi jadinya "Lepaska aku! Aku ingin menyelamatkan kak Ainun. Kak Ainun, jangan mati!" Rengekan Verll membuat beberapa pria yang memang menginginkan Ainun rela mencebur ke dalam air hanya untuk mendapatkan tubuh wanita itu dan menyelamatkannya dari dasar air kolam yang begitu dingin itu.
"Ainun. Bertahanlah... Seseorang, tolonglah temanku itu. Dia tak bersalah... Hiks" Tangis Radita dengan jeritan yang melenting.
Dan seseorang pun berlari menghampiri kolam tersebut, tak butuh waktu lama, dan tanpa melepaskan jasnya. Ken menceburkan dirinya dan berenang cepat ke arah tenggelamnya Ainun.
Kemudian di susul oleh Damian yang berenang di sisi barat kolam tersebut. Lili terkekeh tampak puas saat melihat Ainun tengah tak beraya "Hahahah. Dasar kampungan, dia pikir... Dia itu adalah seorang aktor laga? Pura pura jatuh dan berharap pertolongan dari mu Satria" Ujar nya terkekeh.
Namun, Satria mengepalkan tangannya dan tanpa Lili sadari, Satria pun berlari menuju kolam renang itu dan mencebur. Ia berenang secepatnya menuju titik jatuhnya Ainun.
"Satria!" Teriak Lili kecewa. Lili sungguh marah hingga mengepalkan tangannya kesal.
"Wanita itu... Sungguh keterlaluan" marah Lili mengutuk Ainun.
"Apa apaan itu. Kakak ku malah ikut menolongnya" kesal Raisha.
"Untuk apa, tuan muda menyelamatkan wanita itu" Tanya Yerim kesal saat melihat tiga pria tampan sama sama mencebur demi dapat menyelamatkan hidup Ainun.
"Syukurlah kakak" Verll mulai meras tenang dan ia pun tersenyum mengembangkan pipinya. Meski beberapa tangisan masih menetes di pelipisnya tapi nampaknya Verll senang karna begitu banyak orang yang perduli pada Ainun.
"Ainun. Bertahanlah!" Pekik Radita, setelah tiga pria itu sampai di tengah tengah kolam... Mereka pun mulai mengangka kepalanya "Mana wanita itu?" Tanya Satria mencari.
"Nona muda... Anda di mana!" Cemas Damian.
Kemudian Ken pun mulai muncul ke permukaan dengan tangan sibuk menggendong seseorang "Tuan muda bantu saya" Pinta Ken tengah mendapatkan tubuh Ainun. Namun karna gaunnya yang berat, Ken pun terjerat oleh gaun itu hingga tak mampu berenang karna kakinya terlilit.
Satria mengusap wajahnya yang penuh dengan air dan menatap tajam ke arah Ken "..." Satria tak berkomentar.
"Biar aku saja" Damian mulai berinisiatip dan lekas merangkul tubuh Ainun.
"Tolong bantu aku..." Pinta Ken. Damian dan Ken pun mulai berenang ketepian. Sedangkan Satria masih terdiam di tengah tengah kolam.
"Satria. Kamu baik baik saja?" tanya Lili mengulurkan tangannya.
"..." Satria pun mulai mengarahkan tangannya ke arah Lili dan lekas keluar dari air. Netranya mendelik ke arah kerumunan, Dengan wajah kesal... Satria pun membuang wajahnya dari pandangan Ken "Tuan muda... Nona Ainun tak sadarkan diri" Teriak Ken panik.
"Telpon ambulans" Pinta Radita cemas seraya menangis tiada henti.
"Sebaiknya, lakukan pertolongan pertama... Berikan dia napas buatan!" Pekik Damian mulai bersiap menutup hidung Ainun dan mulai mendekatkan wajahnya.
"Hentikan Damian. Apa yang akan kau lakukan?" tanya Ken kesal.
"Kita beri dia pertolongan pertama!" tegas Damian.
"Hentikan!" Marah Ken malah bersiteru dengan Damian di antara kegusaran tersebut.
Satria kesal dan membentak "Hentikan! Biar aku saja" Pekiko nya seraya datang menghampiri kerumunan.
Satria mulai berjongkok di hadapan Ainun lalu menekan hidung Ainun kemudian bersiap memberikan napas buatan untuknya. Beberapa detik lagi bibir Satria hendak menyentuh bibir Ainun. Tapi, tiba tiba hal buruk terjadi... Ainun mulai terbatuk dan memuntahkan seluruh air kolam yang ia teguk ke arah wajah Satria "Uhuk Uhuk!" Ainun pun tampak kesulitan bernapas karna Satria menekan hidungnya kuat kuat.
"Sesak. Uhuk uhuk" Bisik Ainun. Tak ada satupun tamu yang kuasa menahan tawa mereka, Saat itu Satria sungguh marah... Sebab Ainun telah mempermalukannya di muka umum.
Satria terlalu sensitif tapi ia begitu tak mau jujur dengan perasaannya yang mulai tumbuh untuk Ainun. Ia merasa cemburu ketika pria lain menyentuh wanita itu, tapi ia juga tak bisa membiarkan Lili kesepian. Apa lagi, Satria sudah terlanjur janji pada Lili untuk menikahi Dirinya setelah kontrak antara Ainun dan dirinya berakhir.
Satria mulai menjauhi Ainun lalu memarahinya "Dasar ceroboh. Lain kali... Tak usah berlaga dan menyusahkan orang lain. Tindakan mu ini sudah merusak reputasiku... Dasar wanita yang merepotkan" umpat Satria kesal. Bicara demikian seraya pergi meninggalkan Ainun yang masih rebahan itu.
Ken mulai membantunya duduk "Apakah anda Baik baik saja nona?" Tanya Ken cemas.
Ainun pun mengangguk "Maaf ya... Karna sudah merepotkan kalian semua..." ujar Ainun sedih. Ia menekuk wajahnya dan tampak muram.
"Nona... Syukurlah kami belum terlambat" Ucap Damian senang.
"Sekali lagi. Saya ucapkan banyak terimakasih" Ainun bangun dan mulai berdiri. Radita menghampiri Ainun dan lekas membantunya berjalan "Ainun. Aku bantu ya?" tanya Radita.
"Ah. Radita... Terimakasih" balas Ainun.
Akhirnya Ainun dan Radita pun melangkah menuju kamar utama kediaman Satria. Sedangkan Satria, ia masuk kamar Lili dan mengganti pakaiannya di sana.
Kini satu hal yang Radita tahu tentang pernikahan Ainun. Ia rasa nampaknya Pernikahan Ainun dan Ceo ternama itu tak berjalan selaras atau baik baik saja. Nyatanya Ainun adalah wanita yang terlihat menyedihkan di mata Radita "Ainun. Jika ada sesuatu yang mengganjal di hatimu. Sebaiknya kamu ceritakan saja padaku... Aku akan menerimanya dengan senang hati. Dan aku janji Ainun, aku tak akan membocorkan hal ini kepada siapa pun aku janji..." Ujar Radita panjang lebar.
Tapi, serisih apa pun kehidupan rumah tangga Ainun. Dia tak akan pernah menceritakan aib suaminya pada siapa pun termasuk teman dekatnya sekali pun, selaian mencemarkan nama baik suaminya di mata publik. Tindakan tersbut di rasanya tak terpuji... Ia juga merasa bersalah, sebab menjelek jelekan Suaminya pada orang lain sama saja menjelekan dirinya sendiri pada orang lain.
"Radita. Tenanglah... Suamiku bersikap demikian, mungkin karna ia sedang tidak nyaman atau moodnya buruk. Biasanya dia tak bertindak seperti itu" Balas Ainun mulai menyungingkan bibirnya.
"Begitu ya"
Akhirnya Radita pun paham dan ia tak mendesak Ainun lagi terkait masalah rumah tangganya.
