Dikehidupan sebelumnya, Lin Feng merupakan seorang Dewa Obat. Mengalami kematian, dibunuh istrinya yang berselingkuh darinya. Siapa sangka, jiwanya melintasi waktu ke masa depan. Masuk ke dalam pria tidak berguna yang mati karena kecelakaan.
Identitas saat ini, masih menyandang nama yang sama. Lin Feng merupakan seorang suami pengangguran dan tidak berguna. Seorang suami dan ayah yang tidak berguna dalam keluarga. Bahkan ia tinggal sendirian di apartemen dengan mengandalkan istrinya yang bekerja keras untuk seluruh keluarganya.
Alysa Lien merupakan wanita cantik dan seksi. Sejak remaja dipaksa menjalankan perusahaan keluarga. Sedangkan keluarga lainnya hanya berfoya-foya. Ia juga menyembunyikan pernikahan serta anaknya dari publik. Bahkan keluarganya tidak tahu dirinya sudah menikah.
Hidup di tubuh orang lain, Lin Feng bangkit dan mengubah hidupnya yang baru. Dengan identitasnya saat ini, merubah hidupnya menjadi lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanto Trisno 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dewa Penyelamat
"Yu'er, kamu tungguin mama di kamar, yah! Papa mau mengambil barang-barang di bawah. Jangan keluar dari kamar ini kalau papa belum kembali atau mamamu bangun," peringat Lin Feng pada Lin Yu'er.
"Baiklah. Yu'er akan menjaga mama dengan baik. Papa bawain boneka beruangnya, yah!"
"Oke! Kamu tunggu saja." Lin Feng keluar dari kamar. Meninggalkan Lin Yu'er menjaga Alysa yang masih tidur. Tak lupa mengunci apartemen agar tidak ada yang bisa masuk.
Sebenarnya tidak butuh waktu lama naik turun lift. Namun ia sedang memasang kewaspadaan setiap saat. Membawa Lin Yu'er dan Alysa ke apartemen hanya akan membuat mereka aman sementara. Sementara di luar sana ada banyak orang yang ingin membunuhnya.
Hal-hal yang terjadi mungkin sebuah takdir. Meski begitu, manusia hanya harus berusaha. Melindungi orang-orang terdekat adalah yang paling utama. Ketidak tenangan itu membawa dampak buruk bagi pria yang sudah terlibat pembunuhan.
Butuh setidaknya lima belas menit karena di lift ada banyak orang yang keluar dan masuk. Namun semua teratasi dan berhasil membawa barang-barang elektronik dan tidak lupa boneka beruang besar.
"Ah, hanya barang-barang ini, mengapa sangat susah dibawa? Ku pikir tadi tidak terlalu banyak." Lin Feng harus bolak-balik membawa barang-barang elektronik dan juga boneka besar. Karena itu, ia tidak langsung ke kamar untuk menemui Alysa dan Lien Yu'er.
Saat memulai mengatur barang-barang, terdengar suara tangisan seorang wanita. Tentu saja Lin Feng tahu siapa yang sedang menangis di dalam. Terlihat jelas dengan pupil ganda yang dapat melihat tembus pandang. Saat aktif, membuat penglihatan dapat tembus pandang. Selain itu, dapat mengidentifikasi segala hal dengan akurat. Bisa mengetahui struktur tulang manusia atau hewan.
Saat sampai di kamar, Alysa sudah bangun dan terlihat menangis memeluk Lin Yu'er. Ia tidak tahu apa yang terjadi setelah ia tidak sadarkan diri. Yu'er juga tidak mengatakan apapun. Hanya ikut menangis karena mamanya menangis.
"Ada apa? Mengapa kamu menangis? Apa aku salah membawamu ke sini? Tapi ini satu-satunya tempat yang bisa didatangi. Aku tidak punya tempat lainnya lagi." Lin Feng meletakan boneka beruang di lantai.
"Lin Feng? Bagaimana bisa kamu? Apa yang terjadi padaku? Hiks, apakah aku berbuat sesuatu?" Pedih di dalam hati ketika tidak mengingat apa yang terjadi.
Saat bangun dari tidurnya, ia tidak dapat berpikir jernih. Melihat putrinya yang duduk di sebelahnya. Namun juga kaget karena ia berada di tempat yang berbeda dengan rumahnya. Langsung memeluk Lin Yu'er tanpa tahu di mana ia berada.
Setelah Lin Feng masuk ke kamar, barulah Alysa menyadari tempatnya berada. Saat ini mereka sedang berada di apartemen yang ditempati oleh sang suami. Namun tidak tahu bagaimana dirinya berada di tempat tersebut.
"Mama kenapa nangis? Papa membawamu ke sini dari tempat kerja mama. Huhuhu, mama jangan menangis, huwaa!" Karena tidak bisa melihat Alysa menangis, membuat Lin Yu'er tidak bisa menahan tangisnya. Gadis kecil itu pun turut menangis dengan mamanya.
"Hey. Kenapa kamu ikutan menangis? Jangan menangis, sayang. Mama tidak akan nangis lagi, oke?" Seketika Alysa menghapus air matanya. Karena tidak ingin melihat pemandangan menyedihkan seperti itu.
"Sudahlah. Kalian istirahat dahulu. Yu'er, ini adalah bonekamu. Malam ini kalian tidur di sini saja. Aku akan membelikan pakaian untuk kalian untuk ganti."
Rasa tanggung jawab seorang pria yang begitu tinggi membuat wanita luluh. Itulah yang terjadi pada saat ini. Impian terbesar seorang wanita adalah memiliki seorang suami yang setia dan selalu ada untuk menyelesaikan masalahnya. Kejadiannya telah terjadi dan sudah tidak ada yang dapat mencegahnya.
Hanya masalah waktu sampai semuanya terbongkar. Bahwa apartemen yang mereka tinggali ternyata telah menjadi milik orang lain. Bukan hanya perusahaan dan rumah. Seluruh aset telah berpindah pada orang lain. Tentu saja mereka sudah tidak ada hak untuk tinggal.
Tak ada hak untuk tinggal namun tetap harus berusaha untuk tetap bertahan. Selama masih memiliki kesempatan, kapanpun mereka hidup dengan layak. Dengan kemampuan yang dimiliki, pasti ia dapat bertahan hidup. Asalkan ada yang menemani di sisinya sudah cukup.
"Hey, katakan apa yang terjadi? Kenapa kita ada di sini? Stop menangis karena mama, oke? Sayang, katakan sesuatu pada mama. Di mana bibi Hanna? Apa dia juga ada di sini?"
Orang yang paling ia percaya selain Lin Feng dan Lin Yu'er adalah Hanna. Namun tidak melihat wanita itu ketika ia terbangun dari tidurnya. Biasanya dia akan menjadi orang yang menjaga di sisinya. Namun keberadaannya masih belum jelas.
"Bibi Hanna? Dia tidak tahu di mana. Yu'er di tinggal oleh bibi. Lalu bertemu papa dan dibawa jalan-jalan. Terus membawa mama pergi dari tempat kerja mama."
"Jadi? Bibi Hanna meninggalkan Yu'er? Di mana dia meninggalkanmu? Mengapa dia melakukannya begitu saja? Lalu bagaimana papamu menemukanmu?"
Tak habis pikir, mengapa Hanna bisa sampai meninggalkan Lin Yu'er. Gadis itu pun mengatakan bagaimana mereka bisa berpisah. Awal Hanna mengatakan bahwa Lin Feng bukanlah ayah kandung Lin Yu'er. Bagaimana Hanna mengatakan kejelekan Lin Feng dan bagaimana bisa bertemu pria itu saat lama tidak bertemu wanita itu lagi.
"Apa benar yang dikatakan bibi Hanna? Papa bukan papaku? Ma, apa papa bukan papaku?" Lin Yu'er bertanya dua kali karena tidak tahu kebenarannya. Anak seusia itu telah banyak pemikiran seperti orang dewasa.
Alysa refleks menutup mulutnya sendiri. Bagaimana mungkin Hanna melakukan itu pada putrinya. Ia sangat percaya padanya melebihi apapun. Seharusnya Hanna yang membawa Lin Yu'er kepada Lin Feng. Konflik di antara mereka seharusnya hanya emosi sesaat. Tidak disangka, seorang balita ditinggal begitu saja di tempat umum.
Yang menjadi misteri adalah bagaimana pria itu menemukan Lin Yu'er? Bagaimana bisa kebetulan menemukan begitu saja? Dan bagaimana dirinya juga diselamatkan oleh pria itu? Sudah menjadi hal tidak masuk akal bahwa orang yang dianggap tidak berguna itu menyelamatkan hidupnya.
Namun dalam hati Alysa, Lin Feng bukanlah pria tidak berguna. Karena selama hidupnya, ia yang selalu diselamatkan olehnya. Entah itu sudah takdir atau hal yang dapat dilakukan pria berpikiran sederhana itu. Namun akhir-akhir ini, Lin Feng terlihat berbeda dari yang dahulu.
Jelas-jelas sudah tahu sejak Lin Feng membiarkannya tidur di apartemen. Membantu memijat dan menghilangkan rasa lelah dan menenangkan diri. Memberikan pil obat yang telah membantunya berpikir lebih jernih.
Misteri apa yang ada pada sosok orang yang semakin tidak dikenal oleh Alysa. Semakin memikirkannya, maka semakin ia tidak dapat memperkirakan rahasia apa yang ada pada diri pria itu.
'Sebenarnya, dia sudah jauh dari ekspektasiku. Bagaimana dia telah menjadi orang yang berbeda dari yang dulu. Rahasia apa yang tidak ku ketahui?'
Kembali pada setiap peristiwa yang terjadi. Setiap ia dalam kesulitan besar, akan ada sosok dewa penyelamat. Dari kegelapan muncul seberkas cahaya yang mengulurkan tangannya untuk mengeluarkan dari kegelapan. Membantunya keluar dari jurang kehidupan yang curam dan dalam.
***
Dengan sifat mc yang tak menunjukkan jiwa yg penah hidup dipuncak tapi banyak plot remehan jalan cerita yg mengarah mc seorang yg fobia lebih memikirkan ketakutan itu ini. Padahal kekuatan itu semua jawapannya
makin gabjelas kalimat nya