Bagaimana jadinya jika seorang wanita yang menjabat sebagai CEO di perusahaan itu menyukai seorang pemuda yang usia nya jauh berada di bawah nya?
Itulah yang di rasakan oleh Airyn Xylena Prameswari. Dia menyukai seorang pemuda bernama Arjuna Reksa, kedua nya bertemu secara tidak sengaja di sebuah cafe yang dimana, Juna bekerja disana.
"Aku menyukai mu, Jun."
"Apa yang Nona katakan? Anda tidak mungkin menyukai saya yang hanya pegawai cafe."
"Aku tidak peduli dan mulai saat ini, kau harus menjadi kekasihku dan aku tidak menerima penolakan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 - Apple Juna?
Juna menindih tubuh Airyn, dia menurunkan tali tangtop ketat yang di kenakan oleh sang kekasih, membuat bulatan kenyal yang sedari tadi terlihat sesak itu terbebas sempurna dari tempat nya.
Pemuda itu menganga saat melihat gumpalan lemak itu, dia beberapa kali menelan ludah nya dengan kepayahan begitu melihat pemandangan yang sungguh membuat tubuh nya menegang saat ini.
"Malah bengong, yang?"
"Indah sekali, sayang." Ucap Juna sambil mengusap permukaan kulit Airyn yang mulus tanpa cela itu.
"Isshh, aku malu di liatin kayak gitu, yang!" Ucap Airyn sambil menutupi gumpalan kenyal miliknya dengan menggunakan kedua tangan nya.
"Jangan di tutupi, mereka sangat indah, sayang." Jawab Juna sambil menarik tangan Airyn dari dada nya. Setelah itu, dia menundukkan kepala nya dan menatap sang kekasih dengan tatapan penuh arti.
"Boleh aku makan atau aku mainin gak, Bby?"
"Tentu saja boleh, kalau kamu suka." Jawab Airyn. Dia benar-benar pasrah di hadapan Arjuna. Dia membiarkan saja pemuda itu bermain-main di dada nya, dia menyusu seperti seorang bayi kehausan.
Airyn tersenyum kecil, lalu mengusap lembut rambut sang kekasih yang tersuru di dada nya, sesekali dia menarik nya pelan saat Juna menggigit puncak buah kenyal nya, mungkin karena gemas.
"Jangan di gigit dong, nanti lecet."
"Habis nya gemesin banget, Bby." Jawab Juna dengan mulut yang penuh dengan gumpalan lemak milik Airyn. Wanita itu tertawa pelan saat melihat ekspresi Juna, terlihat sangat lucu.
"Mulut penuh gitu jangan banyak omong."
"Hehe.." Juna cengengesan hingga kedua mata nya menyipit seperti bulan sabit. Airyn tidak menyangka kalau berpacaran dengan pemuda yang usia nya jauh lebih muda di bandingkan dirinya, ternyata bisa semembahagiakan ini.
Tingkah Juna yang masih sedikit kekanakan, sering kali membuat Airyn gemas dengan tingkah sang kekasih. Sampai sering dia mencubit pipi atau hidung pemuda itu saking gemas nya. Namun di balik sikap menggemaskan nya itu, Juna juga memiliki sifat lain. Dia bisa berubah menyeramkan seperti saat tadi siang mereka makan bersama. Lalu berubah lagi menjadi manja seperti ini dan juga dia bisa bersikap dewasa.
Juna adalah sosok pemuda yang sempurna di mata Airyn, dia memiliki semua yang Airyn inginkan dari sosok seorang pria. Dia memiliki semua nya.
Beberapa menit kemudian, Juna menyudahi aksi nya. Dia meninggalkan banyak bekas kemerahan di sekitar gumpalan lemak milik Airyn itu. Airyn membulatkan kedua mata nya saat melihat dada nya di penuhi tanda kepemilikan, pantas saja pemuda itu begitu anteng bermain disana. Ternyata, dia sedang membuat sebuah mahakarya berupa lukisan abstrak.
"Sayang, kamu terlalu banyak membuat tanda nya." Ucap Airyn melayangkan protes pada Juna. Tapi pemuda itu terlihat seolah tidak peduli, dia hanya melirik sekilas lalu kembali mengemil cemilan yang tadi belum habis.
"Sayang ihhhh.."
"Jangan protes, lagian siapa yang nyuruh kamu pake baju kurang bahan begitu hmm?"
"Tapi kan.."
"Kamu orang kaya, tapi pakaian nya kurang bahan begini sih."
"Isshh, kamu ini.."
"Hahaha, rasain. Biar kamu gak pake baju terbuka ke luar rumah." Ledek Juna yang membuat Airyn mengerucutkan bibir nya kesal karena Juna.
"Udah, gak usah ngambek. Makan yuk, keburu dingin." Ajak Juna sambil menggendong Airyn seperti bayi koala di depan tubuh nya.
"Kamu tuh ya, kalau aku jatuh tadi gimana? Kamu tuh suka tiba-tiba." Gerutu Airyn di pelukan Arjuna, tapi tetap saja dia melingkarkan kedua tangan nya di leher kokoh sang kekasih.
"Aku suka menunjukkan dengan perlakuan, sayang. Bukan dengan ucapan."
"Iya iya deh, tapi apa kamu gak berat ini gendong aku?"
"Enggak kok, mana ada berat. Kamu ringan kok, seringan kapas." Jawab Arjuna membuat Airyn refleks memukul pelan dada bidang Arjuna.
"Haha, sayang. Kamu kalo ngambek gini kok malah gemesin sih? Pengen aku gigit deh rasa nya." Ucap Juna lagi, sambil menggesekan hidung bangir nya ke hidung Airyn.
"Jangan di gigit, sakit. Mending di cium aja, aku gak bakalan nolak kok, sumpah."
"Kamu suka ya aku cium?" Tanya Juna. Airyn tersenyum lalu menganggukan kepala nya dengan cepat mengiyakan.
"Iya, aku suka. Suka banget malahan, soalnya bibir kamu manis, hehe."
"Manis?"
"Iya, gak bau rokok." Jawab Airyn. Juna tersenyum lalu menurunkan sang kekasih di meja dekat wastafel yang ada di dapur. Juna memeluk pinggang Airyn dengan erat, sedangkan tangan wanita itu masih melingkar mesra di leher kokoh Arjuna.
"Aku gak suka rokok, tapi kalo lagi capek sih pernah beberapa kali, yang."
"Dari pada ngerokok, mending ciuman sama aku aja. Gimana?" Ucap Airyn sambil tersenyum.
"Iya, sayang. Sekarang aku bakalan pilih bibir kamu di banding rokok, kalau dulu kan aku jomblo. Gak punya pacar, jadi ya lampiasin nya sama rokok. Kalau sekarang ada kamu, aku mendingan ciuman sama kamu." Jawab Juna membuat Airyn terkekeh pelan.
"Kenapa jomblo? Kamu ganteng begini, gak mungkin kan kalau gak ada yang mau sama kamu, sayang?"
"Hehe, yang ngejar-ngejar sih ada sampe sekarang. Cuman ya, aku gak mau. Apalagi seumuran, males. Hehe."
"Jadi, kamu memang nya suka yang kayak gimana?"
"Aku suka yang lebih dewasa, sayang."
"Pantesan aja kamu gak nolak pas aku ajak pacaran." Jawab Airyn sambil terkekeh.
"Awalnya tuh, aku mikir kamu bohongin aku lho. Soalnya, wajah sama badan kamu gak keliatan udan usia kepala tiga."
"Aku perawatan dong biar keliatan awet muda, jadi gak keliatan jadi tante-tante kalau jalan sama kamu."
"Haha, kamu ini sayang." Juna mengacak rambut Airyn dengan gemas, lalu mengecup singkat bibir tipis wanita cantik itu.
"Makan sekarang yuk? Aku laper, hehe."
"Ayo, cantik ku."
"Berhenti bikin aku salting, bisa?" Tanya Airyn yang membuat Juna terkekeh.
"Kamu salah tingkah ya itu salah kamu, sayangku."
"Tapi perkataan kamu tuh yang bikin aku salting, bocil ku."
"Bocil apaan? Mau aku kasih tanda lagi?"
"Ohh ya, i need your Apple.." Ucap Airyn yang membuat kening Juna mengernyit heran.
"Apple? Aku gak punya, tapi di kulkas ada kan?" Tanya Juna. Dia mana mengerti dengan Apple yang di inginkan oleh Airyn. Wanita itu tersenyum, sekarang Juna sedang berada di dalam mode polos. Padahal, dia tidak bisa di sebut polos lagi sekarang, karena sudah mengenal susu murni yang mengalir langsung dari pegunungan asli.
"Kamu gak tahu apa itu apple yang aku maksud, sayang?" Tanya Airyn membuat Juna menggelengkan kepala nya.
"Apple yang aku tahu ya itu buah, buah apel." Jawab Juna sambil keheranan. Tapi Airyn malah terkekeh, dia menyentuh leher Juna dengan lembut.
"Aku ingin Apple.."
"Iya, sebentar aku ambil Apple nya dulu di kulkas." Jawab Juna, dia bersiap untuk pergi. Tapi Airyn menarik leher Juna dan menggigit sesuatu di sana.
"Aahsss, sakit.."
.....
🌻🌻🌻🌻