NovelToon NovelToon
Sebatas Pendamping (Derita Yang Tak Berujung)

Sebatas Pendamping (Derita Yang Tak Berujung)

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pengganti / Obsesi
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Cty S'lalu Ctya

Pahit nya kehidupan yang membelengguku seolah enggan sirna dimana keindahan yang dulu pernah singgah menemani hari-hari ku terhempas sudah kalah mendapati takdir yang begitu kejam merenggut semua yang ku miliki satu persatu sirna, kebahagiaan bersama keluarga lenyap, tapi aku harus bertahan demi seseorang yang sangat berarti untuk ku, meski jalan yang ku lalui lebih sulit lagi ketika menjadi seorang istri seorang yang begitu membenci diri ini. Tak ada kasih sayang bahkan hari-hari terisi dengan luka dan lara yang seolah tak berujung. Ya, sadar diri ini hanya lah sebatas pendamping yang tak pernah di anggap. Tapi aku harus ikhlas menjalani semua ini. Meski aku tak tahu sampai kapan aku berharap..
Adakah kebahagiaan lagi untuk ku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mambatasi waktu

"Darimana saja kamu?" sebuah lontaran pertanyaan yang tajam ketika diri ini masuk ke dalam rumah. Aku tersentak, ternyata dia sudah pulang, melihat wajah nya yang begitu sangar membuatku menunduk takut. Takut karena dia mulai menghampiri ku dengan tatapan yang menghunus.

"Bagus ya, apa sakit kemarin hanya alasan mu agar tidak masuk kerja tapi pergi bersenang-senang dengan lelaki lain hah" berang nya.

"Apa maksud mu?" cicit ku, jujur perkataan nya itu membuatku sakit hati.

"Apa kau lupa kodrat mu hah" geram nya mencengkram daguku.

"Auuww.." pekik ku meringis.

"Kodrat sebagai apa hah? sebagai budak anda, tenang saja saya tidak akan pernah lupa tuan Prayoga" balas ku tak kalah tajam. Dia menatap ku begitu tajam, aku pun membalas nya tak kalah tajam.

"Kau.." cicit nya seraya mencekal lengan ku lalu menyeret lengan ku menuju kamar, pintu pun di tutup dengan kasar.

BRUG..

Aku meringis ketika tubuh ini terpental di atas ranjang, aku hendak berdiri tapi dia mendekat pada ku dengan tatapan yang penuh amarah.

"Aku akan menunjukkan kodrat mu" kata nya dengan suara parau. Aku berinsut ke belakang dengan tatapan waspada juga takut.

"A-pa yang akan kau lakukan?" kata ku gemetar melihat dia mulai membuka kemejanya dan di lempar ke sembarang arah.

"Aku akan menghukum mu" lirih nya mendekatkan wajahnya tepat di depan mata ku.

"A-pa hemppp" kata ku tercekat ketika dia sudah membungkam bibir ku dengan bibir nya. Dia melumat dan menyapu rongga bibir ini dengan rakus tapi tidak brutal layaknya waktu pertama

"Lepaskan.." kata ku seraya memukul dadanya yang bidang, tapi dia mencekal kedua tangan ku dan mulai lagi melumat bibir ini lebih lembut, mata ini menatap matanya sejenak lalu ku memilih memejamkan mata menahan semua perasaan ku yang berkecamuk. Dia memperdalam ciuman ini, dia melepas pangutan nya ketika aku sulit bernafas. Ku meraup oksigen sebanyak-banyaknnya tapi dia melepas hijab ku dan membuangnya ke sembarang arah, lagi dia mulai mencium ku, ciuman itu semakin dalam tangan nya yang satu mencekal tangan ku dan yang satu bergerilya melepas baju ku. Ciuman itu semakin memanas, dan aku pun tak bisa mengelak apalagi menolak.

"Menurut lah jika tidak kau yang akan berdosa" kata nya parau seraya membaringkan tubuh ku. Ya, dia benar, jika aku memberontak pasti dosa besar yang ku dapat tapi terkadang rasa sakit hati ini membuatku seakan tak rela dia menikmati setiap tubuh ku. Dia mulai melepas sabuk dan berganti melepas celana nya, dan mulai melepas satu persatu kain yang menempel di tubuh ku, aku tak kuasa, ku memilih memejamkan mata di saat dia mulai menjamah tubuh ini menyapu dengan bibirnya tanpa ada yang tersisa.

"Kau adalah milik ku Alana" tekan nya sebelum membobol milik ku.

"Auww..aaahhh" pekik ku ketika miliknya menerobos gawang ku begitu kasar. Tubuh ku terkulai lemah akibat ulahnya yang berkali-kali menghajar ku menuntaskan nafsu nya.

Ku buka mata ini sayup sayup. Badan ini terasa remuk akibat ulah nya tadi yang menggempur tubuh ini berkali-kali. Ternyata dia sudah rapi mengenakan pakaian rumahan. Dia berjalan menghampiri ku yang akan bangun.

"Issstt.." pekik ku menahan nyeri di area intim. Memang ini bukan yang pertama kali tapi rasanya bahkan lebih nyeri.

"Bersihkan dirimu, lalu pakai ini dan juga jangan lupa meminum nya!" kata nya seraya meletakkan kantong kresek di sampingku. Dia kemudian memilih berlalu. Aku menarik nafas panjang seraya melirik kantong tersebut lalu ku ambil dan melihat di dalam nya. Aku tersenyum kecut melihat di dalam berisi salep dan pil kontrasepsi darurat.

"Mana mungkin dia menginginkan anak dari ku" guman ku getir. Tak ingin air mata ini jatuh, dengan segera ku memilih membersihkan diri meski dengan langkah yang sedikit meringis.

"Tuhan, kuatkan hati ku" doa itulah yang selalu ku lambung kan pada sang khalik.

Ku buka pintu kamar mandi ternyata dia bersandar di ranjang dengan laptop di pangkuan nya. Ingin ku acuh dan melangkah dengan pelan karena masih sedikit nyeri walau sudah ku berendam di dalam air hangat ternyata samar-samar mata ini mendapati dia yang nampak memperhatikan langkah ku. Di atas nakas segera ku ambil air juga pil kontrasepsi sengaja ku minum di sampingnya. Tak ada kata aku putuskan untuk keluar kamar.

"Apa kau mau turun dengan langkahmu seperti itu?" cibir nya, ketika ku membuka pintu, tapi tak ku tanggapi, kaki ini hendak kembali melangkah.

BRAK..

Di tutupnya pintu dengan kasar oleh nya dan tubuhku terpental tepat di dada bidangnya. Aku mencoba menetralkan degup jantungku. Begitu cepat pergerakan nya padahal tadi dia masih duduk di ranjang.

"Kenapa?" lirih ku menatap nya.

"Aku hanya ingin bertemu anak ku" lanjut ku.

"Apa kau juga akan membatasi waktu ku dengan Emir?"

”Anak mu sudah tidur" kata nya berlalu menuju balkon.

Tok.. Tok.. Tok..

Suara ketukan pintu membuatku tersadar dari lamunan saat menjalani rumah tangga ku dulu. Dulu selalu di ratu kan oleh kedua orang tua ku dan mantan suamiku,tapi kehidupan ku sekarang jungkir balik 360 derajat berubah. Ya semua berubah menjadi kelam. ku coba menarik nafas dalam seraya beranjak melangkah untuk membuka pintu.

"Mbak ini makanan nya untuk mbak dan pak Yoga" kata bibi memberikan nampan pada ku.

"Bibi belum pulang?" tanya ku.

"Bibi menginap kebetulan anak bibi sudah balik tadi malam" terang Bibi.

"Bi, Emir dimana?" tanyaku pada bibi

"oh Emir sudah tidur mbak dari tadi"

"Oh, maafkan aku nak, ibu sampai tidak menemanimu" guman hati ini.

"Ok, aku kembali ke dapur dulu ya mbak" pamit bibi ketika usai memberikan nampan pada ku

"Jangan lupa istirahat!!" pinta bibi,

"Terima kasih bi"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!