Papa Dewa Obat
Gunung Linshan adalah sebuah tempat yang ditinggali sang Dewa Obat, Lin Feng. Seorang pria yang telah melalui kultivasi tingkat tinggi dan memiliki kehidupan menegangkan. Suatu hari ia mengobati orang. Suatu hari ia dibunuh pasiennya sendiri. Bahkan orang terdekatnya pun turut memburunya untuk dibunuh.
"Ehehehe ... kali ini kamu akan mati, suamiku tercinta. Sebagai istrimu yang baik, izinkan diriku mengantarmu ke neraka."
Istri Lin Feng adalah seorang wanita cantik dan memiliki kultivasi rendah. Namun karena ia bekerja sama dengan pria lain yang menjadi selingkuhannya, merencanakan pembunuh sang Dewa Obat.
Lin Feng yang telah diberi racun oleh istrinya, memuntahkan darah hitam dari mulutnya. Wajahnya pucat dan pandangan kabur. Karena ia lalai sejenak, membuat musuh memiliki kesempatan.
Tak pernah diduga sebelumnya, yang membunuhnya adalah istrinya sendiri. Satu-satunya wanita yang ia cintai seumur hidupnya. Wanita itu bekerja sama dengan pasien Lin Feng.
"Shu Mei, mengapa kau melakukan ini? Kesalahan apa yang ku perbuat padamu, istriku? Kau berselingkuh dan ingin membunuhku?"
Tongkat bambu di tangan Lin Feng hanya bisa digunakan untuk membantunya berdiri. Tubuhnya sangat lemah karena racun telah masuk ke jantungnya. Bahkan tidak pernah curiga dirinya akan diracuni oleh orang tercinta.
"Kau begitu naif, Lin Feng. Lin Feng, Lin Feng. Betapa naifnya dirimu yang percaya begitu saja padaku. Ehehehe ... tahukah kamu, aku adalah orang yang paling membencimu di dunia ini!"
Tatapan Shu Mei sangat tajam dan penuh dengan amarah. Mata berubah menjadi warna merah darah. Seakan dendam kesumat yang ia bawa selama hidupnya. Ia sudah dikuasai oleh hati iblisnya. Penantiannya untuk membunuh Lin Feng akhirnya tiba.
"Sampai detik ini, aku tidak tahu kesalahanku padamu. Mengapa kau tega membunuhku? Shu Mei, bagaimana jika anak kita tahu, aku mati di tanganmu?"
Yah, anak. Demi anaknya, Lin Feng berharap dibebaskan dari kematian. Mengharap belas kasihan dengan mengandalkan darah dagingnya sendiri untuk mencoba melunakkan hati sang istri.
"Hahaha! Kau juga sangat bodoh. Apa kau pikir itu anakmu? Kita pun tidak pernah melakukan hubungan suami istri. Namun kamu berharap untuk memiliki anak dariku? Mimpi saja kau!" kecam Shu Mei.
Lin Feng tidak mengerti. Mengapa ia tidak pernah melakukan hubungan suami-istri dengan istrinya. Padahal ia merasakan hampir setiap malam selalu tidur dengan sang istri. Dan sering melakukan hubungan itu. Namun Shu Mei tidak mengakuinya.
"Asal kau tahu, Lin Feng. Yang setiap malam melayanimu sebenarnya adalah pelayanmu sendiri. Hahaha! Sekarang kau tahu, bukan? Mengapa setiap malam aku selalu menyuruh untuk mematikan lampu? Aku juga tidak menyangka, pelayan rendahanmu itu malah mau melakukannya denganmu."
Perkataan Shu Mei membuat Lin Feng sakit hati. Ia tahu pelayannya yang selalu melayani pelanggan. Yang bekerja sangat keras demi membantunya. Ia tidak pernah tahu setiap malam, ia tidur dengan pelayannya sendiri. Sebagai seorang kultivator hebat pun tidak bisa membedakan orang dalam kegelapan. Karena sejak pertama kali, ia sudah merasakan kenyamanan atas pelayanannya.
"Sungguh ironis bukan? Hahaha. Dan kau juga harus tahu. Pelayan setiamu itu sudah kuserahkan pada pria rendahan di luar sana. Dia sudah melayani puluhan pria rendahan dan kotor. Tapi pelayanmu, rasanya sangat nikmat saat melayaniku. Pantas saja kau sangat mencintai pelayanmu itu, hahaha."
Pria selingkuhan Shu Mei tersenyum jahat. Pandangan mata juling dan mulutnya yang penuh sampah saat berbicara. Ia memeluk dan mencium tangan Shu Mei untuk memprovokasi Lin Feng.
"Pasangan bia-dab! Kalian berdua telah berbuat dosa besar! Aku mengutuk kalian! Kalian akan hidup dalam kesengsaraan dan penderitaan."
"Diam! Apa hakmu mengutukku? Apa kau lupa, kau telah membuat hidupku menderita? Kau telah membunuh kedua orang tuaku waktu itu. Apa kau sekarang tahu, bagaimana rasanya saat nyawa di ujung tanduk?"
"Apa yang kau katakan? Orang tuamu? Aku tidak pernah membunuh orang tuamu. Uhukk!" Lin Feng muntah darah kembali. Darah berwarna hitam kemerahan itu membuat batuknya menjadi.
Pria malang itu tidak tahu menahu soal orang tua dari istrinya itu. Sebagai seorang Dewa Obat, ia baru mendengar kematian orang tua Shu Mei. Bahkan ia tidak pernah bertemu dengan mereka sama sekali. Yang ia dengar, orang tua Shu Mei mati di tempat yang tidak semua orang pernah ke sana.
"Bukankah kau telah membunuh mereka saat di Lembah Hantu? Kenapa kau berbohong padaku, kau tidak mengenal orang tuaku?"
"Lembah Hantu? Aku menghabiskan seumur hidupku di Gunung Linshan ini. Kapan aku pernah mendatangi tempat itu? Aku bahkan tidak tahu tempat apa itu, uhuk!"
Kali ini Lin Feng sudah tidak kuat menahannya. Ia terjatuh dengan posisi tertunduk. Ia masih berpegang dengan tongkat bambu. Ia sama sekali tidak tahu mengapa hidupnya menderita seperti ini.
Gunung Linshan adalah tempatnya dilahirkan dan dia terperangkap dalam formasi yang dibuat oleh seseorang sejak ia lahir. Ia tidak tahu dunia luar namun ia mendengar banyak tentang itu dari para pasiennya.
"Shu Mei. Apa kau tidak percaya padaku? Bahkan aku tidak bisa keluar dari Gunung Linshan ini. Bagaimana caranya aku pergi ke tempat lain?" Lin Feng berkata lirih dan pandangannya gelap. Ia menghembuskan nafasnya yang terakhir.
"Lin Feng? A-aku ... a-aku tidak. Mengapa bisa terjadi? Apa yang telah aku lakukan? Dia tidak pernah pergi dari gunung ini, bagaimana dia bisa membunuh orang tuaku di tempat yang jauh?"
Baru setelah Lin Feng menghembuskan nafas terakhirnya, barulah Shu Mei sadar. Ia seharusnya tahu itu. Ia seharusnya berpikir dari dulu soal berita yang mengatakan bahwa pembunuh orang tuanya adalah Lin Feng. Namun ia tidak menyangka, karena kebodohannya sendiri, ia telah membunuh orang tidak bersalah.
"Ada apa? Apa kau menyesal? Kita telah membunuhnya. Dan aku harus berterima kasih padamu untuk itu. Kita bisa menguasai Gunung Linshan ini bersama."
"Tidak! Mengapa ini bisa terjadi? Mengapa aku tidak berpikir sebelumnya? Bagaimana aku membunuhnya begitu saja? Tidak! Tidak! Tidak, Lin Feng, maafan aku!" jerit Shu Mei.
Bahkan penyesalannya tidak bisa menghidupkan Lin Feng kembali. Jadi selama ini ia telah bersalah dan telah menghianati kepercayaan Lin Feng. Bukan hanya tidak pernah melayani sebagai seorang istri, ia bahkan berselingkuh dengan pria lain di belakang.
"Menyesal tiada gunanya lagi. Lin Feng sudah mati. Kau yang memberinya racun. Dan kita sudah bisa berbahagia di kehidupan ini. Kenapa kau bersedih? Bukankah kau sudah membalaskan dendam mu?"
"Tidak! Aku bersalah padanya. Aku sangat bodoh. Aku ... aku. Aku menyesal, huhuhu ..." isak Shu Mei menyesal. "Di kehidupanku selanjutnya, aku harap bisa bertemu denganmu. Dan aku mau jadi budakmu selama seribu kehidupan," sumpahnya dengan linang air mata.
Karena rasa bersalahnya, Shu Mei menabrakan dirinya ke pohon. Ia mati dengan darah mengalir deras. Dengan mata melotot dan kesedihan yang mendalam. Mati dengan rasa bersalahnya yang sangat dalam.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Diah Susanti
shu mei, bakso, batagor, cilok🤤🤤🤤🤤
2024-09-10
0
Muhammad Azrori
memang sesal akhir tiada guna
2024-08-30
0
Figuran
amit amit anj
2023-12-10
0