NovelToon NovelToon
Misi Balas Dendam

Misi Balas Dendam

Status: tamat
Genre:Teen School/College / Tamat
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: Vina Melani Sekar Asih

Hubungan antara Raka dan Jena memang baik-baik saja. Tetapi saat seorang teman kelas Jena memberitahu bahwa Raka sedang bersama seorang perempuan, membuat Jena merasa curiga bahwa Raka menjalin suatu hubungan dengan perempuan itu yang mana perempuan itu adalah sahabat Jena.

Namun kenyataannya, bukan dengan sahabat Jena melainkan dengan seseorang yang bahkan Jena tidak kenal. Dengan begitu, Jena akhirnya memutuskan hubungan dengan Raka dan bahkan Jena membuat kesepakatan dengan seorang lelaki bernama Jevan supaya menjadikan dia sebagai pacar pura-pura Jena.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vina Melani Sekar Asih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Bisa-bisanya kedua orang tuaku menghabiskan waktu berdua tanpa mengajakku. Jadinya sekarang aku hanya sendiri di rumah. Jika pergi juga sepertinya aku akan dimarahi karena sebelumnya aku sudah ditugaskan untuk tetap di rumah.

Tingtong! Tingtong!

Sebelum keluar rumah, aku terlebih dahulu melihat melalui lantai dua karena aku sangat takut jika ternyata orang yang datang adalah penjahat. Apalagi sekarang posisinya aku lagi sendiri dan tentunya aku tidak bisa meminta tolong ke orang tuaku.

"Raka."

Aku kembali menuruni tangga lalu pergi keluar untuk menghampirinya. Pada saat bertemu dengannya, aku semaksimal mungkin bersikap biasa saja. Padahal sebenarnya aku sangat deg-degan saat bertemu dengannya.

"Mau ngapain kesini? pasti mau ajak main lagi ya?"

Raka tertawa kecil mendengar perkataan Jena, karena sebenarnya Raka kesini hanya untuk memberikan hadiah bukan untuk mengajak Jena jalan-jalan.

"Aku cuma mau kasih ini doang kok." Raka memberikan box berwarna pink kepadaku dan tentu aku bisa tahu jika isi didalamnya adalah makeup.

Rasanya aku ingin menangis saat melihat Raka membelikan aku makeup, padahal saat ini aku tahu bahwa kondisi ekonomi Raka saat ini kurang baik.

"Kamu ngapain sih buang-buang uang. Seharusnya kamu tabung uangnya bukan malah beli makeup buat aku."

"Gak apa-apa. Uang bisa dicari."

Tiba-tiba air mataku menetes begitu saja. Aku tahu jika uang bisa dicari, tapi setidaknya Raka membelikan barang untuk dirinya sendiri.

"Jangan nangis. Masa cuma kayak gitu aja nangis."

Raka memelukku dengan sangat erat. Sudah lama aku tidak merasakan hangatnya pelukan Raka dan kini akhirnya aku merasakannya lagi.

"Lebih baik sekarang kita jalan-jalan aja yuk!" ajak Raka.

"Masalahnya orang tuaku menyuruh aku agar menunggu di rumah sampai mereka pulang."

"Oh gitu, ya udah gak apa-apa. Kalau gitu aku pulang dulu ya," ujar Raka sambil berjalan menuju motornya.

Didalam hati aku terus berteriak supaya Raka tidak pergi karena sejujurnya saat ini aku merasa kesepian karena hanya sendirian di rumah.

"Aku pulang dulu ya."

"Raka!" panggilku dan spontan Raka menoleh kearahku.

"Aku mau jalan-jalan," ucapku sambil tersenyum lalu Raka ikut tersenyum.

"Tunggu sebentar."

Aku masuk kedalam rumah untuk menaruh box dan mengambil ponselku serta mengunci pintu rumah. Sebelum berangkat, aku mengirim pesan kepada Mamah untuk memberitahu bahwa kunci rumah telah aku simpan dibawah vas bunga.

"Mau jalan-jalan kemana?" tanya Raka saat aku baru saja duduk di jok motornya.

"Ke pantai."

"Jangan! soalnya anginnya kencang banget kalau di pantai."

"Gak apa-apa, lagipula aku pakai baju panjang."

Terpaksa Raka harus menuruti permintaan Jena. Karena jika tidak, mungkin Jena akan kesal karena keinginannya tidak dituruti.

"Oh iya, gimana keadaan Naura?"

"Kondisinya udah lebih baik kok."

Raka menjelaskan bahwa saat ini dirinya sudah pindah ke rumah Naura. Dia juga mengatakan bahwa rumahnya jadi lebih dekat dengan sekolah.

"Nanti kapan-kapan aku boleh main gak?"

"Ya bolehlah. Atau kamu mau kesana sekarang?"

"Ya udah deh kita kesana aja, sekalian aku mau jenguk Naura."

Skip

Setelah sampai, aku dan Raka segera turun dari motor. Sesudah itu, kita berdua masuk kedalam rumah. Sebenarnya setiap sekolah aku selalu melewati rumah ini dan sekarang aku baru tahu bahwa ini adalah rumah orang tua Naura.

"Mah, ada Jena." Raka memanggil Mamahnya sambil berteriak.

"Kesini! Mamah sama yang lain lagi di ruang makan," teriak Mamah Raka. Akhirnya Raka mengajakku pergi menuju ruang makan.

Saat bertemu dengan Mamah Raka dan Papah Naura, aku langsung bersalaman kepada mereka berdua.

"Mamah pikir kamu kembali ke rumah itu," ujar Mamah Raka.

"Enggak, Mah. Tadi aku pergi ke rumah Jena," jelas Raka.

"Tante, Bagas mana?"

"Bagas lagi tidur," jelas Mamah Raka.

Mamah Raka tersenyum sambil menatapku lalu dia menyuruhku untuk makan bersama. Tentu saja aku mengiyakannya karena tak mungkin aku menolak tawaran dari Mamah Raka.

"Ra, udah sembuh belum?" tanyaku dengan nada pelan.

"Udah kok," jawab Naura.

"Kalian juga saling kenal?" tanya Papah Naura.

"Iya, Pah. Kita berdua saling kenal. Waktu itu kan Naura ijin pergi ke cafe karena ingin ketemu sama Kak Jena," jelas Naura.

Papah Naura menatapku. Entah mengapa aku merasa ada kesedihan dalam sorot matanya.

"Ayo dimakan, Jen." Mamah Raka mengambilkan makanan untukku.

"Makasih, Tante."

"Jadi Jena ini pacarnya Raka?" tanya Papah Naura.

"Mantan," jawab Jena dan Raka bersamaan.

Papah Naura tertawa mendengar jawabanku dan Raka. Ya, tertawa karena dia pasti mengira jika aku dan Raka hanya bergurau.

...****...

Sebelum pulang, Mamah Raka ingin mengobrol berdua denganku. Jujur aku merasa deg-degan saat melihat ekspresi wajah Mamah Raka yang terlihat serius.

"Ada apa, Tante?"

"Sebagai orang tua Raka, Tante ingin meminta maaf atas perbuatan Raka."

"Tante gak perlu meminta maaf, lagipula Jena juga udah memaafkan Raka kok."

Tanpa aba-aba, Mamah Raka memelukku dengan sangat erat. Ini adalah pertama kali bagiku dipeluk oleh Mama Raka. Setelah dipikir-pikir, aku merasa aneh karena yang aku tahu Raka tidak pernah dipeluk oleh kedua orang tuanya, tapi anehnya mengapa aku yang bukan anaknya justru dipeluk.

"Giliran ke anak orang dipeluk," sindir Raka.

"Kamu cowok, makanya Mamah gak peluk kamu," jelas Mamah Raka.

"Emang kalau cowok kenapa?" bingung Raka.

"Saat kamu berumur 10 tahun kamu pernah bilang sama Mamah dan Papah kamu, kalau kamu gak mau dipeluk karena kamu malu. Makanya setelah kamu bicara seperti itu Mamah sama Papah kamu jadi gak mau peluk kamu lagi karena takut kamu risih. Soalnya kan waktu umur segitu kamu udah pacaran, kan? makanya kamu malu kalau dipeluk sama orang tua," jelas Raka.

Raka terdiam karena dirinya tidak ingat pernah mengatakan hal itu kepada kedua orang tuanya. Pantas saja sampai sekarang Mamah dan Papah tidak pernah memeluk Raka.

Ditengah perbincangan, aku melihat Naura yang sedang mengintip. Dengan demikian, aku meminta ijin kepada Mamah Raka untuk pergi menemui Naura.

"Naura!" panggilku saat Naura hendak menaiki anak tangga. Lalu Naura menoleh kearahku dan mendekatiku. Aku bisa melihat dengan jelas bahwa Naura seperti baru saja menangis.

"Kenapa nangis?"

"Kangen Mamah, Kak." Naura menunduk.

Ternyata dugaan Jena benar bahwa Naura sedang bersedih. Apalagi ketika melihatku dan Mamah Raka yang sedang berpelukan, pasti itu membuat Naura sangat sedih karena Jena tahu jika Naura rindu sosok ibunya.

"Aku boleh peluk Kak Jena gak?"

"Boleh dong." Jena merentangkan tangannya agar Naura bisa langsung memeluknya.

Saat Naura memelukku, seketika aku mematung karena Naura memelukku dengan erat sambil menangis tersedu-sedu.

"Jen, ayo pulang!" teriak Raka yang masih berada di ruang tamu. Seketika Naura melepaskan pelukannya saat mendengar suara Raka. Naura mengusap air matanya sambil berkata bahwa aku wajahku mirip sekali dengan mendiang Mamahnya, makanya tadi dia sampai menangis tersedu-sedu.

Mendengar penjelasannya membuatku paham bahwa ternyata Naura mendekatiku karena aku mirip dengan Mamahnya.

1
Zhree
Halo Kak.. salam kenal dari "Terjerat Cinta Pria Beristri"
Vimel: salam kenal juga kak 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!