"harusnya kamu gak usah lahir ke dunia! mama nyesel lahirin anak iblis kayak kamu,"
satu tamparan mendarat di pipi mulus celin, ia tak bisa berhenti menangis karena mamanya selalu mengeluarkan kata kata pedih dari mulutnya.
"aku kan gak minta di lahirin ma," celin menangis memeluk kaki mamanya.
"hidup kamu gak bakalan bener kamu sama aja kayak kakak kamu cuma bisa jadi pelacur!!!" sentak mama celin sebelum pergi meninggalkan celin di pinggir jalan.
celin hanya duduk dan menangis di bawah guyuran hujan melihat mobil mamanya yang perlahan menjauhi dirinya.
selengkapnya>>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mermaidku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 34
Pukul 7 malam celine sedang bersantai di ruang tv bersama gabriel, ia menonton tv sambil menunggu bima datang.
Namun ia sudah menunggu sampai jam 9 malam dan bima belum juga datang, ia sampai membawa gabriel ke dalam kamar karena sudah tidur.
"lebih enak gini, kalau gabriel udah tidur jadi bisa mesara mesraan sama bima," gumam celine senang.
celine sudah membayangkan hal hal apa saja yang akan ia lakukan bersama bima, namun ia teringat jika dirinya sedang haid.
"ahh sialan, mana bima makin ganteng lagi. Anjir lah nafsu bet gue liatnya wakakak,"
Celine terdiam saat ia mendengar ada seseorang yang membuka pintu apartemennya.
Daniel? Gak mungkin lah dia kan di indo, kalau bima juga gak mungkin dia kan gak tau pinnya yang tau cuma daniel aja kan?
Celine mengintip dan ternyata itu daniel, ia langsung menghampiri daniel yang terlihat mabuk.
"celine! dimana?" teriak daniel.
"kenapa dan katanya lo di indo?"
Daniel langsung ambruk memeluk celine, ia sudah tak kuat karena kepalanya pening.
"eh eh daniel," celine langsung membawa daniel ke sofa namun karena badannya yang kurus ia sedikit kualahan saat memapah daniel yang bertubuh kekar.
Celine duduk di sebelah daniel yang bersandar di bahunya. Ia ingin pergi namun daniel memegang tangannya sangat erat.
aduh kalau bima datang gue harus ngapain ya? Bilang apa? Dia pasti cemburu banget, ni anak juga ngapain kesini sih apa besok gue ganti aja ya pinnya. Minta tolong bima aja, jadi yang tau gue sama bima.
"dan lo ngapain sih kesini?"
"kangen, lin lo gak kangen gue?" tanya daniel dengan mata tertutup.
"enggak lah, lagian lo pergi baru juga 3 hari,"
daniel mendongak menatap wajah celine, ia langsung menciumnya dan menahan tengkuk celine agar tak lepas.
"daniel anjingggg lo!" teriak celin di sela sela ciuman daniel.
"kenapa kita bahkan udah tidur bareng kan?"
"ya itu gak bikin lo bisa seenaknya sentuh gue anjing,"
Celine hanya diam, ia terus mengirim pesan pada bima namun tak kunjung ada balasan. Ia sampai tertidur bersama daniel di sofa karena mengantuk menunggu bima yang tak kunjung datang.
Entah pukul berapa celine terusik karena ada orang yang beberapa kali menekan pin pintu rumahnya.
"bangsat!" desis bima.
Celine langsung membuka matanya, ia menoleh ke belakang dan mendapati bima yang sudah kesal berancang-ancang lari.
"bima bima gue bisa jelasin bim," celine langsung lari mengejar bima, tanpa pikir panjang ia langsung menumbalkan kakinya untuk menahan pintu apartemen bima.
"minggir!" kesal bima.
"gak bim gue harus jelasin dulu,"
"jelasin apa? Kalau lo lagi tidur sama dia? Udah lah, lo boleh masuk sana udah malem,"
"bima gue mohon, gue mohon bim,"
Celine berusaha mendorong pintu apartemen bima, kakinya sampai sakit karena berusaha menahan pintu.
"bima gue mohon dengerin gue dulu bim," ucap celine berlinang air mata.
Bima membuka pintu lebar lebar membiarkan celine memeluk dirinya.
"bawa gabriel kesini! Tidur disini kalau lo beneran minta maaf sama gue!"
"jangan tutup pintunya tapi," pinta celine.
"enggak, gue tunggu disini," ucap bima dengan wajah kesal.
"janji ya jangan di tutup,"
"iya, 10 menit gue tungguin disini,"
Celine bergegas masuk kembali ke rumahnya sedangkan bima berdiri di ambang pintu.
Celine masuk ke dalam, ia langsung mengambil tas kecil untuk menaruh popok dan susu milik gabriel karena tak mungkin ia mengusir daniel sedangkan daniel tak sadarkan diri.
"aduh apa lagi ya,"
"celine tolongin gue," ucap bima dengan suara parau, daniel muntah.
"astaga kok muntah disini sih ihh setan lo!" maki celine.
Celine berusaha memapah tubuh daniel untuk masuk ke dalam kamarnya namun beberapa kali ia terjatuh karena daniel sangat berat.
"GAK USAH CARIIN GUE LAGI!!" teriak bima di ambang pintu.
Hal itu membuat celine terkejut, ia langsung berlari menghampiri pintu apartemen bima namun sudah terlambat karena pintu itu sudah tertutup rapat.
Celine ingin menekan bel namun mengingat jika ini sudah malam ia langsung mengurungkan niatnya.
"bima, gue mohon bim bukain. Tadi dia muntah bima, bima maafin gue, bima gue janji gak sama dia lagi. Bima bukain pintunya bim gue mohon, bima," rengek celine.
Sedangkan di balik pintu bima masih menahan kesal, mengingat bagaimana pedulinya celine terhadap daniel.
"enak tidur sama cowok? Di peluk peluk? Enak? Secara sadar lo di peluk sama dia dan lo biarin aja. Lo marah waktu gue gak sadar tidur sama gracia," bima langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu.
Ia menutupi tubuhnya dengan selimut tebal, ia tak ingin mendengar atau melihat apapun tentang celine.
Celine yang tak di gubris kembali masuk ke dalam rumah, ia melewati daniel yang masih terkapar di lantai. celine masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu, membiarkan daniel sendirian di luar.
Celine langsung menangis, ia yakin bima pasti membenci dirinya.
...****************...
Paginya daniel beberapa kali mengetuk pintu kamar celine namun karena tak ada sautan Daniel langsung membereskan bekas muntahannya dan pergi dari apartemen celine.
"tadi malem kayak denger suara cowok deh, siapa ya?"
"terserah deh pulang aja gue,"
Daniel pergi meninggalkan apartemen celine, ia belum sadar sepenuhnya, "lah ini udah ada yang nempatin? Bagus deh jadi dia punya tetangga jadi kalau ada apa apa bisa minta tolong,"
Sedangkan di dalam kamar, celine masih menangis tersedu-sedu di temani gabriel yang bermain di sampingnya.
"mama laper, kamu laper gak?"
"mam," ucap gabriel tak jelas.
"ohh mau makan bentar ya kayaknya om daniel udah pergi, ayo kita makan,"
Celine dengan mata sembab menggendong gabriel keluar untuk makan, ia beberapa kali mengirim pesan permintaan maaf pada bima namun sampai sekarang belum di buka.
"sayang ayo ke rumah papa kamu, mama kangen,"
Celine menggendong gabriel ke apartemen, "bima, bim bisa ngomong bentar gak?"
Celine mencoba mendorong pintu apartemen bima namun terkunci, ia mencoba beberapa pin yang ia ketahui untuk membukanya.
"ekhm,"
Celine menoleh kaget karena di belakangnya ada bima dan mamanya, ia terperangkap sedang mencoba membobol masuk apartemen bima.
"ngapain?" tanya bima ketus.
"ini, gue- gue kira lo di dalem. Gue mau minta tolong,"
"cowok lo mana? Caper banget jadi orang, udah punya cowok masih nyariin gue. Minggir sana,"
"bima jangan kasar kasar," ucap winda.
"terserah," bima langsung masuk ke dalam meninggalkan winda dan celine.
"tante maaf ya celine udah gak sopan,"
"kamu pulang aja ya, bima kayaknya gak mau di temuin dulu,"
"iya tante maaf, celine pulang dulu,"
Celine menitikkan air matanya saat masuk ke dalam rumahnya, mengingat perkataan bima membuatnya sakit hati.
"tapi dulu gue juga gituin bima, ihhh nyesel deh setan,"
"gue ganti aja deh pinnya,"